Pagi ini Riki sudah siap dengan bekal berwarna merah muda , Riki tersenyum membayangkan Raya memakan bekalnya walaupun dia tidak tahu bahwa Riki yang memberinya
"Aduh tuan muda sedang jatuh cinta ya? Setiap pagi bibi liat tuan muda selalu menyiapkan bekal sambil tersenyum" ujar tukang masak di rumah Riki
"Iya bik , aku mau kasi bekal ke calon nyonya besar di rumah ini" ujar Riki
"Untuk Calista ya?" Ujar ibunya Riki di depan Riki
"Calista? Idih benalu seperti dia? Enggak akan mau Kiki repot-repot sepagi ini" ujar Riki yang membuat maminya terkejut
"Ki , mami enggak pernah ngajarin kamu jahat begitu loh" ujar maminya Riki
"Mami tahu enggak sih kalau aku menjumpai wanita unik dan pintar seperti mami" ujar Riki yang ingin menjelaskan kenapa dia jahat ke Calista
"Benarkah?" tanya maminya
"Iya mi , tapi kemarin ada insiden mi" ujar Riki yang membuat maminya menaiki alisnya satu
"Insiden apa?" Tanya maminya
"Dia di kunci oleh Calista di toilet mi , hingga tidak sadarkan diri sampai dua hari mi" ujar Riki menceritakan kejadian yang di alami Raya
"Apa? Calista seperti itu Ki?" tanya maminya
"Benar mi! Kiki enggak bohong!" ujar Riki mengangkat dua jarinya ke atas
"Padahal dia anak yang manis loh , kok tega dia begitu?" tanya maminya Riki
"Ya karena dia merasa tersaingi dengan cewek ini mi" jawab Riki sekenanya
"Jadi sekarang keadaan cewek kamu bagaimana Ki?" tanya maminya Riki
"Sudah baikkan kok Mi , dia itu beda banget sama wanita yang lainnya mi" ujar Riki
"Lainnya dari apa?" tanya maminya Riki yang penasaran siapa wanita yang sudah berhasil meluluhkan hati Riki anaknya yang terkenal playboy
"Dia enggak tahu aku siapa mi , dia cuek dan enggak tertarik sama aku mi , bahkan dia jauhi aku mi" ujar Riki tersenyum sendu
"Miris sekali percintaanmu nak" ujar maminya Riki
"Aku tetap perjuangin dia mi , aku yakin dia tulang rusukku yang hilang mi" ujar Riki yang membuat maminya tertawa
"Sok tahu kamu! Jodoh itu hanya tuhan yang tahu Ki" ujar maminya yang buat Riki tertawa
"Ya mudah-mudahan dia memang tulang rusukku mi" ujar Riki
"Kamu bawakan dia apa?" tanya maminya Riki sambil memakan sarapan yang sudah di siapkan oleh tukang masaknya
"Aku bawakan waffle berbentuk rilakuma mi , terus makan siangnya aku bawakan dia steak mi" ujar Riki yang menunjukkan tempat bekalnya
"Bukannya kalian dua kali istirahat ya Ki? Kok hanya di bawakan satu?" tanya maminya
"Iya mi , satunya lagi jajanan mi! Aku tahu istirahat pertama dia selalu membeli makanan ringan terlebih dahulu , istirahat ke dua barulah makanan berat mi" ujar Riki yang sangat tahu sedetail itu tentang Raya
"Wow kamu sampai tahu sedetail itu" ujar maminya
"Enggak hanya itu loh mi , aku juga tahu alamat rumahnya bahkan tanggal lahirnya dan tempat lahirnya pun aku tahu mi" ujar Riki yang mendapat gelengan kepala oleh maminya
"Coba papi mau tahu tanggal lahir wanita kesukaan anak papi ini" ujar papinya Riki yang tiba-tiba
Riki melihat papinya datang langsung menunduk malu , Riki tahu papinya akan habis-habisan mengejek dirinya jika tahu kisah percintaannya kali ini tidak berjalan mulus
"Tapi bukannya kamu sama Calista ya?" tanya papinya
"Pi , tolong banget pi!" ujar Riki tiba-tiba ke papinya
"Tolong apa?" tanya papinya
"Tolong batalkan perjodohan aku dan Calista Pi! Papi tahu enggak dia buat calon nyonya besar enggak sadarkan diri Pi selama dua hari!" ujar Riki
"Benarkah?" tanya papinya
"Papi bisa tanya sendiri ke dokter yang di rumah sakit Balamy" ujar Riki
"Ya sudah sekarang papi mau tanya , tanggal berapa dia lahir?" tanya papinya
"Tanggal 1 September Pi! Zodiaknya Virgo Pi" ujar Riki tersenyum
"Wow sampai hafal dengan zodiaknya ya" ujar maminya
"Kiki berangkat dulu ya Pi , Mi" ujar Riki lalu menyalami ke dua orang tuanya
"Tuan muda kalau sudah sama orang tuanya manja ya tuan , nyonya" ujar pembantunya yang setia memperhatikan keluarga kecil itu berinteraksi
"Begitulah bik , tapi kalau sudah di perusahaan kalian akan melihat dua orang yang berbeda! Riki akan menjadi sosok yang dingin dan dewasa" ujar maminya Riki
"Seperti papinya kan Mi?" tanya papinya Riki sambil memainkan alisnya
