Raymond kembali memusatkan pandangan kepada Devan. "Kenapa kamu sangat yakin akan hal itu?"
"Tentu saja aku sangat yakin. Divya pernah bercerita kepada diriku mengenai hal tersebut. Aku juga tidak menyangka pria yang ada di dalam kehidupan buruknya Divya yakni kamu, Ray. Namun, tindakan kamu dulu memang sangat kejam, Ray. Dia hampir melenyapkan dirinya karena hal tersebut." Devan juga kembali menatap tajam ke arah Raymond.
Luke langsung menyahut, "Be–benarkah? Wah, ini memang sangat keterlaluan, Ray. Aku juga tidak menyangka kamu bisa melakukan hal itu kepada wanita lemah seperti Divya," pekiknya.
"Hal itu sudah lama terjadi. Pada saat itu aku juga masih dalam keadaan. Emosiku sedang tidak stabil. Hm, sudahlah! Aku juga enggan membahas tentang wanita itu," sosor Raymond mulai merasa emosi.
***
"Tumben sekali Raymond pergi tanpa memberitahu diriku," gerutu Divya setelah tidak melihat mobil Raymond di depan rumah.
TIN!
TIN!