Chereads / Zark, Soulmate of the dark / Chapter 5 - Zarky

Chapter 5 - Zarky

keduanya bisa bernapas lega, lelaki yang sekarang memiliki nama Zarky telah tenang.

" kamu mengerti? ... Zark, baik jadi harus mendengarkan kami... aku James dan Clara. oke! "

" James ... "

" iya, kamu suka nama aku... tapi sekarang nama kamu Zark oke. " James menatap dalam-dalam mata Zark.

" Zark ... " suaranya lirih.

" YA ... dan dia Clara. kamu mengerti ? ... " James memberikan pengertian selembut mungkin, Zark menatap Clara.

" Clara ... "

lalu dengan tiba-tiba Zark menoleh kebelakang, dimana Angelica dan Sarah bersembunyi.

Angelica dan Clara mulai gusar, sorot mata Zark yang tak sengaja mereka lihat barusan seperti memberikan rasa intimidasi yang mengerikan sekaligus membingungkan.

merasa cukup keduanya memilih menjauh dan membiarkan ketiganya bersama.

***

" ada apa? ... " James ikut menoleh, Clara menoleh setelahnya.

Zark menunjuk ke semak-semak yang sempat dipakai Angelica dan Sarah mengintip.

" ada apa? ... " jiwa James sebagai pengawal terbangkitkan, rasa penasarannya semakin besar ketika Zark menunjuk semak yang jelas-jelas kosong.

Zark mendadak pucat dan terlihat lesu.

" kenapa ? ... kepala mu sakit atau ada yang sakit, kenapa pucat? ... "

darah mengalir dari kedua lubang hidung Zarky, tubuhnya sangat lemah bahkan untuk menatap James dia tidak mampu.

keduanya dibuat bingung sekaligus khawatir ketika tiba-tiba tubuh Zarky melemah padahal baru beberapa saat dia sangat terlihat sehat dan ceria.

" ajak istirahat aja ... itu darahnya nggak berhenti. " Clara bergidik ngeri melihat darah mimisan Zarky yang tidak berhenti meski James sempat menyumpalnya dengan tisue.

" James ... sakit ... " Zarky meremas kemeja James.

James langsung memboyong tubuh Zarky menuju rumahnya.

Clara membereskan beberapa hal yang tertinggal di bangku taman dan mengikuti mereka.

***

James langsung membaringkan tubuh Zarky diatas ranjang.

Clara sibuk menggeletakan barang yang ia bawa keatas meja yang terletak persis disamping ranjang.

terdengar James menyalakan kran, Clara mendekat dan memperhatikan Zarky yang tampak sangat kesakitan.

terlihat dari tatapannya yang kosong dan kelopak mata yang mengecil.

" tidur saja kalau sakit. " Clara berbisik dan Zark benar-benar tertidur.

Clara mengelap wajah dan kening Zarky yang banjir keringat dengan sapu tangan yang diambil dari sakunya.

sapu tangan hadiah pemberian ibunya yang selalu ia bawa.

" apa kita perlu mebghubungi dokter?... " Clara bertanya kepada James.

" lalu ketika dokter bertanya soal keberadaan dia? ... " keduanya menatap Zarky.

bagaimana pun ia adalah lelaki yang mereka susupi, seperti pendatang gelap yang akan menjadi masalah besar jika banyak orang yang tahu.

setidaknya, itu yang mereka pikirkan.

***

Nyonya Dominique yang kesekian kali melongok ke pintu.

" ada apa bu? ... " Sarah menyapa ibunya.

" Clara belum kembali. " ucap nyonya Dominique masih dengan pandangan yang mengarah ke pintu.

" tadi kami melihat Clara berada di taman belakang bersama James. " Sarah memberi isyarat kepada Angelica agar memanggil Clara untuk pulang.

tangan yang sengaja ia lingkarkan dibelakang punggungnya membuat isyarat agar Angelica bergegas.

" Clara ... Clara ... ibu memanggil mu. " Angelica berteriak sekeras yang ia bisa, melewati semak tempat dimana ia bersembunyi tadi.

James dan Clara saling pandang.

" ibu pasti sibuk mencariku, aku pergi. "

Clara terburu-buru, tetapi ia kembali berbalik dan melihat Zark yang saat memejamkan mata begitu gelisah.

" jaga dia dengan baik, jika sampai besok demamnya belum turun kita bawa ke dokter. untuk selanjutnya kita pikirkan sama-sama nanti. " Clara berpesan, sebelum ia benar-benar keluar rumah James.

" baiklah. " James menjawab datar, tetapi matanya sama sekali tidak lepas dari Zarky.

setidaknya mimisannya sudah berhenti.

