akan aku ceritakan apa yang terjadi saat aku memejamkan mata.
aku bertemu dengan sosok tampan dengan rambut panjang ikalnya yang tergerai sampai bahu.
dia tidak banyak bicara, hanya terus tersenyum kepadaku dan aku merasa nyaman saat melihat ia tersenyum.
aku mulai ketakutan ketika mataku menangkap sesuatu seperti dilempar kearahku dan aku sama sekali tidak bisa menghindar.
tubuhku kaku seperti batu, pada saat itu mata ku masih bisa melihat sosok itu tetap tersenyum dan masih berada di tempatnya semula.
Sesuatu itu menghantam tubuh ku dan rasa panas menjalar seketika dalam tubuh.
pangkal tenggorokanku seperti terjerat akar pohon yang kekuatannya menurut ku lebih sakit ketimbang tangan manusia biasa.
telingaku mendengar pekikan tawa, nada tawa yang penuh dengan kesombongan, rasa benci dan kesumat dendam yang mengerikan.
lalu sedetik kemudian menjadi pekikan tangis pilu seakan penuh penyesalan dan itu membuat ku takut setengah mati, aku paksa berlari tetapi sesuatu menarik kedua kaki ku sampai aku tersungkur dan wajahku mencium aroma tanah basah dan lengket.
ketika wajah ku mendongak, jasadku gemetaran tanpa sebab yang aku ketahui.
Sesuatu yang basah menjilati sekujur tubuhku.
ZARK ....
" ku kembalikan semuanya. "
tiba-tiba sosoknya berpendar lalu memecah menjadi serpihan cahaya dan menghilang kemudian.
" kembalilah ke tempat dimana kamu seharusnya berada, kelak jika kamu membutuhkan aku ... aku akan berada disana, bicaralah, bergerak lakukan sesuai keinginan mu. Sekarang sepenuhnya milik mu. " suara itu muncul sayup-sayup dan kemudian senyap.
***
Pertama kali membuka mata dan duduk kepala ku pening bukan main.
Dan pintu kamar pun tidak lama terbuka, sosok James tiba-tiba memeluk ku, meninggalkan baskom berisi air dan dwilap yang tiba-tiba tumpah karena kehilangan pijakan tangan James.
" kamu bangun ! kamu bangun ! kamu tidak jadi mati ... " dia terus mengeluarkan kata-kata yang sama dalam pelukan.
" aku tidak mau mati, James. " karena pusing mendengar kata yang sama darinya, aku lantas menjawab dan anehnya James melepas pelukannya dan menatapku dengan tatapan yang aneh menurut ku.
" maafkan aku ... " dia kemudian merapikan baskom dan dwilap yang tercecer.
Dia terus saja menatapi ku, sesekali membelai kepalaku tanpa melepas tatapannya, intens dia melihat ku.
" aku takut ... takut sekali jika kau mati, dua hari tiga malam kamu memejamkan mata. "
Aku kaget mendengar penuturan James.
" apa yang kamu lihat? .... saat tidur berkali-kali kamu menjerit dan memuntahkan sesuatu. niat ku membawa mu ke dokter sampai aku gagalkan. "
" apa maksud mu James? ... "
James terlihat canggung, " iya .... kamu terus-menerus memanggil Zark ... berteriak dan menangis. siapa sebenarnya Zark ?... "
ditanya begitu aku pun bingung bagaimana menjelaskan, karena aku sama sekali tidak mengerti dan tidak tahu apa yang terjadi.
ketika aku mencoba mengingat siapa pemilik nama Zark seperti yang ditanyakan James.
kepala ku rasanya sakit sekali, sakitnya melebihi sakit kepala biasa.
***
James memegangi kedua tangan Zark yang meremas kepalanya dengan keras, pekikan menakutkan mengalir keras dari mulutnya.
membuat James merinding.
" maafkan aku, maafkan aku .... sudah hentikan Zark. tidak penting siapa dia, sudah cukup. "
tetapi Zark masih terus memekik bahkan kali ini beberapa kali kedapatan ia memukul tempurung kepalanya.
Clara yang mulai rindu dengan kehadiran James dan kawan barunya Zark datang bertamu dan saat masuk ke kamar tidur dia malah mendapati Zark berteriak-teriak sambil menjengguti rambutnya, sementara James seperti orang payah yang berkali-kali terlempar oleh dorongan tubuh Zark saat mencoba menenangkan.
Clara berlari keluar, dan dia kembali dengan seember air yang siap ia siramkan.
***
Seember penuh air mwngguyur kedua lelaki yang sedang bergelut tidak jelas.
Clara termangu meninggu reaksi apa uang akan terjadi.
tidak ada pergerakan bahkan hingga menit kelima.
