Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Zark, Soulmate of the dark

Lilis_Winarti_2795
--
chs / week
--
NOT RATINGS
11.9k
Views
Synopsis
pemuda misterius yang muncul di tengah-tengah kota, bertelanjang dada dan berjalan dengan keempat kaki dan tangan, sambil sesekali menyeringai menunjukan giginya yang buruk. tetapi, saat di dekati ia akan menghindar seperti anak kecil yang ketakutan dengan badut? berperilaku seperti anjing liar kelaparan dengan sorot mata ketakutan. sampai akhirnya seorang gadis mendekati dan membujuknya. membawanya tinggal dirumah dan memperlakukannya seperti manusia. bukan berarti semua yang dilakukan sang gadis berjalan mulus dan ada keluarga yang menentang, rasa penasaran gadis itu pelan-pelan membawa mereka kepada sebuah takdir yang mengejutkan. belum lagi masalalu pemuda misterius itu yang penuh misteri akankah semua terkuak seiring waktu yang mereka lewati??
VIEW MORE

Chapter 1 - Pria telanjang dada

Saat itu matahari belum juga naik sempurna sampai pangkal kepala tetapi para warga sibuk bergaduh ria setelah salah seorang warga, lebih tepatnya petani tua yang akan berangkat ke sawah tidak sengaja berpapasan dengan pemuda bertelanjang dada yang berperilaku mencurigakan.

Bapak tua itu berteriak sekencang yang ia bisa dan teriakan itu membuat lelaki kumal yang hanya mengenakan kain lusuh dibagian bawah tubuhnya lari tunggang-langgang kearah kerumunan warga.

Semua langsung ramai dan saling bersahutan meneriakan pemuda itu dengan nama-nama dadakan.

" orang gila .... orang gila ... "

" siluman anjing... tombak jantungnya. "

Beberapa warga bahkan membuat provokasi.

Lelaki itu merangkak cepat menggunakan tangan dan kaki, bergerak tanpa arah, menabrak apapun yang ia temui dan berakhir meringkuk di salah satu gubuk terbengkalai yang biasa digunakan warga untuk menjemur ikan dagangan dan meletakan barang tak berguna lainnya.

" hmmm... ing ... ing... " terdengar suara seperti kaingan anak anjing dari pemuda itu.

Beberapa warga yang menyadari mulai melangkah mundur perlahan.

***

Clara Bella Dominique bersungut-sungut kecil saat kakinya yang jenjang kearah kurus menjejakan kaki ke tanah becek pasar tradisional.

Sebenarnya dia bukanlah tipe anak orang kaya yang manja, ia hanya jengkel ketika ibunya mulai bersikap diktator dengan menyuruhnya bekerja termasuk berbelanja bulanan disaat libur semester.

***

Pemuda itu menangis dengan mengaing seperti anjing ketika para warga menghakiminya dengan kejam.

Warga yang wanita dan anak-anak bersorak kasar sambil melempari dia dengan batu atau makanan busuk atau buah busuk.

Sementara para pemuda dan bapak-bapak menghujaninya dengan pukulan kayu, bambu atau bahkan tangan kosong.

Clara melihat kerumunan aneh disekitar pasar dan rasa penasarannya yang tinggi malah membuatnya semakin mendekati kerumunan itu.

Dan telinganya terasa panas ketika ia semakin dekat dengan kerumunan itu.

Sumpah-serapah, hinaan tidak pantas dan kata-kata kasar lainnya bersahutan membuat dia berdebar dan mulai gemetar, tetapi penasarannya yang tinggi memaksa dia terus maju dan mengenyampingkan rasa takut.

" bunuh... bunuh ... "

Kaki Clara seperti terantuk hingga ia limbung karena baru saja mendengar kebencian seperti itu.

Sekali lagi ia teguhkan hati dan mantapkan tekad terus berjalan kali ini ia dengar sesuatu mengaing dan bayangan anjing jalanan yang di keroyok langsung menari-nari di imajinasi Clara.

Dia mulai dekat ke muka dan secara spontan kedua tangannya menyibak kerumunan.

Dan betapa terkejutnya dia melihat pemuda berpenampilan menyedihkan tengah dianiaya warga tanpa ampun.

" ah... dunia ini memang tidak cocok dengan aku yang cinta damai. " ia bicara dalam hati.

Lalu berlari kepada pemuda itu, berusaha melerai kemarahan warga.

Tetapi, percayalah itu semua tidaklah semudah seperti dalam adegan film.

Dimana pemeran utama akan sangat mudah menyelamatkan seseorang.

Clara harus terpelanting yang kesekian kali sampai akhirnya dia bisa menggapai tubuh pemuda yang ia taksir seusianya. Kisaran 20 tahunan.

" BERHENTI !!! "

" hei orang kaya, jangan ikut campur... disini berbahaya sebaiknya kau menjauh sebelum tubuh mulus mu ikut terluka. " ucap pemuda yang berdiri paling dekat dengan Clara.

