Lomba cerdas cermat yang berlangsung di sekolah membuat para siswa menjadi sangat tenang. Seharusnya begitu, tapi untuk kelas yang jauh dari ruangan perlombaan itu tidak berlaku. Kelas Honey misalnya, mereka sangat ribut karena sekolah hanya berlangsung setengah hari. Hal itu kerap terjadi bila ada pertandingan besar di sekolah, seperti lomba cerdas cermat saat ini. Lomba itu di saksikan oleh banyak siswa dan guru-guru di sana tampak tegang. Setiap murid yang sedang berlomba menjawab pertanyaan para murid yang mendukung akan heboh. Seharusnya mereka menyemangati perwakilan sekolah masing-masing. Tapi wajah Jeffery yang rupawan membuat suporter sekolah lawan lupa tujuan awal kedatangan mereka adalah mendukung sekolah nya. Hingga pertandingan usai dan pemenangnya telah di tentukan para penonton sama sekali tidak terlihat kecewa padahal tim mereka kalah.
"Dan terjadi lagi.... Jeffery kembali memenangkan pertandingan...." mc yang bertugas mengumumkan pemenangnya. Dia memberikan sebuah piala dan juga piagam, para juru photo dan wartawan banyak mengambil potret pemuda tampan itu. Dengan segera kabar kemenangan Jeffery menyebar di internet. Para gadis mulai menyebarkan informasi dan juga mengomentari setiap artikel yang menampilkan photo Jeffery. Pertandingan memang sangat lah melelahkan, tapi saat pertandingan usai akan lebih melelahkan lagi karena para wartawan akan memberi pertanyaan secera bergantian. Meski wajahnya penuh senyuman tapi dalam benaknya Jeffery sangat kesal. Dia bertanya-tanya kapan semua ini akan berakhir
"Baik pertanyaan terakhir buat Jeffery, apa yang ingin di sampaikan kepada kedua orang tuamu?" pertanyaan itu membuat Jeffery murung, Jeffery murung bukan tanpa alasan. Tapi meski awalnya dia terlihat murung dengan pertanyaan itu, senyuman di wajahnya kembali dia perlihatkan.
"Orang tuaku tidak bisa hadir saat ini jadi aku akan menyampaikan pesan untuk mereka lewat video ini saja....." Jeffery tersenyum ke arah kamera yang merekamnya
"Silahkan lihat ke sini....." mendapat petunjuk tersebut Jeffery langsung tersenyum ke arah kamera yang di maksud.
"Ibu.... Ayah.... Aku menang lagi.... semoga kalian juga senang melihat piala yang aku bawa...." Jeffery membungkukan kepalanya lalu pidato pun berakhir. Wawancara yang melelahkan itu akhirnya selesai dan Jeffery bisa beristirahat di ruangannya. Namun melihat banyaknya guru di sana membuat Jeffery mengurungkan niatnya
"Aku akan pergi ke UKS saja...." gumam nya dan berjalan mengendap-endap keluar. Senyum terlihat di wajahnya saat dia berhasil keluar dari sana, langkahnya semakin cepat berharap bisa segera membaringkan badannya di atas kasur ruang UKS. Tapi Jeffery yang malang harus membatalkan kembali keinginannya itu karena ruang UKS di kunci.
"Kalau aku pulang sekarang pasti di anggap tidak sopan oleh guru-guru yang pasti sedang mencariku saat ini. Lebih baik aku pergi ke kantin saja menemui teman-teman ku. Mereka hanya akan memberi selamat dan tak akan banyak bertanya soal keberhasilan ku ini...." pikir Jeffery, jarak kantin yang cukup jauh dari UKS membuat dia berjalan cepat. Dia harus menuruni tangga karena kantin berada di lantai satu, sedangkan UKS dan tempat dia bertanding ada di lantai 3. UKS ada di tiap lantai tapi yang paling nyaman ada di lantai 3 itu sebabnnya Jeffery memilih UKS tersebut. Baru saja Jeffery sampai di lantai 2 suara ribut para siswa membuat Jeffery tersenyum
"Para siswa di lantai 2 memang terkenal paling ribut, aku mulai mengerti perasaan para guru. Ketika sampai di sini bagaikan berada di dunia yang berbeda, para siswa lantai 2 terlalu bersemangat. Mereka seperti kumpulan kera hutan yang sangat liar dan saling bersahutan...." Jeffery memperhatikan tingkah para siswa di lantai 2 yang sangat rusuh. Ada yang hanya mengobrol tapi banyaknya yang bercanda sampai naik ke bangku kelas. Mereka bernyanyi dan menari di dalam kelas, seakan itu bukan kelas melainkan tempat karaoke. Di sisi lain terlihat siswa yang saling kejar, dan para siswa yang saling kejar itu sangat di kenal olehnya.
