Chereads / PURA-PURA MISKIN DEMI AYANG! / Chapter 17 - PENDEKATAN

Chapter 17 - PENDEKATAN

"Jadi maksud lo Raya trauma sama duit banyak dan sama orang kaya?" Tanya Aldo yang mewakili Riki

"Ternyata itu yang membuat raya sangat membenci lo Rik" ujar Aldo lagi yang hanya bisa menepuk bahu Riki pelan

"Diam lo!" Ujar Riki kesal karena Aldo memotong omongan Riki terus dan pada akhirnya Riki tidak dapat giliran bertanya atau berbicara

"Lalu bagaimana dengan Bayu dan Sandi ? Apa dia tidak tahu bahwa Bayu dan Sandi  juga orang kaya?" Tanya Riki yang membuat Fika hanya bisa menggeleng

"Lo tahu siapa yang berbuat sekeji itu?" Tanya Riki ke Fika setelah mendengar cerita tragis di masa lalu raya

"Enggak , gue hanya tahu pas kecelakaannya! Persidangannya gue enggak terlalu mengikuti" jawab Fika sambil meminum jus

"Kamu minum beralkohol Rik?" tanya Sandi  yang mendapat anggukan dari Riki dan Aldo

"Enggak mabuk?" tanya Fika yang ikutan

"Enggak , gue enggak cepat mabuk" ujar Riki santai

"Eh lo tahu enggak sih kalau Aldo kemarin-" Aldo yang sadar Fika akan membahas Aldo memarahi raya langsung menutup mulut Fika menggunakan tangan

"Lo bisa diam enggak? Gue bisa mati di gara-gara lo!" Ujar Aldo cepat

"Aldo kenapa?" tanya Riki dengan tatapan menyelidik

"Enggak kemarin gue tembak si Fika eh di tolak" ujar Aldo cepat yang membuat Sandi  hanya bisa menggelengkan kepalanya

"Ald-" ujar Sandi  yang mau membeberkan kejadian itu

"San! Diam!" ujar Aldo yang melihat Sandi  akan memberitahu Riki

"Wah kenapa  lo tolak?" tanya Riki yang antusias mendengar pendekatan Fika dan Aldo

"Gimana enggak gue tolak , gue enggak kenal dia loh Rik!" ujar Fika yang membuat Aldo menghela napas

"Ya sudah kalau begitu , kita pendekatan dulu dan kenalan dulu?" ujar Aldo ke Fika yang membuat Fika langsung membuang wajahnya ke arah lain tapi malah menghadap ke Sandi  yang akhirnya terlihat sama Sandi  bahwa Fika tersipu

"Ada yang blushing nih!" ujar Sandi  menoel pipi Fika yang langsung mendapat tatapan tajam dari Aldo

"Tangan lo jangan macam-macam deh San" ujar Aldo pelan yang membuat Sandi  dan Riki terkekeh

"Kenalin gue Aldo Hervian , siapa nama lo?" tanya Aldo

"Fika Cristina" jawab Fika tersenyum

"Lalu kamu sekarang mau berbuat apa untuk bidadarimu Adrian?" tanya Ken yang sedari tadi hanya diam dan menyimak

"Entah lah , mungkin akan aku selidiki dulu siapa penyebab tragedi itu" ujar Riki

"Kalian bertiga jangan bocor ya mulutnya kalau enggak mau gue jait!" ujar Riki yang membuat Sandi  , Aldo , dan Fika langsung mengangguk

"Kamu harus menyembunyikan ini kepada oma" ujar Ken yang membuat Riki mengangguk

"Sudah seminggu ini oma kelihatan murung dan marah karena kamu mau membatalkan perjodohan kamu dengan Calista" ujar Ken

"Apa yang oma harapkan kepada Calista? Keluarga? Keluarga Calista memang lengkap tapi enggak seharmonis yang di beritakan media dan terlihat di mata banyak orang! Harta? Enggak mungkin! Mereka sudah hampir bangkrut!" ujar Riki yang mencari jawaban kenapa omanya selalu kekeh mau menjodohkannya dengan Calista

"Selidiki ini! Princess mencariku termasuk ibu dan Rendi , sampai ketemu di acara nanti! Kalian datang ya" ujar Ken yang mengundang Sandi  dan Fika

"Benar kata Bang Ken! Semua harus di selidiki sampai akar-akarnya" ujar Aldo

"Fik , orang tua lo bukannya juga termasuk orang kaya di Indonesia , apa raya enggak tahu?" tanya Riki yang baru sadar

"Begini ya pak Balamy , kami adalah orang kaya nomor 7 jadi tidak mungkin sering di sorot media seperti orang kaya di jajaran 5 ke atas" ujar Fika yang membuat Riki mengerti

"Keluarga terkaya nomor 1 di Indonesia dan nomor 2 di dunia dari keluarga lo Rik , Sandi  orang kaya nomor 3 di Indonesia , orang terkaya di Indonesia nomor 5 si Bayu , orang kaya nomor 7 di Indonesia Fika" ujar Aldo yang mencoba mengingat orang kaya di Indonesia yang dia kenal

"Keluarga Mackenzie nomor 2 dan lo di nomor 4 Do" ujar Riki terkekeh

"Seperti sudah di rencanakan kita akan berkumpul" ujar Sandi  yang membuat semua terkekeh

