"Lo cemburu?"
Flora segera mengalihkan pandangannya ke arah Luna dan dengan cepat ia menggelengkan kepalanya. Flora tidak setuju dengan ucapan Luna kepadanya. Flora tidak pernah cemburu terhadap apapun yang Rafa lakukan.
"Gue nggak cemburu," kata Flora dengan cepat.
"Trus kenapa nggak mau makan disini aja?" tanya Luna sembari menaik turunkan alisnya. "Kelihatan kalo lo cemburu kok. Ngaku aja sama gue. Nggak bakal gue aduin sama siapapun."
"Gue kalo bilang nggak cemburu, artinya gue emang nggak cemburu, Lun. Lo kayak nggak tau gue aja," kata Flora. Apa yang Flora ucapkan sangat berbeda dengan hatinya.
Luna tersenyum penuh arti saat menemukan ide yang sangat brilian. Luna tersenyum licik dan menarik tangan Flora untuk mendekati meja dimana Rafa dan Jessica duduk.
"Lo mau bawa gue kemana, Lun." Flora berusaha untuk melepaskan tarikan Luna dari tangannya. Tapi bukan Luna namanya jika tidak melakukan apapun yang ia mau.
Luna menghentikan langkahnya di samping meja Rafa. Flora juga mau tak mau berdiri di samping Luna. Flora tidak bisa menebak apapun yang akan Luna lakukan disini. Yang pasti Flora yakin jika Luna berniat jahat kepadanya. Apalagi disini ada Rafa dan juga gadis yang bernama Jessica.
"Haii, Raf," sapa Luna dengan suara cemprengnya.
Rafa yang sedari tadi sedang menikmati rokoknya dan berbincang dengan Jessica pun segera mengalihkan pandangannya ke samping dan terkejut melihat Flora dan Luna berada di sampingnya. Saking terkejutnya Rafa, ia pun langsung membuang rokoknya yang masih tersisa banyak.
"Boleh duduk?" tanya Luna tanpa malu sedikitpun. Luna beralih menatap Jessica. "Boleh gabung sama lo disini, Jes?"
Jessica menggaruk tengkuknya dan menganggukkan kepalanya dengan singkat. Sebenarnya Jessica tidak mau ada orang lain yang datang menemui mereka dan mengganggu waktu berduaannya dengan Rafa. Tetapi apa boleh buat, orang yang berdiri di depan mereka saat ini adalah Luna, sahabat Rafa juga.
"Duduk aja."
Dengan senang hati, Luna duduk di samping Jessica. Sementara Flora masih berdiri di tempatnya. Flora tidak tahu harus duduk dimana. Kursi yang kosong hanya berada di samping Rafa.
"Duduk, Flo. Ngapain masih berdiri," kata Luna sok asyik.
Rafa hanya diam saja dan tidak berkutik sedikitpun. Rafa masih ingat bagaimana sikap Flora tadi siang kepadanya saat di sekolah. Flora seperti menghindar darinya. Dan sekarang tiba-tiba saja Flora ada di sampingnya.
"Duduk aja, di samping Rafa," kata Luna lagi.
Akhirnya Flora menganggukkan kepalanya dan duduk di samping Rafa. Flora dan Jessica saling bertatapan satu sama lain dengan tatapan menilai. Apalagi Jessica, meskipun Rafa belum mengatakan langsung kepadanya tetapi Jessica tahu jika Rafa menyukai Flora. Gadis sederhana yang bahkan Jessica tidak tahu apa yang kelebihan gadis itu.
"Lo sekelas Luna juga?" tanya Jessica memulai obrolan dengan Flora.
Flora menganggukkan kepalanya dengan pelan. "Iyaa. Gue sekelas sama Luna."
"Kenal sama Rafa juga?" tanya Jessica lagi.
Flora melirik Rafa sekilas. Rafa hanya diam saja di tempatnya tanpa melirik balik sedikitpun kepadanya. Flora merasa Rafa yang ada di sampingnya saat ini sangat berbeda dari Rafa yang sebelumnya. Tadi pun, sebelum Flora datang, Rafa terlihat sangat menikmati waktunya bersama Jessica. Rafa selalu tersenyum dan terkekeh saat berbicara dengan Jessica. Tapi semenjak kedatanganya, Rafa jadi mendadak diam dan tidak banyak omong.
"Kenal biasa aja, sih. Kita temanan," kata Flora dengan senyum canggungnya.
"Kok lo diam aja, Raf. Karena ada Flora disini, ya?" tanya Luna dengan tatapan menggodanya. "Lo jadi diam dan nggak berkutik."