Dan ucapan itu bukanlah pujian bagi Clara tetapi semacam ejekan, dan Clara bukan tipe orang kaya yang diam saja diperlakukan begitu.

" kalian mau membunuhnya??... kalian pasti akan dipenjara karena membunuh seseorang. "

" seseorang apa? ... dia cuma makhluk jadi-jadian yang meresahkan warga. " pemuda itu terus bicara tidak mau kalah.

Clara menarik napas dalam-dalam, malas sebenarnya menanggapi orang-orang macam begini.

Tidak mau kalah, senang teriak, merasa paling benar.

Sungguh penggambaran orang bebal.

Dia menoleh kepada pemuda itu, tubuhnya sudah berdarah, luka cukup lebar menganga di dahinya dan punggung juga.

" biar dia ku bawa... "

Nalurinya mengatakan untuk menolong.

" tidak... makhluk ini berbahaya, apa jaminannya dia tidak akan mencelakai orang lain. "

" apa orang dengan luka parah begini akan membunuh mu... bukannya kalian yang akan membunuh dia. Lepaskan dia! " Clara berteriak.

Seseorang bersetelan jas, terlihat berlari kearah Clara.

" sebaiknya kita pergi nona... atau nyonya akan marah karena kita terlambat. " dia bicara dengan napas tersengal.

" bawa dia! "

" itu akan membawa masalah. "

" kau dengar nona, memabg sebaiknya kau pulang dan tidak ikut campur. "

Clara mendekati pemuda yang sejak tadi banyak bicara, menatapnya dari ujung kaki ke ujung rambut lalu sebaliknya dari rambut ke kaki dan dengan gerakan cepat tangan Clara memelintir pemuda itu sampai dia berputar 90 derajat dan Clara membuat kuda-kuda menahan bobot pemuda yang lebih berat dari tubuh mungil miliknya.

Dan itu dia lakikan saat memakai gaun.

" bawa dia James, jika orang itu mati saat aku pergi ! Aku pastikan karir mu disini juga mati. " kesabaran Clara habis.

Dia lempar pemuda banyak bicara ini kemudian mulai menjauhi kerumunan.

***

Ajudan atau pengawal yang dipanggil James, memegangi pemuda kumal telanjang dada itu dengan sedikit risih.

Bukan apa-apa, aroma tubuh yang menguar dari tubuhnya sangatlah memualkan.

Aroma amis bercampur busuk.

" lalu apa yang akan kita lakukan dengan dia? ... "

" mmmm... " Clara diam sebentar memeriksa dengan seksama.

" bawa pulang saja. " ia berucap kemudian melanjutkan langkah menuju parkiran.

James menggeleng, ini akan menjadi masalah besar.

" tapi setidaknya jangan membawa dia dengan mobil. " ucap James saat tiba tepat di depan mobil yang akan ditumpangi.

Sang supir juga sudah menanti didepan pintu.

" baiklah... "

" pak ... bapak duluan saja, kami jalan. "

Sang supir memperhatikan ketiganya lalu kembali fokus kepada Clara.

" tidak apa-apa nona? " ia sedikit khawatir.

Clara tersenyum, " tenang saja kan ada James pak, bapak pulang duluan dan belanjaan yang dipesan James tinggal bapak ambil seperti biasa. Bapak hapal kan? "

Supir paruh baya itu mengangguk.

" ayo ... "

" kau tidak mau membawanya?... bukannya kau yang bersikeras menolongnya?... " James terdengar casual.

" jadi, pengawalku tidak mau melakukan tugasnya? " mereka bertatapan.

" hei ... aku lebih tua dari mu, sedikit sopanlah... kau yang memaksa membawa dia... atau kau nalu dengan pemuda bertelanjang dada? "

Clara menatap lelaki itu, tatapannya tidak lagi kosong.

" baiklah ... baiklah.. "

Clara mengalah dan bertukar posisi.

***

Pak Armand si supir sudah tiba lebih dulu dan itu mengundang tanya dibenak nyonya Dominique.

Tetapi, hal itu tidak berlangsung lama karena si nyonya sudah paham apa yang terjadi.

" kemana lagi Clara pergi bersama James, pak Armand? ... "

" maafkan saya nyonya, untuk kali ini saya tidak tahu kemana mereka pergi.

Nyonya Dominique seakan paham dan tidak bertanya lagi.

***

" ih ... sampai rumah kau harus mandi ! " Clara mendengus untuk yang kesekian kali.

Aroma tubuh pemuda ini bercampur dengan bau anyir darah adalah perpaduan sempurna untuk mengurangi nafsu makan.

James terkekeh melihat Clara ' menderita '

" kau mengejek ku, pria bongsor?? "

" kamu yang mencari masalah, maka lalui dengan lapang dada. "

Clara melihat pemuda itu mulai tertatih berjalan dengan kedua kakinya.

" kaki mu sakit??... "

" mmm ... mmm ... "

Clara melihat pantofel James.

" tidak akan !!! "

***