Chereads / Segel Cinta Zayyan / Chapter 23 - Zayyan sama Gilang Ketemuan?

Chapter 23 - Zayyan sama Gilang Ketemuan?

"Mau cari masalah? tiap hari kali gue bermasalah dengan dia," jawab Dhita jutek.

Kalau sama Zayyan mah gak perlu cari cari masalah, papasan di jalan atau lirik lirikan aja bisa jadi ribut!

"Kalau itu kan cuma berdebat biasa Ta, gak di itunglah," sahut Icha, dia tau kali kalau Zayyan sama Dhita emang selalu debat kalau udah jumpa.

"Dah ah! pokoknya liat aja nanti pasti kami bakalan putus!" udah males dia ngeladenin kawan kawan gak ada akhlak ini, bisa bisanya mereka dukung hubungan dia sama Zayyan.

Kring!

Jam pelajaran pertama telah tiba jadi semua siswa masuk kedalam kelasnya, begitu juga Dhita dan teman temannya.

Di kelas Dhita hari ini pelajaran pertama adalah Sejarah dan yang mengajar adalah guru cantik idola para siswa, buk Hanum.

Bukan hanya karena cantik tapi ia juga dikenal ramah dan pengertian dengan murid makanya banyak yang suka dengan pelajarannya.

Hari ini ia ingin memberikan catatan di kelas Dhita. Biasalah, pelajaran sejarah ngapain lagi kalau ngga mencatat dan menghafal?

Tapi di tengah tengah kesibukan siswanya yang pada mencatat ia memperhatikan ada satu siswa berparas eropa yang duduk di pojokan hanya termenung tanpa menggerakkan pena sama sekali.

"Gilang! kamu ngga nulis?" sambil mengerutkan kening, buk Hanum melempar pandangannya pada Gilang, yang dari tadi ia perhatikan hanya termenung menatap jendela.

"Tangan saya bengkak buk! saya nyusul aja ya?" jawab Gilang tanpa beban, dia tau guru yang satu ini gak bakal marah marah sebab pengertiannya sama siswa cukup tinggi apalagi kalau alasannya cukup kuat.

Karena buk Hanum menegurnya, satu kelas jadi memperhatikannya dan melihat kalau tangan kanannya memang terlihat bengkak.

Bahkan Farrel sampek ngucek mata berkali kali lalu melihat tangannya Gilang, 'jangan bilang itu ulah Zayyan?'

Baru aja kemaren dia bahas ni orang bakal ngajak ribut Zayyan apalagi pas dia chat minta ketemuan.

Dia udah felling gak enak tu! kalau gak berantem mana mungkin bengkak gitu kan?

"Loh kok bisa bengkak gitu, coba sini ibu liat!" Hanum menautkan alis, ia tau Gilang anak bela diri tapi gak pernah dia datang dengan tangan seperti itu saat pelajarannya.

"Gapapa buk, besok juga udah mulai sembuh ini," jawab Gilang.

"Ke uks sana biar di kompres pake air hangat atau di kasi obat apa gitu!" jawab buk Hanum, dia khawatir kalau bengkaknya akan pulih lebih lama jika tidak di obati.

Sementara itu Dhita masih sibuk dengan catatannya, sebagai anak yang cukup disiplin di sekolah dia tidak ingin meninggalkan pelajarannya untuk urusan orang lain yang tidak penting.

"Udah saya batin kok buk, palingan--" Gilang bersikeras tidak ingin pergi ke uks, lebih baik di sini sambil memandangi Dhita dari belakang pikirnya.

"Ke uks sekarang atau jangan masuk kelas saya 3 pertemuan kedepan!" buk Hanum memotong kalimat Gilang, dia tidak suka kalau ada murid yang membangkang apalagi itu untuk kesehatannya sendiri.

"Eh, iyaiya saya ke uks sekarang." Gilang langsung bangkit dari kursinya dan permisi ke uks.

Saat Gilang pergi ke uks, Farrel memanggil Dina yang duduk tidak jauh darinya, "Din! woy!" lagi fokus nulis si Dina jadi wajar kalau agak budeg.

"Iya, ada apa sih ganggu orang aja!" jawab Dina jutek, gak enak banget kalau lagi fokus nulis di ganggu. Bisa ilang mood nulisnya.

