Riki duduk di bawah pohon kelapa sambil meminum wiskinya , Riki merenung dan membayangkan Raya dan Bayu berpacaran yang membuat dirinya semakin sakit hati
"Sakit hati gue!" Ujar Riki
"Hai" ujar seseorang yang membuat Riki melihat ke arah yang panggil
"Lo? Nagpain lo ke sini?" Tanya Riki
"Tidak ada gue hanya jalan-jalan" ujar wanita itu
"Kenapa lo bisa di pantai ini?" Tanya Riki lagi
"Aku di undang oma untuk menghadiri acara ulang tahun Princess" ujar Calista yang membuat Riki menghela napas
"Oma" keluh Riki
"Gue mau jujur sama lo" ujar Calista yang membuat Riki menatap Calista
"Apa? Enggak mau perjodohan kita batal? Sudah gue bilang batal ya batal!" ujar Riki emosi
"Gue tetap mau batal in perjodohan ini , gue sudah mendapatkan laki-laki yang mirip lo! Bahkan lebih baik!" ujar Calista
"Lebih baik dari gue? Gue enggak percaya" ujar Riki terkekeh
"Gue boleh duduk?" tanya Calista
"Duduk saja , tidak ada yang larang" ujar Riki
"Gue jatuh cinta sama fajar" ujar Calista yang membuat Riki tersedak wiskinya
"Lo kalau ngomong bisa liat keadaan dulu enggak sih?" tanya Riki kesal
"Lo sih! Mabuk terus!" ujar Calista
"Gue enggak mabuk!" ujar Riki menyangkalnya
"Itu lo minum wiski" ujar Calista yang membuat Riki hanya bisa diam
"Fajar? Maksud lo Fajar Dwi Pratama?" ujar Riki
"Iya" jawab Calista tersenyum
"Sahabat gue! Sahabat gue dia! Lo sahabat gue juga lo embat!" ujar Riki yang mendapat tamparan dari Calista
"Aw sakit!" ujar Riki
"Lo sih kalau ngomong enggak di pikir dulu , dia dulu samperi gue waktu gue tangis di taman" ujar Calista
"Lo tangis karena mau dapat simpati diakan? Jujur aja sama gue" ujar Riki yang mendapat tamparan lagi dari Calista
"Kalau bicara pakai otak jangan pakai dengkul! Gue tangis karena perjodohan kita batal" ujar Calista yang membuat Riki terkekeh
"Lo berpikir buruk terus tentang gue ya!" ujar Calista kesal
"Ya maaf!" jawab Riki sekenanya
"Lo patah hati ya? Melihat Raya pacaran sama Bayu" ujar Calista yang mendapat tatapan tajam dari Riki
"Malah lo ingatkan! Lo tahu enggak sih kalau gue lagi ngelupain hal itu?" tanya Riki yang membuat Calista terkekeh
"Ya maaf" ujar Calista
"Sakit hati gue" ujar Riki
"Ya sama , gue juga sakit waktu pertama kali melihat lo gendong Raya! Padahal dulu gue masih tunangan lo tahu enggak" ujar Calista yang membuat Riki terkekeh
"Ya maaf! Mungkin ini balasannya" ujar Riki yang hanya mendapat senyuman dari Calista
"Gue dulu sama dia ikut kompetensi fisika namun gue kalah dari dia , gue dendam banget waktu itu makanya gue enggak suka sama dia tapi gue hanya bisa diam karena masih ada kompetensi selanjutnya" cerita Calista
"Curhat ya lo?" tanya Riki yang membuat Calista kesal
"Bisa dengarin dulu enggak sih!" ujar Calista kesal yang membuat Riki terkekeh lalu mengacak pucuk kepala Calista hingga membuat Calista bersemu merah