"Beda jauh si" ujar maminya lalu mendapat kekehan dari papinya
"Ada apa ini?" tanya nenek Riki yang baru saja datang
"Riki telah jatuh cinta kepada orang lain , Mi" ujar maminya Riki
"Lalu bagaimana dengan Calista?" tanya neneknya
"Kata Riki dia enggak bagus , Mi" jawab papinya Riki
"Jangan langsung percaya dong! Harus di selidiki terlebih dahulu" ujar neneknya Riki
"Ya , kami akan selidiki! Jika benar Calista begitu , lebih baik di batalkan saja perjodohannya" ujar papinya Riki
"Hm , baiklah" ujar neneknya Riki
Di sisi lain Riki sudah sampai di sekolah bersama Jo , Riki menyerahkan kotak bekal ke arah Jo dan memerintahkan Jo untuk memberikan kepada Raya
"Jo itu anaknya" ujar Riki dari dalam mobil
Riki melihat Raya yang baru datang ke sekolah menggunakan sepeda , Riki tersenyum melihat rambut Raya yang di urai
"Cantik" guman Riki
"Cantik Rik" ujar Jo
"Dia enggak hanya cantik Jo , tapi manis juga" ujar Riki
"Ya sudah , gue kasi ya" ujar Jo
"Sip , jangan lupa mawarnya" ujar Riki yang memperingati Jo
"Baiklah" jawab Jo lalu memasukkan setangkai mawar dan note yang sudah Riki siapkan
Jo keluar dari mobil lalu menemui Raya , Raya terlihat terkejut di samperi oleh Jo bahkan di kasi bekal dan mawar yang membuat Raya dan Jo menjadi pusat perhatian
"Maaf mas , siapa ya yang kasi?" tanya Raya
"Rahasia dek , terima saja ya" ujar Jo
"Tapi wajah mas enggak asing" ujar Riki
"Benarkah? Perasaan kamu saja mungkin , ya sudah saya pamit ya" ujar Jo lalu pergi meninggalkan Raya
Setelah Jo masuk mobil dan memberitahu Riki bahwa perintahnya sudah di jalani , Riki hanya memberikan tanda jempol ke Jo lalu fokus memerhatikan Raya yang terlihat kebingungan
"Lucu ya wajahnya" guman Riki yang hanya mendapat gelengan dari Jo
"Ciri-ciri orang jatuh cinta" ujar Jo yang mendapat kekehan dari Riki
"Dia tidak membuka notenya" ujar Jo
"Dia akan membukanya di kelas , ya sudah nanti jemput aku jam 12 ya" ujar Riki
"Bolos ya?" tanya Jo
"Enggak , aku ada pertemuan dengan klien dari singapura" ujar Riki
"Oh , baiklah" ujar Jo
Riki keluar dari mobil lalu berjalan menuju kelasnya , Riki masuk ke kelas dan melirik ke arah Raya yang sudah berkumpul dengan Sandi dan Fika
"Rik" panggil Sandi
"Hmm?" jawab Riki yang mendapat tatapan aneh dari Sandi , Riki melihat ke Raya sekilas dan terlihat Raya tidak melihat ke arah Riki
"Ada yang sakit tapi enggak terlihat lukanya" ujar Riki di dalam hatinya
"Tumben kamu enggak bawakan Raya sarapan?" tanya Sandi
"Dari pada di tolak dan enggak di makan lebih baik enggak usah bawak" ujar Riki santai lalu menaruh tasnya dan pergi dari kelas
Sandi , Raya , dan Fika terkejut melihat reaksi Riki , Raya dengan cepat mengubah ekspresinya menjadi biasa saja
"Baguslah" guman Raya
"Itu tandanya dia sudah kecewa sama kamu" ujar Sandi yang membuat Raya melihat ke arah Sandi
"Gue enggak berharap dia baik sama gue" ujar Raya
"Tapi senggaknya lo hargai dia Ray" ujar Fika
"Bisa jangan di bahas lagi? Gue pusing nih mikir siapa yang kasi ni bekal" ujar Raya menaruh bekal merah muda di atas meja
"Hua!!! Romantisnya!!" teriak Fika yang melihat bekal berwarna merah muda dan ada setangkai mawar merah
"Eh ada notenya" ujar Fika
"Bidadari itu cantik , tapi suka lupa makan! Jadi aku buatkan makanan istimewa untuk bidadari yang belum sarapan" ujar Fika membawa notenya
"Receh banget!" ujar Sandi yang mendapat kekehan dari Fika dan Raya
"Lucu sih , nanti kita makan sama-sama" ujar Raya ke Fika dan Sandi
"Receh tapi romantis ya" ujar Fika
"Eh Ray , gue masuk dulu ya" ujar Fika yang melihat jam di tangannya yang menunjukkan hampir 5 menit lagi mereka masuk
"Kira-kira siapa pengirimnya?" tanya Sandi penasaran
"Bayu kali" ujar Raya
Riki yang baru saja masuk lalu mendengar nama saingannya di sebut hanya tersenyum miris , bahkan tidak pernah Raya memikirkan namanya
"Tapi bukannya gue bilang mending enggak usah bawak ya? Ya wajarlah Raya enggak ke pikiran lo Rik! Lo bodoh atau gimana sih Rik!" guman Riki yang kesal
"Rik! Gue jatuh cinta Rik!" teriak Aldo yang membuat heboh
"Manusia gua mana lagi ini" guman Riki yang melihat Aldo