Chereads / BALAS DENDAM MANTAN ISTRI / Chapter 1 - Masa  Sekolah dan Kuliah

BALAS DENDAM MANTAN ISTRI

Hestika_Tika
  • 133
    Completed
  • --
    NOT RATINGS
  • 137.8k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Masa  Sekolah dan Kuliah

Masa remaja Sekar di isi dengan mengikuti pendidikan formal di sekolah umum, tetapi pada waktu itu Sekar dan adik-adiknya termasuk anak-anak yang cerdas dan selalu dapat rangking di sekolah tetapi mereka punya kekurangan yaitu tidak pernah bersosialisasi dengan lingkungan/tetangga, pergaulan mereka hanya terbatas pada teman di sekolah dan rumah saja karena orang tua mereka melarang untuk bermain dengan teman sekitar lingkungan rumah, karena dilingkungan mereka kebanyakan adalah anak-anak tidak bersekolah dan orang tuanya tidak mampu untuk menyekolahkan anaknya, paling tinggi hanya sampai Sekolah Dasar saja itu sudah cukup.

Ketika Sekar mulai memasuki Sekolah Menengah Pertama, Sekar mulai disibukkan dengan berbagai kegiatan sekolah begitupun adik-adiknya semuanya mereka sibuk dengan buku pelajaran. Dan sekarang Mamapun mulai bertanya, "Sekar, disekolah pelajaran apa yang menjadi kendala bagi kamu dan kegiatan apa saja yang kamu ikuti itu semua mama harus tahu." Lalu Sekar menjawab, "Semua kegiatan Sekar ikuti mama, cuma matematika Sekar tidak mengerti sama sekali." "Oh itu, kalau bahasa Inggris bagaimana ?," ujarnya. Sekar menjawab, "Kalau bahasa inggris Sekar bisa dan mengerti bagi Sekar bahasa inggris adalah pelajaran paling mudah." Lalu mama bertanya kepada adik-adiknya yang lain seperti Arum, Gendis, Sonya, Maria dan Aurora dan adik Banyu masih kecil belum bersekolah. Karena mereka semua bersekolah dan ada yang sekolah pagi dan ada yang sekolah siang, jadi mereka saling berganti menjaga adik dan mengurus rumah.

Pada waktu malam hari semua belajar tanpa terkecuali dan mama mereka mengawasi, kemudian mengatakan, "Anak-anak, mulai hari senin kalian semua harus kursus bahasa inggris, karena kalian semua sudah mama daftarkan dan mama tidak mau tahu kalian harus berangkat kursus tapi adik kalian Banyu dibawa dan jangan ditinggal tetapi tanggung jawab kalian di rumah harus pula dikerjakan." Karena mereka tidak menggunakan jasa Asisten Rumah Tangga, mama mereka pun sesudah pulang kerja mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang anak-anak tidak bisa mengerjakan. Kalau Papa mereka kerjanya diluar kota jadi jarang ada di rumah. Dan mereka anak-anak sangat rindu pada sosok Papa, karena Papa orang yang sangat baik dan lembut. Tibalah hari senin, sesudah pulang sekolah mereka makan siang dan menunggu untuk berangkat kursus bahasa inggris, begitulah rutinitas mereka setiap hari.

Tidak terasa Sekar dan adik-adiknya sudah menyelesaikan sekolah, lalu mereka mulai mencari pekerjaan melalui internet juga melalui kawan-kawan sekolah. Pada akhirnya mereka semua mendapat pekerjaan dan mereka lapor kepada mama, "Mama, kami sudah dapat pekerjaan, Sekar, bekerja di sebuah Bank swasta terkenal, Arum, Gendis dan Sonya diterima sebagai Tata Usaha di beberapa Sekolah Dasar sebagai tenaga honorer." Kemudian mama berkata, "Oh, kalian semua sidah terima kerja, kalau sudah bekerja jangan kalian pacaran dulu, kuliah

itu penting untuk masa depan kalian, karena mama tidak mewariskan harta, yang mama wariskan ilmu.

Sesudah bekerja mereka mendaftarkan diri untuk kuliah pada universitas yang mereka inginkan dan Sekar mengambil mata kuliah ekonomi makanya Sekar kuliah di fakultas ekonomi dan kedua adiknya mengambil jurusan keguruan karena mereka ingin jadi guru.

Setelah beberapa tahun kemudian mereka dapat menyelesaikan kuliah dengan tepat waktu dan dengan nilai membanggakan. Pada saat wisuda kedua orang tua mereka mendampingi, untungnya mereka saat wisuda waktunya tidak bersamaan.

Setelah beberapa lama berkerja Sekar mendapatkan promosi jabatan sesuai pendidikkannya begitu pun ketiga orang adiknya semuanya telah diangkat sebagai tenaga pengajar di Sekolah Dasar dimana mereka mengabdi.