Bar tender yang mendengar semua orang yang di depannya orang kaya langsung mengambil kamera , Riki yang melihat bar tender ingin foto langsung terkekeh yang membuat Bar tender tidak jadi memfoto mereka

"Mau foto ya?" tanya Riki yang mendapat Bar tendernya mengangguk sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

"Foto aja , tapi lain kali bilang ya! Takut jelek soalnya" ujar Fika

"Lo selalu cantik kok di mata gue" ujar Aldo yang langsung membuat Riki menggeprak meja

"Jangan buat terkejut Rik!" ujar Aldo yang kesal

"Ingat! Masih ada manusia lain di sini!" ujar Riki yang membuat Fika dan Aldo terkekeh

"Ya sudah , ayo fotokan!" ujar Riki lalu foto bersama dengan Bar tender itu

"Oh iya , minuman kalian gratis kok sudah di bayar sama abang yang tadi" ujar bar tender itu yang membuat Riki menganggukkan  kepala pelan

"Di sini lo rupanya Ka!" ujar raya lalu memeluk Fika yang membuat Fika hampir tersedak dengan minumannya

"Jangan kageti gue Ray" ujar Fika yang membuat raya terkekeh

"Liat dia tersenyum sama orang lain aja sudah buat gue tersenyum juga" ujar Riki dalam hatinya

"Eh San , sudah sore! Ayo pulang" ujar Bayu yang baru saja datang

"Sebentar aku habiskan dulu minuman" ujar Sandi  santai

"Kalian jalan berdua?" tanya Fika

"Iya! Gue lagi pendekatan" ujar raya berbisik dengan Fika namun masih dapat di dengar Riki

"Dada gue sesak dengarnya!" ujar Riki dalam hati lalu meneguk habis minumannya

"Wiski satu botol!" ujar Riki dengan keras yang membuat semua di sana terkejut

"Lo mau mabuk?" tanya Aldo yang tidak di jawab oleh Riki

"Rik! Jangan ngelakuin hal aneh!" ujar Sandi  

"Diam kalian semua!" bentak Riki yang membuat raya yang tadinya dekat Fika langsung berlindung di belakang Bayu

"Makin sakit! Lo enggak sadar apa bunuh gue secara perlahan?" ujar Riki lagi dalam hati

"Rik!" bentak Aldo yang membuat Riki menatap sinis ke Aldo

"Gue bilang diam!" ujar Riki dengan nada dingin membuat Aldo bungkam

"Selamat! Lo menang!" ujar Riki ke Bayu lalu mengambil sebotol wiski

Riki melihat Bayu tersenyum sinis yang membuat dirinya mengepalkan tangan , Riki harus menghela napasnya berkali-kali agar rasa marah dan sakit di hatinya berkurang walaupun tidak membuahkan hasil

"Rik! Jangan patah semangat! Aku tahu kamu pasti bisa!" ujar Sandi  

"Bisa? Baru mulai saja gue sudah di benci! Walaupun gue enggak ada salah!" ujar Riki

"Rik!" ujar Fika yang ingin menghentikan tindakan bodoh Riki

"Jangan panggil-panggil gue! Kalian tidak akan paham rasanya jika kalian tidak mengalami sendiri apa yang gue alami!" ujar Riki laku pergi meninggal Bar itu

Fika melihat ke arah raya dengan tatapan tajam , raya yang di lihat begitu sama Fika langsung menunduk karena tidak berani sama menatap Fika

"Lo punya otak enggak?" tanya Fika ke raya

"Punya Ka , memang gue salah apa lagi?" tanya raya yang hampir menangis

"Salah lo apa lagi? Lo itu punya otak tapi enggak di pakai! Sudah gue bilang hargai perasaan orang dan jangan egois! Lo tahu Riki suka sama lo! Tapi lo dengan mudahnya bilang lagi dekat sama Bayu!" ujar Fika yang marah ke raya

"Gue enggak salah apa-apa Ka! Memang salah , gue bilang jika lagi dekat sama Bayu?" tanya raya hampir menangis

"Memang enggak salah! Tapi salah tempat dan keadaan! Gue tahu lo bahagia tapi jangan jadi bodoh bisa?" tanya Fika yang membuat raya menangis

"Hentikan Fik!" ujar Bayu dengan nada dingin namun Fika enggak mau dengar perkataan Bayu

"Pertama lo bentak gue , terus Sandi bilang lo salahkan Riki karena gue marah? Enggak lucu cara lo nyalahin orang hanya karena lo benci sama dia! Gue rasa saat ini Riki bernapas aja salah di mata lo! Benarkan yang gue bilang?" tanya Fika dengan nada membentak yang membuat raya langsung menangis semakin kencang

"HENTIKAN FIKA!" bentak Bayu yang langsung dapat hadiah kepalan tangan dari Aldo hingga bibir Bayu pecah

"JANGAN BENTAK CEWEK GUE!" ujar Aldo marah

"Kamu keterlaluan Bay" ujar Sandi  memandang Bayu dengan tatapan kecewa

"Gue salah apa Bay" ujar raya yang langsung memeluk Bayu

"Jalan cinta pertama gue miris!" ujar Riki pelan saat melihat Raya dan Bayu pelukan dari jauh