"Nggak," kata Rafa cepat. "Lo berdua kenapa bisa ada disini? Kebetulan banget pas gue sama Jessica disini. Lo ngikutin kita?"
"Enak aja." Luna menoyor kepada Rafa. "Gue sama Flora lagi nyari gaun buat acara ngedate gue nanti malam. Lo kapan ngedate sama Flora?"
Seketika Flora terbatuk mendengar ucapan Luna yang sama sekali tidak di filter itu. Luna memang tidak memikirkan kata-katanya terlebih dahulu sebelum berbicara. Luna mengatakan apapun yang ada di hatinya.
Rafa menatap Flora dan langsung mengusap punggung gadis itu. "Lo jangan ngomong sembarangan, Lun. Lihat teman lo jadi batuk."
Mendapat perlakuan seperti itu dari Rafa membuat Flora semakin tidak tenang di tempatnya, Flora merasa jantungnya berpacu dengan cepat saat Rafa mengusap punggungnya. Flora tahu maksud perlakuan Rafa itu baik, tetapi tidak dengan hatinya.
Jessica mengalihkan pandangannya dari Rafa dan Flora. Tidak bisa di pungkiri memang jika Jessica menyukai Rafa. Sikap dan perlakuan lelaki itu kepadanya bisa membuat ia mencintainya. Namun sayang, perasaan Jessica itu tidak bisa ia utarakan karena status hubungan mereka yang bersahabat seperti ini.
Jessica melirik jam tangannya dan beralih menatap Rafa. "Raf, kita lanjut sekarang, yuk. Udah mau sore soalnya."
"Boleh," kata Rafa. "Mau pergi sekarang?"
Jessica menganggukkan kepalanya. "Iyaa."
"Kalian mau kemana?" tanya Luna.
Rafa berdiri dari duduknya. "Mau nyari kado buat Mamanya Jeje."
"Sorry ya kita nggak bisa nemenin kalian lama disini. Gue sama Rafa masih harus nyariin kado buat mama gue," kata Jessica juga ikut berdiri dari duduknya.
"Gue balik duluan, Lun," kata Rafa sembari mengacak rambut Luna. "Jangan bucin terus kerjaan lo."
"Suka-suka gue," kata Luna sembari memeletkan lidahnya.
Rafa beralih menatap Flora. "Gue balik, Flo. Hati-hati pulangnya sama Luna."
"Iyaa, lo juga," kata Flora dengan canggung.
Rafa dan Jessica pun berjalan meninggalkan keduanya. Sama seperti tadi, Rafa pun masih merangkul pundak Jessica dan berjalan beriringan keluar dari cafe. Flora terus saja menatap ke arah Rafa dan Jessica yang semakin jauh darinya. Apa yang Flora rasakan sekarang tidak bisa ia jelaskan lewat kata-kata. Flora merasa perasaannya campur aduk dengan apa yang ia lihat barusan.
Luna yang ada di depan Flora pun menggeleng-gelengkan kepalanya. Luna tahu jika Flora cemburu, hanya saja gadis itu menutupi perasaannya dan tidak mau berterus terang.
"Kalo cemburu bilang aja, Flo. Ngelihatin Rafa sampe segitunya," ledek Luna.
Flora mengalihkan pandangannya ke arah Luna dan menggelengkan kepalanya. "Gue nggak cemburu, Lun. Berapa kali lagi gue bilang kalo gue nggak cemburu."
"Dan gue nggak akan percaya sama apa yang lo bilang, Flora. Gue tahu kalo lo itu lagi sembunyiin perasaan lo. Jujur sama diri lo sendiri apa susahnya sih, Flo. Lo nggak harus sembunyiin perasaan lo didepan gue," kata Luna panjang lebar.
Flora mengalihkan pandangannya ke arah lain sejenak dan kembali menatap Luna. Flora sendiri tidak tahu bagaimana perasannya kepada Rafa. Hanya saja memang ada perasaan tidak suka saat Rafa bersama gadis lain. Sepertinya Flora memang cemburu melihat kedekatan Rafa dan Jessica itu. Atau mungkin saja jika Flora sudah mulai menyukai Rafa.
Flora buru-buru menepis pikirannya itu. Flora tetap teguh pada pendiriannya jika ia sama sekali tidak menyukai Rafa. "Gue nggak cemburu. Gue cuma kaget aja ngelihat Rafa mesra sama Jessica."
Luna hanya bisa mengangguk pasrah saja saat Flora tetap tidak mau jujur terhadap perasaannya. Tetapi Luna merasa jika Flora memang sudah mulai menyukai Rafa. Hanya butuh waktu saja sampai Flora menyadari perasaannya itu.