Bayu dan Sandi saat ini duduk berdua di teras rumah Raya , Raya dan Fika sudah tidur di dalam kamar Raya dari jam dua pagi
"Sudah jam 3 pagi" ujar Sandi
"Gue tahu" jawab Bayu
"Kamu enggak merokok?" Tanya Sandi
"Enggak , gue bukan remaja pencinta rokok!" Jawab Bayu
"Kamu masih kesal karena Raya menyimpan mawar tadi?" Tanya Sandi
"Ya begitulah , dia enggak tahu siapa yang lempar bunga tapi kenapa di simpan? Lo juga , kenapa suruh simpan?" Tanya Bayu beruntun
"Ya gimana ya , aku di ajarkan orang tua untuk menghargai pemberian orang sih" ujar Sandi
"Walaupun lo enggak suka?" tanya Bayu
"Ya! Walaupun aku enggak suka sama barang atau apa pun itu , tetap aku terima agar yang memberi tidak terluka" jelas Sandi sambil melihat ke arah bintang malam
"Gue ke pikiran Riki" ujar Bayu tiba-tiba
"Kenapa? Sikapnya dia?" tanya Sandi
"Ya! Dia berubah cuek sama Raya , apa ada hal yang dia sembunyikan? Atau dia enggak suka lagi sama Raya?" tanya Bayu
"Bagus dong kalau dia enggak suka , jadi kamu enggak ada saingannya lagi" ujar Sandi
"Keluarga Balamy terkenal akan pantang menyerahnya , apa lo percaya Riki akan menyerah?" tanya Bayu yang membuat Sandi terdiam
"Sudah malam , lebih baik tidur" ujar Sandi setelah lama terdiam
"Baiklah" jawab Bayu
Mereka berdua tidak sadar jika Riki mendengar percakapan mereka , awalnya Riki ingin memberikan buket coklat di depan pintu namun tidak jadi ketika melihat Bayu dan Sandi duduk di teras rumah Raya
"Mereka berdua tidur di rumah Raya?" guman Riki
"Kok ada yang sakit ya?" Guman Riki memegang dadanya
Hp Riki bergetar di saku jaketnya yang membuat dia langsung mengambil hpnya , Riki melihat jika Ken yang meneleponnya
"Halo?" ujar Riki
"Menang?" tanya Ken
"Menang kak , akan aku antar kalungnya" ujar Riki
"Bagus Adri! Kamu memang bisa di andalkan , oh iya besok tolong awasi dekor ulang tahun Princess ya di hotel Balamy" ujar Ken
"Tapi besok aku sekolah" ujar Riki agak lemah karena dia rindu sama Raya
"Setelah kamu pulang" ujar Ken yang membuat Riki semangat
"Ok! Aku akan pulang" ujar Riki lalu mematikan teleponnya
Riki menyalakan motornya lalu melaju ke apartemennya , setelah sampai Riki membersihkan diri lalu merebahkan badannya ke kasur
Riki melihat hpnya sebelum tidur dan terdapat pesan dari Aldo yang memberitahunya bahwa dia di undang oleh Ken untuk ke acara ulang tahun Princess
"Besok saja balasnya" guman Riki lalu memejamkan matanya dan terjun ke dalam alam mimpi
Riki tersadar ketika alarm berbunyi , Riki langsung membersihkan diri lalu memakai seragamnya tidak lupa dia memakan sarapannya yang di antar Emira
"Emira , apa jadwalku hari ini?" tanya Riki yang melihat Emira mengurus semua baju-baju Riki yang baru saja di ambil dari laundri
"Tidak ada tuan , hanya sepulang sekolah harus mengawasi dekornya Princess dan selanjutnya harus mencari kado untuk Princess" jawab Emira
"Oh kalau begitu terima kasih" ujar Riki
"Tema ulang tahun Princess sesuai namanya ya tuan , jadi anda ingin memakai tema apa?" tanya Emira yang membuat Riki termenung
"Princess memang ada apa saja?" tanya Riki yang tidak mengerti tentang hal begitu
"Banyak tuan , setiap Princess ada pangerannya tuan" ujar Emira
"Lalu apa ada prince yang sendirian? Tanpa putri?" tanya Riki
"Kalau putri tanpa pangeran ada tuan , tapi kalau pangeran tanpa putri saya tidak tahu" jawab Emira memikirkan perkataan Riki
"Ya sudah kalau begitu , aku berangkat" ujar Riki lalu keluar dari apartemennya