Sekar pun tidak lupa untuk menceritakan keadaan adik-adiknya yang lain yaitu Maria, Aurora dan Banyu semuanya berhasil dalam pendidikkannya. Kemudian karena masih banyak waktu luang yang terbuang maka Sekar dan adik-adiknya membuat keputusan untuk melanjutkan kuliah kembali, tetapi kali ini ditentang oleh mamanya, kata mama, "Kalian kalau bisa jangan kuliah lagi, kalian perempuan harus berumah tangga, nanti kalau kalian terlalu tinggi laki-laki akan takut dan minder pada kalian." "Carilah jodoh, jangan pendidikan terus," lanjutnya.

Terus mereka menjawab bersamaan, "Mama, jodoh itu cari dimana." "Kuliah lagi nanti kalau kalian sudah berumah tangga," lanjutnya.

Tapi mereka tidak mendengarkan perkataan mama, karena mereka pikir nanti juga bila sudah waktunya pasti mereka dapat jodoh. Tanpa sepengetahuan dan izin mamanya mereka daftar ke universitas yang mereka suka untuk daftar kuliah kembali untuk mengambil master, lagi pula selagi mereka masih muda, kalau mereka sudah berumah tangga dan mempunyai anak pasti susah dan repot, itu pikir mereka.

Pada acara ulang tahun kantor Sekar, Sekar bertemu dengan sahabatnya waktu sekolah menengah atas dia duduknya satu meja dengan Sekar, saat itu dia pandai matematika jadi Sekar selalu bertanya padanya namanya Herman, tetapi kalau pelajaran bahasa inggris dia bertanya pada Sekar jadi balance, "Hai, kamu Sekarkan ?," tanyanya. Lalu kujawab, "Oh, kamu Herman ?, sekarang kamu dimana dan kerja dimana ?". "Hai, kalau bertanya satu-satu jangan sekaligus begitu, jadi aku harus jawab yang mana dulu," ujarnya. "Terserah yang mana saja duluan," jawabnya. Akhirnya Sekar mengerti bahwa dia bekerja sebagai rekanan kantornya. "Aku tidak pernah ketemu kalau kamu ke kantorku, besok kalau ke sana mampir ke lantai 2," tukas Sekar. "Oh, lantai 2 ? itu ruang Presiden Direktur, kamu disitu ? kamu sekretaris ?," ujarnya. Lalu Sekar jawab, "Iya, aku sekretaris Presiden Direktur." Katanya, "Kalau itu pantas karena dari sekolah dulu kamu jago bahasa inggrisnya."

Sedang mereka asyik berbincang-bincang bapak Presiden Direktur menelepon Sekar untuk mengikuti rapat penting tugas Sekar adalah mencatat dan membuat laporan kemudian Sekar bergegas meninggalkan sahabatnya itu dan pergi menuju ruang rapat. Ketika sedang membuat laporan hasil rapat, Sekar baru ingat tidak minta nomor handphonenya Sekar sangat menyesal.

Hari-hari Sekar adalah rutinitas kerja dan sepulang kerja Sekar langsung ke kampus untuk menimba ilmu kesibukan itu semua Sekar suka. Dan yang paling sering berbohong sama mamanya adalah Sekar, kenapa berbohong ? jawabnya adalah Sekar pulang kerja pukul 17.00 wib lalu kampus masuk pukul 18.00 wib selesai kuliah pukul 20.30 wib dan yang paling enak adalah adik-adiknya, mereka kuliahnya siang jadi tidak ketahuan mama. Dan ketika Sekar menerima gaji bulanan, maksud Sekar mau memberi mama setengah gajinya saja, karena Sekar kuliah dan makan diluar rumah semua perlu ongkos tetapi mamanya marah besar uang gajinya diterima tapi dilempar kembali ke wajahnya, Sekar kaget setengah mati lalu uangnya Sekar pungut dan Sekar kantongi.

Berawal dari semua itulah mamanya mulai sering marah, mencubit dan menjambak rambutnya yang panjang, dan pernah suatu hari Sekar pulang larut malam sekitar pukul 23.00 wib mama murka sekali dan yang paling tidak enak Sekar rasakan rambutnya yang panjang di gunting habis mamanya sampai botak tidak beraturan, karena Sekar nakal menurutnya Sekar pacaran sembunyi-sembunyi sampai tengah malam, menurut mamanya, "Kalau hamil bagaimana jadi malu kita." Dan keesokan harinya Sekar berangkat kerja dengan memakai topi, teman-teman kantor memandangnya dengan perasaan ingin tahu, tapi Sekar tidak peduli, tetapi atasannya mengatakan kepada sesama sekretaris untuk membawa Sekar ke salon memperbaiki cukuran rambutnya.

Tetapi disini adik-adiknya tidak boleh ada yang memberitahu bahwa Sekar kuliah lagi ambil master, takut mama marah besar, karena mereka tidak boleh ambil master kalau belum menikah, jadi disini walaupun mereka benar, tetap bersalah dalam pandangan mama karena melanggar apa yang diperintahkan.