"Tangan Gilang kenapa tu? bengkak banget woy," tanya Farrel. Dia kepo karena semalam Zayyan ketemuan sama Gilang.

"Au ah! gak penting banget pertanyaannya, memangnya gue pacarnya apa?" mendengar pertanyaan Farrel malah buat makin badmood, gak penting banget gitu sampek ganggu orang nulis.

"Ah lo gak asik banget dah," sahut Farrel.

*

Sepanjang jam pelajaran di kelas Farrel kepikiran gimana kondisi Zayyan, karena udah pasti berantem tu mereka!

Dan dia kepikiran sama Zayyan bukan karena nganggep Zayyan bakal kalah, tapi mereka berdua sama sama ketua bela diri jadi pasti besar dampaknya kalau saling pukul.

Gilang aja tangannya sampek bengkak gitu, Zayyannya gimana?

Jadi pas jam istirahat tiba ia langsung menunggu Zayyan di kantin.

"Zayyan!" panggilnya tepat ketika Zayyan masuk kedalam area kantin bersama Yuda dan beberapa teman lainnya.

"Lo gak papa?" kebetulan Dhita sedang lewat di sebelah Farrel, jadi dia mendengar pertanyaan itu.

'gak papa? emangnya si Zayyan kenapa?' entah kenapa kepo aja dia sama tu orang.

"Gak papa apanya?" Zayyan pun bingung dengan pertanyaan itu, baru datang udah di tanya gak papa. Emangnya kenapa sama dia?

"Gak ada yang cidera kan? tangan lo bengkak juga gak?" lagi lagi Dita dengar karena Dina udah terlanjur ambil tempat duduk di belakang Farrel, jadi jarak mereka gak sampek 2 meter.

"Lo kalau ngomong yang jelas napa Rel," jawab Zayyan, bingung ngadepin sohib yang satu ini. Gak tau dia sedang ngomong apa sekarang.

"Tadi malam jadi ketemuan sama dia?" Yuda pun terheran heran sama ni orang, pagi pagi udah konslet.

"Gilang? jadilah emang kenapa?" dari awal masuk kantin Zayyan gak sempat perhatiin sekitar karena langsung di ajak ngomong Farrel, jadi dia gak sadar kalau Dhita duduk di bangku dibelakangnya dan mendegar semuanya.

Dengar nama Gilang di bawa bawa, Dhita yang sedang nyuap nasi goreng buk atik menghentikan gerak tangannya dibarengi kerutan dikeningnya.

'Ngapai mereka sama gilang?'

"Lo berantem sama dia kan? tangan dia bengkak woy, tapi lo kok gak apa apa?" frontal banget Farrel tanyanya karena capek dari tadi Zayyan gak ngerti ngerti.

"Siapa bilang kami berantem?" jawab Zayyan dengan bingun, perasaan semalam baek baek ajalah gak ada berantem.

Dhita bukannya mau nguping tapi karena jarak duduk mereka deket banget dia jadi denger dan penasaran ada masalah apa sebenarnya Zayyan dengan Gilang.

"Kalau gak berantem kenapa tangan dia sampek bengkak gitu bre, dahlah gak usah bohong." Farrel sama sekali tidak percaya, iya kali Gilang cidera tanpa sebab.

"Dih maksa banget! kita aja ngobrol gak sampek 5 menit habis itu gua cabut," jawab Zayyan dengan malas.

"Yud, sekalian pesanin gua ya! mieso aja banyakin ayam suirnya!" Yuda baru aja bangkit mau pesan udah langsung nitip ni orang.

"Mager banget sih lo," jawab Yuda sambil berdiri, dan tanpa sadar terlirik ke arah belakang Zayyan yang ternyata di huni oleh Dhita dan gengnya.

"Za!" ucap Yuda sambil naikin alis sama muncung bibirnya, niat hati mau nunjuk kalau Dhita ada di belakang dia.

"Apa lagi, udah pesan dulu lah dah laper gue!" Zayyan mendorong Yuda kedepan.

"Ah lo mah gak paham!" gumam Yuda kesal karena Zayyan gak ngerti kode darinya.

Sementara itu Dhita masih kepo, ngapai Zayyan ketemuan dengan Gilang semalam?