"Lo itu orangnya asik loh , kenapa lo ngelakuin hal jahat itu?" tanya Riki yang mengingat Calista yang mengunci pintu wc waktu Raya dan Fika terkurung
"Itu gue di suruh dengan nomor yang tidak di kenal , gue ngelakuin karena dia mau bongkar kalau keluarga gue mau bangkrut! Gue enggak takut miskin , gue hanya takut sahabat gue jauhin gue" ujar Calista yang membuat Riki terdiam
"Bagaimana kalau gue memberikan suntikan dana untuk keluarga lo? Tapi gue mau lo tetap baik seperti ini dan jadi sahabat gue" ujar Riki yang membuat Calista tersenyum
"Ok , terima kasih sudah mau bantu gue" ujar Calista
"Anggap aja gue yang berterima kasih karena telah menghibur gue" ujar Calista yang membuat Riki dan Calista tersenyum bersama
Tanpa Riki tahu , Raya dan Bayu melihat Calista dan Riki dari kejauhan , ada rasa panas di hati Raya namun dengan cepat di abaikan oleh Raya
"Fika dan Sandi ke mana ya?" ujar Raya
"Kita lihat di mobil ya , siapa tahu mereka sudah balik lagi" ujar Bayu
"Baiklah , ayo menuju mobil" ujar Raya bersemangat yang membuat Bayu terkekeh
Sesampainya Raya dan Bayu di mobil terlihat Sandi , Fika , dan Aldo sedang berkemas tempat piknik mereka , Raya langsung memeluk Fika yang membuat Fika terkejut
"Jangan buat kaget bisa?" tanya Fika sinis
"Maafin gue , Ka" ujar Raya sendu
"Gue maafin , sudah cepat beres-beres! Sudah sore waktunya pulang" ujar Fika
"Siap buk bos" ujar Raya
"Terima kasih ya Al , sudah bantu" ujar Sandi
"Sip enggak apa-apa ,Bro" ujar Aldo tersenyum , Aldo melirik ke arah Bayu yang hanya menatap sinis Aldo
"Ika , besok kita pergi sekolah bareng ya! Aku jemput" ujar Aldo yang membuat Fika terkekeh
"Ok , Sandi lo sama siapa? Mau gue jemput juga?" tanya Aldo
"Aku bisa mengendarai motor sendiri kok , lagi pula aku tidak mau jadi obat nyamuk di antara kalian" ujar Sandi
"Bisa aja deh lo San" ujar Fika yang terkekeh
"Cantik banget kalau lagi tertawa" ujar Aldo yang mendapat pukulan di lengannya
"Jangan gombal ah!" ujar Fika
"Sejak kapan kalian jadi dekat gini?" tanya Bayu yang sedari tadi memerhatikan Aldo , Fika , dan Aldo
"Bukan urusan lo! Urus aja urusan lo sendiri!" ujar Aldo sinis yang hanya mendapat decakan dari Bayu
"Fika jangan kasi tahu siapa-siapa ya tentang kita , karena rahasia" ujar Aldo
"Ok , lagi pula gue malu ngaku dekat sama cowok modelan kaya elo!" ujar Fika yang membuat Aldo mengacak rambut Fika
"Enggak boleh jahat , nanti aku cium" ujar Aldo yang membuat Fika merona
"Cie yang pipinya memerah" ujar Sandi yang semakin membuat pipi Fika merah
"Diam lo san!" ujar Fika kesal
"Lo juga enggak mau kasi tahu gue , Ka?" tanya Raya
"Enggak , Gue enggak mau cewek kaya lo tahu!" ujar Aldo
"Al! Jangan seperti itu!" ujar Fika
"Maaf sayang" ujar Aldo mencium pucuk kepala Fika
"Maaf Ray , gue enggak mau mengecewakan seseorang" ujar Fika yang membuat Raya tertunduk
"Gue ngerti kok" ujar Raya
"Ya sudah , hati-hati ya sayang! Nanti kalau sudah sampai kasi tahu aku" ujar Aldo ke Fika
