Laksmana meminta Ara untuk menjemput Mira, dengan harapan agar bisa mendapat kejelasan dari gadis yang telah mengganggu pikirannya itu. Sementara Ara menuju ke rumah Mira, Laksmana membantu ibu Ara membereskan warung. Pemuda tampan itu tak tampak canggung. Disapunya bagian depan warung, dan sekitar warung yang terdapat daun-daun kering yang berserakan.
Ibu Ara melihat Laksmana dengan penuh rasa kagum. Jarang-jarang ada pemuda yang rajin begitu, dan tidak merasa malu untuk memegang sapu.
"Udah, Nak. Biar ibu aja yang nyapuin," ujar ibu Ara.
"Nggak apa-apa, Bu. Saya biasa nyapu, kok, di rumah, he he," sahut Laksmana, lembut, menolak permintaan ibu Ara.
"Ibu bereskan bagian dalam warung aja, biar cept selesai," imbuh Laksmana kemudian.
Ibu Ara tersenyum, lantas mengangguk. Dengan cekatan, wanita tua itu membersihkan seluruh bagian warung, tanpa ada yang terlewat satu pun.