Dengan tatapan santai Divya langsung menjawab, "Kenapa saya bisa mengatakan hal itu, Pak? Haha, saya bisa mengatakan hal itu juga karena saya bisa menilai orang dengan baik!
"Eh, maksudmu aku tidak bisa menilai seseorang?" sosor Raymond merasa kesal.
Divya langsung menaikan kedua bahunya secara sekilas. "Entahlah, menurut Bapak bagaimana? Hm, jika saya terlalu banyak berbicara, mungkin saja Bapak akan semakin tidak menyukai saya. Hari sudah malam, Pak. Ayo, kita pergi beristirahat saja!" Ia berusaha mengalihkan pembicaraan mereka.
"Jangan pergi! Aku belum selesai berbicara!" sentak Raymond kemudian. "Lanjutkan ucapanmu jadi. Aku paling tidak suka mendengarkan sebuah kenyataan setengah-setengah seperti itu!" Raymond kembali menarik tangan Divya dengan kasar. "Lanjutkan!"
Divya langsung menelan salivanya setelah melihat tatapan tajam pria itu. "Saya akan melanjutkan ucapan saya jika kamu menaati satu permintaan saya ini, Pak. Bagaimana?" Ia kembali menaikan satu alisnya.