Wajah senang dan tawa menghiasi empat orang siswa yang masih mengenaka seragam SMA nya. Mereka tidak berada di kelas meski seharusnya saat ini sedang duduk di kelas memperhatikan pelajaran. Tapi mereka malah asik bermain skateboard di tempat bekas kolam renang.
"Kalian sering main ke sini iya? Tempat ini jauh dari pemukiman tapi terlihat sangat bersih dan terawat...." seorang gadis yang tadi terlihat kesal berubah menjadi sangat ceria dan penuh tawa setelah keinginannya untuk kabur dari sekolah bersama teman-temannya di turuti
"Honey kamu kenapa pengen kabur dari sekolah?" tanya salah satu anak yang sedang bermain skateboard, pertanyaan Honey sebelumnya tak di respon karena dia terlalu penasaran dengan alasan Honey
"Lagi nggak pengen belajar aja...." jawab Honey polos dan terus melihat-lihat tempat itu, mendengar jawaban Honey yang polos membuat orang-orang yang ada di sana tertawa kecil
"Ini...." sekaleng soda dingin di suguhkan dan Honey langsung tersenyum senang
"Hendry.... soda cocok banget sama kripik kentang..." walau sudah di beri soda Honey masih saja memburu kripik kentang yang ada di tangan Hendry
"Jangan semuanya...." meski tampak mengamuk tapi Hendry tak menghentikan Honey yang mengambil sebungkus kripik kentang miliknya
"Itu kan masih ada banyak...." Honey menunjuk ke beberapa bungkus makanan ringan lain.
"Iya udah deh salah aku juga bawa kamu ke sini..." jawab Hendry yang terlihat pasrah, teman-teman yang lain langsung mendekat begitu pesanan mereka tiba. Hendry menghela nafas panjang saat melihat Honey yang memakan kripik kentang dan meminum soda secara bersamaan
"Orang-orang sering bilang anak berprestasi itu suka aneh, ternyata emang bener....." ternyata yang melihat ke anehan pada Honey bukan hanya Hendry tapi teman-teman yang lain pun ikut merasa aneh
"Jony kamu juga aneh... masa makan kripik kentang pake sumpit sih...." Honey menunjuk tangan Jony yang memegang sumpit
"Biar higenis tahu...." jawab Jony sambil memakan kripik itu menggunakan sumpit yang ada di tangannya. Tampak Honey tercengan melihat kelakuan ajaib Jony
"Terus itu si Yoga ngapain main skateboard sambil makan kripik...." Honey menunjuk ke arah Yoga yang melempar beberapa kripik ke langit dan memakannya sambil melajukan skateboardnya. Sorak Hendry dan Jony menyeruak saat Yoga bisa memakan kripik yang dia lemparkan ke langit itu. Honey yang tak mengerti hanya menggeleng-gelengkan kepalanya
"Kalian kesini ngapain aja sih? Selain main skateboard nggak mungkinkan main beginian seharian....." tanya Honey sambil menunjuk ke arah skateboard yang di simpan Yoga di samping Honey
"Kadang kita barberque an kadang juga kita bawa cewek tapi yang jelas ceweknya nggak kayak kamu. Kadang juga kita belajar sendiri...." Honey tampak tak terima saat mereka meledeki dia cewek nggak jelas
"Memangnya aku kenapa?" tanya Honey kesal
"Kamu.... sangat unik... meski tampang kamu cantik, tapi kita.... lebih suka yang normal aja..." jawaban yang di berikan oleh Yoga membuat Honey langsung bangkit dan hendak memukulnya sedangkan Yoga langsung berlari mengitari kolam renang yang kosong itu. Tampak Hendry dan Jony tertawa melihat Yoga yang hampir tertangkap Honey sampai terjatuh beberapa kali.
"Hendry.... boleh aku nanya...?"di tengah tawanya itu Jony menatap serius ke arah Hendry
"Mau nanya apa?" tanya Hendry
"Kenapa kamu bawa Honey kesini? Selain kita.... biasanya kamu nggak ngebolehin siapapun datang ke sini....?" pertanyaan Jony itu menunjukan kalau mereka tak pernah membawa gadis ke tempat itu. Dan Honey adalah gadis pertama yang mereka bawa ke sana
"Kamu nggak liat tadi dia ngerengek pengen ikut, dia hampir matahin tulang-tulang aku...." Jony langsung tertawa lebar saat mengingat Honey memelintir tangan Hendry memaksanya untuk membawa dia ikut.
"Saat Pak Killer lewat kalo kamu nggak narik si Honey di jamin deh kita udah ketahuan. Tapi gara-gara narik itu anak kita malah kejebak dengan rengekan dia, mana dia lancar banget naik benteng tanpa bantuan. Kita aja harus gotong royong biar selamat terjun dari benteng, tapi dia mandiri banget deh...." Jony tertawa sambil melihat Honey yang berhasil menangkap Yoga.