" kalian tidak apa-apa? ... aku terpaksa melakukannya sungguh!!! " Clara yang tak menerima tanggapan jadi bingung menjelaskan atas dasar apa tindakannya menyiram seember air.
James berbalik dan keluar kamar tanpa sepatah kata pun.
" Zark, kamu tidak apa-apa?? ... kamu tidak terluka karena seember air kan?... " Clara benar-benar takut jika Zark bertambah demam karena ulahnya.
Zark tidak mebggubris dia malah berdiri dan menyusul James.
" James ... " Zark menerobos kamar mandi yang memang tidak terkunci dan kebetulam sekali James sedang mengganti pakaiannya yang tadi basah habis tersiram.
mata mereka saling bertautan.
Clara yang sejak tadi mengikuti Zark kaget dan histeris setelah melihat punggung James yang polos tanpa busana.
" maaf ... maafkan aku. " dia gugup dan perlahan undur diri.
Menyisakan Zarky yang masih berdiri memegangi kenop pintu.
" sebaiknya kamu juga ganti pakaian sebelum kamu demam lagi. " James berbalik dan kembali berganti pakaian.
" aku benar-benar tidak ingat. "
" tidak apa-apa jangan dipaksakan, asal kau tidak mati itu sudah cukup. "
" kenapa? ... "
" ya .... " James yang selesai berpakaian mengambil alih kenop dan secara tidak sengaja menggeser dada Zark, mengambil ruang diantara mereka.
" aku malas saja kalau harus mwngubur jasad mu. " mereka bertatapan.
" kau bohong ... " Zark menjawab tidak terima.
" terserah, karena hari ini aku libur aku mau bersantai seharian di rumah. Dan kau jangan mengganggu ku ok.
pergilah bersama Clara. "
Clara langsung berdiri ketika James dan Zark datang.
" kau akan di rumah? "
James mengangguk, " sayang sekali. " Clara jelas-jelas kecewa.
" pergilah bersamanya. " James kemudian meninggalkan mereka berdua.
" mau pergi? ... " Clara seperti paham apa yang diinginkan Zark.
Zark melihat kearah dimana James tadi berjalan lalu kembali menatap Clara.
" kemana? ... "
" ayo kita ke pantai. "
***
James berniat mebghabiskan harinya dengan bersantai di rumah tanpa harus direpotkan dengan kedua makhluk menyusahkan.
tetapi semakin suasana hening pikirannya tidak bisa tenang sama sekali, pemikirannya selalu tertuju kepada Zark.
setelah kesembuhannya rasa penasaran James kepada Zark semakin tinggi, tentang siapa dia sebenarnya, mengapa ia tiba-tiba muncul di keramaian dalam keadaan bertelanjang dada padahal dia bukan pengidap gangguan jiwa.
apa benar ia tinggal di hutan tapi mengapa saat pertama bertemu dia seperti tidak memiliki skill untuk hidup di hutan dan hari ini sangatlah aneh, aneh saja beberapa hari sebelumnya dia bersikap seperti binatang bahkan untuk melangkah dengan normal saja dia harus mengajari sampai berteriak tetapi...
James jadi sakit kepala dan semakin gusar.
tidak mau pusing sendirian di rumah.
dia putuskan menyusul mereka.
tadi dia mendengar jika keduanya akan ke pantai.
***
" James ... " wajah Zarky sumringah. pandangannya terus kebelakang melihat sesuatu.
Clara yang penasaran ikut menoleh dan benar itu James mengikuti mereka dengan sepeda motor kebanggaannya.
Clara menghela napas dia lega sekaligus geli sendiri.
Lega karena tahu James akan ikut bersama mereka yang berarti mereka akan aman karena James pasti menjaga mereka, geli karena James bersikap acuh tak acuh padahal dia sangat peduli dengan kawan barunya Zark.
" dia menyukai mu Zark. " bisik Clara membuat Zark tersenyum malu-malu.
***
Clara bersandar didepan pintu mobil sementara Zark disebelahnya tak sabar menanti kedatangan James.
" tidak jadi liburan tanpa kami? ... " goda Clara setelah James selesai memarkirkan sepeda motornya dan bergabung dengan mereka.
" James ... " sejak tadi Zark sumringah.
" berhentilah menyebut namaku, bukankah kosa kata mu sudah banyak ! " dia sangat terganggu dengan kebiasaan Zark memanggil namanya.
" apa salahnya? ... dia sangat ... sangat menyukai mu. iya kan Zark? ... "
Zark mengangguk tanpa ragu dengan sumringah yang tak hilang dari wajahnya.
James membuang muka, diam-diam dia luluh juga.
***