"Mereka benar-benar seperti anak TK...." gumam Jeffery sambil tersenyum melihat tingkah para siswa itu, namun senyumannya hampir saja hilang saat melihat siswa yang saling kejar itu hampir terjatuh. Tangan Jeffery reflek langsung menariknya, mungkin karena tenaganya terlalu besar niat dia menarik siswa itu malah membuat siswa tersebut jatuh ke pelukannya. Meski begitu Jeffery merasa lega karena siswa tersebut tak terluka, senyuman Jeffery langsung terpancar begitu melihat wajah polos siswa tersebut. Seorang siswa perempuan yang selalu membuat kerusuhan dan bertengkar dengannya. Meski mereka sering bertengkar tapi Jeffery sangat senang saat bersamanya.
"Sudah aku bilang untuk jangan ceroboh dan kendalikan tenagamu, kalau tadi kamu jatuh lantainya pasti berlubang...." ujar Jeffery mulai menjahilinya, siswa lain yang melihat kejadian tersebut langsung tertawa karena ucapan Jeffery
"Honey kamu nggak apa-apa? Tangan kamu nggak sakit lagi kan...?" seorang gadis lain datang menghampiri Jeffery dan gadis yang dia selamatkan
"Helda dia nggak apa-apa yang terluka itu aku, kayaknya tulang rusukku ada yang patah...." Jeffery memegangi badannya sambil terlihat kesakitan
"Nggak usah berakting kesakitan kamu kan nggak jatuh atau ketabrak, jadi nggak mungkin terluka...." jawab gadis bernama Helda itu
"Apa maksud kamu bilang gitu? Jelas dia kesakitan karena nangkep hulk...." jawab seorang siswa laki-laki yang tadi mengejar mereka. Tawa Jeffery dan siswa itu terdengar keras menertawakan Helda dan Honey. Mendengar ledekan itu membuat Helda marah seketika tangan ajaibnya langsung membuat tawa Jeffery dan siswa itu berubah menjadi jerit kesakitan
"Apa kamu bilang Risman? Ngomong sekali lagi... kamu juga Jeff ngeselin banget, kalo nolongin orang itu yang ikhlas bukan ada maunya...." Helda mencubit perut kedua pemuda itu hingga mereka terus berteriak kesakitan.
"Aku ikhlas kok....!" jawab Jeffery sambil memegangi perutnya yang kesakitan akibat di cubit oleh Helda
"Kalo ikhlas.... tadi pas kamu nangkep Honey tanya dong dia baik-baik aja atau nggak? Diakan baru sembuh dari cedera, kamu malah langsung jahilin dia...." nasihat Helda itu hanya di balas dengan senyuman oleh Jeffery.
"Aku nggak apa-apa kok Helda...." Honey yang sedari tadi diam akhirnya bicara juga.
"Iya udah kita jadi nggak jajan ke kantinnya perut udah protes nih minta di isi...." Risman merangkul Helda dan Jeffery agar pergi ke kantin. Mereka yang juga kelaparan langsung menurut dan pergi tanpa perlawanan. Sedangkan Honey masih tak beranjak dari sana, dia malah duduk di bangku yang berada di dekatnya. Teman-teman nya tak menyadari Honey yang tak mengikuti mereka. Honey memegangi dadanya yang berdebar sangat kencang, tampak seorang siswa menghampiri nya dan bertanya tentang keadaan Honey. Terlihat wajah siswa itu khawatir karena wajah Honey memerah dan juga panas.
"Honey... kamu kayaknya demam deh, ke UKS aja yuk...." siswa itu membawa Honey ke ruang UKS karena berpikir Honey sedang sakit.
"Aku juga pikir kayaknya aku demam deh, jantung aku berdebar kencang banget kan?" Honey bertanya pada siswa yang membawa nya ke UKS itu, wajah siswa perempuan itu langsung terlihat kaget.
"Honey aku bahkan bisa denger suara jantung kamu saat ini...." jawabnya sambil menutupi mulutnya
"Kita harus cepet ke UKS minta obat, biar nggak makin parah...." ujar Honey yang langsung di setujui siswa itu. Namun saat tiba di UKS perawat yang berjaga malah tampak frustasi karena ulah Honey dan siswa itu.
"Beneran Bu.... tanya aja sama Linda, tadi dia juga denger kalau jantung aku berdebar sangat kencang. Padahal aku nggak minum kopi bu....." siswa yang mengantarnya itu mengangguk setuju dengan ucapan yang di sampai kan Honey. Sedang kan perawat itu malah mengacak-acak rambutnya yang tidak gatal.
*********************