Chereads / Segel Cinta Zayyan / Chapter 43 - Festival Olahraga Tahunan

Chapter 43 - Festival Olahraga Tahunan

Sepanjang perjalanan kembali ke kelas Dhita hanya diam saja ketika Dina dan Anjani sedang asyik mengobrol, jadi Dina dengan sengaja melempar pertanyaan ke Dhita agar ia ikut merespon percakapan ini.

"Tau ah! ga penting banget!" namun jawaban Dhita diluar dugaan. Dia malah balas dengan cuek banget gitu.

"Yaa penting dong Ta! adik lo kan daftar silat juga, ntar kalau dia ga lewat seleksi gimana dong?" sahut Anjani.

"Ya biar aja kali, kan masih ada Karate yang udah pasti bakal nampung dia!" sekali lagi Dhita menjawab dengan cuek.

"Kejam banget sih lo jadi kakak, adik lo itu udah ngebet banget pengen masuk silat. Masak lo gak bisa bilang sama Zayyan biar dia gak payah ikut seleksi." Anjani menggelengkan kepalanya.

"Memangnya Zayyan bakal dengerin kalau Dhita ngomong gitu ke dia?" tanya Dina yang polos itu.

"Lah Dhita pacarnya, jadi udah pasti di dengerin lah!" jawab Anjani dengan yakin.

Dia percaya walaupun Zayyan reseknya minta ampun dan udah emang gak ketolong, tapi dia masih punya rasa peduli yang besar. Bahkan lebih besar dari pacarnya ini.

"Mana ada pacar yang gak kasih kabar berhari hari," Dhita mendumal kesal. Dan itu didengar jelas oleh kedua sahabatnya.

"Apa? gue gak salah denger ni?" kata Anjani.

"Lo nungguin Zayyan ngasih kabar gitu maksudnya?" Dina ikut merespon dengan rasa penasaran.

Tidak pernah disangka sangka kalau Dhita akan mengeluarkan kata kata seperti itu, itu terdengar seolah olah ia sangat memperdulikan hubungan yang terjalin tidak sengaja ini.

"Nggak, hmm. Nggak gitu maksud gue." jawab Dhita gugup.

Dia sendiri gak sadar kalau udah ngucapin kayak gitu.

Itu semua keluar begitu saja karena kekesalan yang timbul didalam dirinya akibat Zayyan hampir tidak pernah berinteraksi lagi dengan dirinya setelah acara makan malam dirumahnya itu.

"Dhita! jangan bilang kalau lo sama Zayyan udah bener bener pacaran kayak orang pada umumnya?" Anjani tiba tiba megang tangan Dhita yang terasa dingin itu.

"Ta! Jawab! Asli tangan lo dingin banget nih!" Anjani melebarkan matanya. Dia gak percaya hal seperti ini akan terjadi sama sahabat terbaiknya ini.

"Anjani, lo kenapa sih? siapa yang bilang kalau kita udah pacaran beneran kayak orang orang?" Dhita berusaha membantah tudingan itu.

"Ya mana gue tau, kali aja lo udah baikkan terus jalan bareng dan akhirnya mulia jatuh cinta sama dia!" jawab Anjani sambil menatap rumit Dhita.

"Simpan pikiran liar lo itu buat doi masa depan lo nanti," jawab Dhita.

"Tapi berapa hari terakhir adik kelas kita pada ngomongin kalau lo pernah boncengan naik Vespa sama Zayyan Ta!" sahut Dina tiba tiba.

'Yaampun! siapa lagi yang nyebarin info gak penting kayak gini? jangan bilang si Daffa ya!' Dhita ngebatin setelah mendengar apa yang baru aja disampaikan Dina.

"Denger berita dari siapa lo?" tanya Dhita. Ga mungkin dong dia langsung ngaku kecuali emang ada saksi mata yang nyebarin berita ini.

"Ya berita seliweran aja sih, adik kelas kan suka tuh gosipin lo sama Zayyan." Dina menjawab jujur.

"Cuma gosip doang juga, ngapain terlalu di pikirin sih?" sahut Dhita.

"Yaa kali aja bener yang mereka bilang, makanya gue nanya sama lo!" tambah Dina.

"Udah ah, gue lagi males bahas anak itu."

Agar kedua sahabatnya tidak melanjutkan gosip tentangnya dan Zayyan yang sudah mulai beredar luas di sekolah ia menutup percakapan itu dan mempercepat langkahnya agar mereka tiba lebih cepat di sekolah.