"Liat dia yang bisa manjat benteng dengan mudah, jelas pelatihan atlit yang dia jalani sangat keras...." ucapan Hendry di jawab anggukan dari Jony yang mengakui hal itu.
"Aaahhhh....! Ampun...! Udah....! Aku minta maaf....!" teriakan Yoga membuat tawa kembali pecah, Honey yang sudah puas menyiksa Yoga kembali kepada teman-teman nya yang sedang bersantai.
"Yoga keliatan trauma...." Jony tertawa melihat Yoga yang bersikap dramatis seakan dia hidup kembali saat Honey melepaskannya
"Kalian kenapa sih sering bolos kelas? Padahal kalo kalian nggak bolos nilai kalian bakalan lebih bagus lagi. Aku ngintip nilai ujian kalian itu pada bagus, mungkin bisa masuk 10 besar di sekolah kalo absensinya bagus...." ucapan Honey hanya di balas senyuman
"Kenapa kalian cuman senyum, jawab dong...." Honey merasa heran dengan tingkah tak biasa teman-teman sekelasnnya itu.
"Kadang belajar di luar sekolah lebih membantu kita paham sama yang guru ajarin di banding belajar di kelas. Itu terdengar seperti alasan bukan?" Honey menganggukan kepalanya saat mendengar jawaban Yoga yang bagi Honey itu cuman bualan belaka
"Kenapa kamu pikir ini cuman alasan...?" Yoga yang melihat Honey tak percaya langsung mengajukan pertanyaan
"Kelas adalah ruangan tertutup seharusnya kita bisa lebih konsentrasi bukan? Tapi nyatanya hal kecil yang terjadi di luar kelas saja sudah membuat kita nggak fokus. Apalagi kalau belajar di luar? Jangan kan fokus belajar yang ada kita hanya bercanda dan bermain-main saja...." jawab Honey percaya diri
"Jawaban kamu nggak salah... kebanyakan siswa lebih suka belajar di kelas yang tertutup tembok agar fokus belajar. Tapi kita berbeda....." jawaban Hendry semakin membuat Honey penasaran
"Beda gimana?" tanya Honey dengan mata yang penuh tanya
"Yang jelas kita nggak suka bila belajar dengan banyak orang, tapi kita juga tak suka belajar sendiri. Dan juga belajar di ruangan tertutup terkadang membuat kita sesak...." Jony tampak sedih saat mengatakan itu, melihat Jony yang sedih membuat Honey tak bertanya lebih lanjut. Meski Honey tidak mengerti tapi dia tahu pasti terjadi sesuatu pada mereka bertiga. Rasanya aneh juga bila tak ada masalah, tampaknya sekolah juga tahu tentang masalah yang di alami ke tiga pemuda ini. Kalau pihak sekolah tak tahu mustahil mereka masih bisa masuk sekolah. Itulah yang ada di benak Honey saat ini
"Terus kamu yang nggak pernah bolos kelas meski sedang sakit, kenapa tiba-tiba ingin kabur dari sekolah?" Honey tertawa kecil mendengar pertanyaan itu
"Aku di larang ikut pertandingan.... padahal aku sudah berlatih keras. Tapi pelatih bilang lebih baik aku menjaga stamina ku dulu dan tahun depan aku boleh ikut pertandingan...." Honey menjawabnya dengan wajah yang tampak sangat sedih
"Kalo gitu iya udah tinggal nurut aja kenapa nggak mau nurut?"
"Bagi orang lain kedengerannya masalah aku gampang bukan? Tinggal nurut aja apa susahnya? Toh masih ada tahun depan? Itulah yang sering aku denger, tapi orang-orang nggak tahu gimana perjuangan aku biar ikut pertandingan...." tampak para anak laki-laki itu tersenyum mendengar cerita Honey
"Orang asing mungkin meremehkan kamu dengan mengatakan itu, tapi orang terdekat kamu mengatakan itu dengan penuh pertimbangan. Mereka yang lihat perjuangan kamu dari awal pasti sulit banget ngomong gitu. Mereka juga tahu apa yang kamu perjuangkan sampai kamu terluka begini. Tapi demi masa depan cerahmu orang-orang terdekat mu mengatakan kebenaran. Dan berharap kamu mengerti kalau mereka menyayangi mu dan mengenal kamu dengan sangat baik....." kata-kata yang keluar dari mulut Hendry menyadarkan Honey dengan maksud pelatih dan temannya Linda. Dia mengingat cara mereka berdua menatap Honey. Perlahan dia sadar kalau yang dia lakukan saat ini akan menambah kekhawatiran mereka.
*****************