Clara berlari kearah Angelica yang sudah menunggu dengan wajah cemasnya.

hari ini setidaknya Clara berhasil melewati hari tanpa repot berpikir keras bagaimana menjawab rentetan pertanyaan ibu.

karena cukup kedua kakaknya sebagai saksi bahwa dia memang hanya berada di sekitar kediaman James.

***

Sekelebat bayangan muncul secara misterius dihadapan Zarky dan bayangan itu tidak membiarkan Zarky bergerak bebas.

ketika kedua matanya menangkap sosok bayangan itu, maka disitulah kendalinya mulai berperan.

matanya mengikuti gerakan bayangan itu, wajahnya berpaling kearah semak-semak, ia saat itu hanya mengikuti bayangan, tubuhnya sama sekali diluar kendali.

ZARK

itu seperti pekikan yang menghantam gendang telinga, denging menguasai indera pendengaran sampai membuat kepalanya sakit.

Darah kehitaman keluar dari lubang hidungnya, matanya berkunang-kunang hebat.

sejatinya meski bibirnya berucap ia sama sekali tidak bisa mendengar.

Ia hanya pasrah ketika James membawanya masuk, menikmati sensasi seakan melayang dengan kepala yang berputar cepat.

" tidurlah .... " kata itu pun tidak ia dengar tetapi tubuh yang sudah tidak sanggup menahan pusing karena sensasi berputar semakin hebat ketika tubuhnya dibaringkan ke ranjang, akhirnya membuat ia terpejam.

Dan penderitaannya belum berakhir sampai disitu.

Ada sesuatu yang seperti dilempar keatas tubuhnya.

Zarky membuka matanya, membelalak hampir keluar.

James yang melihat keanehan itu merinding juga.

perlahan tubuhnya mundur dan menyaksikan tubuh Zarky menggeliat seperti tersengat listrik berkekuatan besar.

menggelepar dan akhirnya memuntahkan cairan putih berbuih dan itu masih dalam keadaan berbaring.

cairan itu mengalir kebawah dan mulai membasahi kasur.

Logika James sedikit lambat mencerna, dan ketika akal sehatnya kembali yang ia lakukan pertama kali adalah memiringkan tubuh Zarky agar tidak tersedak muntahannya.

tubuhnya masih kejang, tetapi James sudah menguasai keadaan dan dirinya.

dengan beberapa tissue yang ia tarik sembarang dari kotaknya, dia membersihkan sisa muntahan disekitar mulut Zarky.

tubuhnya masih tegang saat ia menyentuh lengannya, kaku sekeras batu.

***

Bayangan itu mulai memudar dan saat itulah tubuhnya mulai tenang dan matanya kembali terpejam.

ia angkat kepala Zarky dan mengganti alas tidurnya dengan yang lebih bersih.

ia tutupi sprei yang menyerap cairan muntah dengan selimut tebal dan dia buka satu sampai dua kancing kemeja Zarky.

dia basuh sebagian tubuh Zarky yang sempat terkena muntahannya, melepas alas kaki yang rupanya lupa ia buka saking paniknya.

" mmmm ... " gumaman Zarky selembut itu pun membuat James waspada.

Zarky membuka matanya kembali, menatap nanar kepadanya.

" kau tidak apa-apa?... bilang padaku apa yang terjadi ?! " James tahu jika pertanyaannya tidak akan mendapatkan jawaban, hal ini seperti penguat saja bagi dirinya.

Zarky mengedipkan mata, bayangan yang menghilang kali ini kembali dengan sosok yang sempurna.

sosok lelaki bertubuh tegap dengan rambut sedikit ikal yang panjang terurai, ia tersenyum kepada Zarky.

" ku kembalikan semuanya. " ucapnya sebelum ia benar-benar menghilang.

mimik wajah Zarky seperti akan memuntahkan sesuatu.

dan secepat kilat James mengangkat kepala Zarky, tetapi belum semua hal yang harus ia lakukan selesai.

Zarky kembali memuntahkan sesuatu, bahkan kali ini lebih dramatis karena ia sampai menitikan air mata.

iya, wajahnya sudah basah dengan air mata.

Kemarahan James yang siap ditumpahkan pun mendadak hilang, melihat keadaan Zarky yang menyedihkan.

" sampai berapa kali kamu mau begini??... kita ke rumah sakit besok. terserah apa kata orang nanti. " James bertekad, rasa tidak tega dan kelelahan bercampur kali ini.

sambil dalam hati berharap-harap cemas agar Zarky bisa tenang malam ini.

***