Kembali ke kelas Dhita dan teman temanya melanjutkan pelajaran ketika waktu istirahat selesai.

Meski begitu masih terasa sulit bagi Dhita untuk fokus saat mengikuti pelajaran karena memikirkan Zayyan yang hampir tidak pernah bicara dengannya akhir akhir ini.

'Tu anak kenapa ya? Sesibuk apa sihh dia sampek gak pernah jumpai gue lagi?' batinnya

'Tapi Dhita! bukannya situasi seperti ini yang lo harapkan dari dulu? bukannya lo bakal lebih tenang kalau Zayyan gak ganggu ganggu lo lagi saat di sekolah?' Dhita berdebat dengan pikirannya.

Saat ia sibuk berdebat didalam pikirannya tentang Zayyan, tiba tiba suara Farrel terdengar dan menyadarkannya.

"Permisi pak!" ucap Farrel saat akan memasuki kelas.

"Silahkan masuk" kata guru yang sedang mengajar di kelasnya saat itu.

"Udah balik lo? tumben hari ini cepat?" tanya Dhita penasaran. Gak biasanya ni dia kepoin Farrel kayak gini.

"Yaa ini kan hari terakhir, jadi gak banyak lagi yang kami urusin." jawab Farrel dengan raut wajah yang kebingungan.

'Tumben banget ni anak kepoin urusan gue,' pikirnya dalam hati.

"Adik gue gimana?" biar gak keliatan lagi ngepoin, Dhita bertanya tentang adiknya.

"Adik lo? dia harus ikut seleksi nanti sore!" jawab Farrel.

"Seleksinya nanti sore?"

"Dhita! Farrel! ngobrol terus! bentar lagi kalian akan saya keluarkan!" baru aja Farrel mau jawab, udah kena marah guru.

Peringatan itu seketika membuat Dhita berhenti bertanya. Jujur ini pertama kalinya namanya disebut dalam teguran peringatan!

Kelas menjadi tertib sekali lagi dan mereka belajar dengan tenang didalam kelas.

Kembali ke ruangan dimana Zayyan sedang mengurus formulir formulir yang sudah di kembalikan, ia dan Yuda sudah mulai berberes agar bisa kembali kedalam kelas.

"Farrel emang parah banget, bisa bisanya dia balik duluan!" Yuda mengumpat kesal.

"Macem baru kenal Farrel aja lo!" jawab Zayyan sambil tertawa kecil.

"Tapi kan balik sama sama bisa bre,"

"Udah ah, siapin terus abis itu balik ke kelas!"

Mereka menyusun formulir dengan rapi biar saat sesi seleksi sore nanti gak perlu susah susah nyusunnya lagi.

Tepat saat mereka akan keluar dari ruangan, Rahma tiba tiba muncul di hadapan mereka.

"Aduh Rahma! lo bisa buat orang jantungan tau gak sih? ngapain nongol tiba tiba gitu?" ucap Yuda sambil elus dada.

Emang kebangetan ni cewek! bisanya tiba tiba nongol depan pintu.

"Lebai ah! mana ada orang yang bakal jantungan abis liat kecantikan gue!" Sahut Rahma yang minggu lalu sempat menangis setelah Zayyan jadian sama Dhita.

"Halah! nanti kalau Zayyan yang jantungan lo nangis," Yuda tau banget kelemahan Rahma.

"Apaan sih Yud, gak lucu tau gak!" Rahma mencoba biasa aja, tapi gak bisa di tutupi kalau jantungnya berdebar lebih cepat saat nama Zayyan yang udah di bawa bawa.

"Udah udah! becanda aja kalian! waktu permisi kita udah mau abis ni, ada perlu apa?" Tanya Zayyan.

"Ini, gue di suruh minta tanda tangan lo!" jawab Rahma sambil memberikan map berwarna merah yang sedari tadi di dekap di dadanya.

"Tanda tangan untuk?" tanya Yuda penasaran.

"Festival olahraga tahunan! 1 minggu lagi ni acaranya!" Rahma menjelaskan.

"Lah bukannya harusnya masih ada 1 bulan lagi? kenapa tiba tiba minggu depan?" Yuda kaget. Karena setaunya Festival ini baru akan diselenggarakan bulan depan seperti tahun tahun sebelumnya.

"Mana gue tau!"