"Belum jadian woy! Sudah pakai sayang-sayang aja" ujar Fika sewot
"Jadi mau jadian nih?" tanya Aldo menggoda yang membuat Fika gugup
"Sudah sana! Jangan ganggu Fika , lihat tuh pipinya sudah semerah tomat!" ujar Sandi yang membuat Aldo dan Sandi terkekeh
"Awas aja lo San!" ujar Fika yang salah tingkah
Aldo pergi dari hadapan Fika , Bayu , Raya , dan Sandi , Raya hanya bisa bungkam melihat kedekatan Fika , Aldo dan Sandi yang tidak di ketahui olehnya
"Sudah , jangan di pikirkan! Palingan hanya sementara" ujar Bayu yang membuat Raya mengangguk
"Semua sudah beres?" tanya Sandi
"Sudah kok" jawab Bayu
"Ya sudah ayo kita pulang!" ujar Sandi semangat
Sandi dan Fika duduk di depan sedangkan Raya dan Bayu dudu di belakang , semua itu gara-gara Bayu yang paksa mau di dekat Raya
"Ra , kalau lelah tidur di sini saja nanti sakit lehernya kalau menyender di kaca" ujar Bayu yang menepuk pahanya
"Enggak apa-apa , aku enggak lelah kok" ujar Raya yang bersemu merah
"San , besok makan bareng ya" ujar Fika
"Ok! Atur aja" jawab Sandi
"Sebenarnya lo dekat sama siapa sih? Sandi apa Aldo?" tanya Bayu
"Suka-suka gue dong! Mau dekat dengan siapa! Mau sama Aldo atau Sandi tidak ada urusannya dengan lo" ujar Fika ketus
"Lo kok begitu sih , Ka! Lo kok berubah? Apa karena Riki?" tanya Raya yang membuat Fika menaikkan alisnya satu
"Apa otakmu sudah di cuci sama Iki , Ka?" Tanya Raya lagi yang berhasil membuat emosi Fika meledak
"Bisa enggak sih elo enggak usah bawa-bawa Riki kalau gue marahin cowok lo? Gue murni marah sama dia! Bukan karena Riki! Bahkan gue duduk bersama Riki itu karena di traktir kami minum! Otak lo di pakai Ray!" ujar Fika
"Kok lo jahat banget sih , Ka" ujar Raya yang hampir menangis
"Biarin gue jahat! Lo juga jahat Ray! Lo dulu enggak suka tuduh-tuduh orang yang enggak bersalah , sekarang lo berubah! Apa karena Bayu sudah cuci otak lo?" tanya Fika
"Gue enggak ada cuci otak Raya!" ujar Bayu cepat
"Bayu enggak salah! Dia enggak ada menghasut gue" ujar Raya yang membuat Fika tertawa namun di buat-buat
"Jangan tuduh Bayu tapi tuduh saja Riki! Itu kan maksud lo? Sudah ke tebak!" ujar Fika yang membuat Raya terdiam
"Antar gue pulang dulu! Gue malas berurusan sama orang yang lagi jatuh cinta! Jadi otaknya enggak bisa di ajak kerja sama" ujar Fika yang membuat Raya mengepalkan tangannya
"Bukannya lo yang tengah jatuh cinta sama Aldo ya , Ka? Elo pandai bilangin gue tapi enggak sadari diri!" ujar Raya melawan Fika
"Gue jatuh cinta tapi enggak bodoh dan peka terhadap sekitar! Enggak kaya lo!" ujar Fika sinis
"TERSERAH!" bentak Raya
"TERSERAH GUE LAH MAU BICARA APA!" bentak Fika juga yang membuat Sandi mengerem mendadak
"Bisa diam? Raya hentikan omong kosong menyalahkan Riki! Fika sudah! Jangan sewot ke Bayu! Kita liburan loh!" ujar Sandi yang hanya membungkam ke dua wanita itu
"Aku kecewa sama persahabatan ini" ujar Sandi lalu menjalankan mobilnya lagi