"Tapi tuan-" perkataan Emira tidak terdengar oleh Riki
Riki sampai di sekolah namun tidak melihat satu orang pun di sana , Riki menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu melihat ke arah pergelangan tangannya untuk melihat jam
"Sudah jam 7 loh , kok sepi ya?" tanya Riki lebih tepatnya ke dirinya sendiri
"Mang , kok tumben sepi?" tanya Riki kepada penjual batagor
"Hari ini hari minggu loh dek" ujar penjual batagor yang membuat Riki menepuk jidatnya
"Kenapa tidak ada yang memberi tahuku!" ujar Riki kesal yang mengingat Ken dan Emira
"Aaaarrrggghh!!" teriak Riki kesal
"Kenapa dek?" tanya penjual batagor
"Batagornya lima puluh ribu! Yang pedas banget!" ujar Riki sambil serahkan uang berwarna biru
"Wah pagi-pagi sudah di kasi rezeki sama Allah , terima kasih ya dek! Tunggu bentar ya dek" ujar penjual batagor
Setelah selesai pesanan batagornya , Riki melajukan motornya ke arah tempat ulang tahun Princess untuk melihat dekorasinya
Sebelum ke sana Riki mampir ke butik untuk membeli baju dan mengganti seragamnya , Riki sampai di tempat di mana ulang tahun Princess di adakan
Saat di lampu merah Riki melihat Bayu dan Raya berboncengan , Riki merasakan sudah kalah sama Bayu yang membuatnya rasa ingin menyerah mengejar Raya
"Semangat Riki! Anda tidak tahu masa depan" ujar Riki menyemangati diri sendiri
"Woi!" panggil Fika yang membuat Riki terkejut
Riki melihat ke arah Fika yang melambai ke arahnya namun Riki membuang wajahnya , Sandi menghampiri Riki yang memakai motor besarnya
"Kamu mau ke mana?" tanya Sandi
"Bukan urusan lo!" ujar Riki lalu melajukan motornya
Raya dan Bayu melihat Riki yang melaju dengan motor hanya bisa menatap heran ke arah Riki , Fika dan Sandi melihat ke arah Raya untuk melihat reaksi Raya ketika tahu Riki berubah
"Ra?" panggil Bayu
"Apa?" jawab Raya
"Mau beli apa ni untuk ke taman?" Tanya Bayu
"Apa aja untuk piknik" jawab Raya
"Ray?" panggil Fika
"Iya Ka?" jawab Raya
"Enggak ada" ujar Fika yang membuat Raya melihat Fika dengan tatapan heran
Mereka melaju ke pasar untuk membeli keperluan piknik nanti sore , mereka berempat berencana akan ke pantai dan piknik di sana
Setelah selesai mereka berempat balik ke rumah Raya untuk mempersiapkan semua makanan untuk piknik nanti
Raya berhenti tepat di depan pintu , di mana buket bunga yang di campur coklat yang sangat besar berada di meja terasnya
Raya mengambil buket itu lalu melihat note yang berada di selip bunga , Raya tersenyum ketika membaca kata-kata receh yang tertulis di atas kertas kecil itu
'Hai bidadari , sudah makan yang manis-manis belum ? Kalau belum nih gue kasi yang manis biar makin manis'
kira-kira begitulah kata-kata receh yang tertulis , Fika , Bayu , dan Sandi melihat Raya yang tersenyum hanya bisa menatap heran
"Eh buket dari siapa?" tanya Fika
"Enggak tahu , enggak ada namanya" jawab Raya
"Buang aja nanti ada pelet!" ujar Bayu kesal
"Ih enggak baik tahu! Gue simpan di kamar" ujar Raya lalu membuka pintu dan langsung ke kamarnya untuk menyimpan buket yang membuat Sandi hanya bisa terkekeh melihat Bayu cemburu tanpa tahu orang yang di cemburui
"Sudah! Ayo siap-siap untuk piknik" ujar Fika yang di turuti Bayu dan Sandi
Setelah selesai mereka langsung bergegas pergi menggunakan mobil yang Raya sewa untuk satu hari , Raya sewa mobil yang biasa dan murah namun tidak terlalu murah harganya
Sebenarnya Sandi dan Bayu tidak perlu sewa mobil karena mereka bisa memakai mobil mereka sendiri namun Fika bilang turuti saja apa kemauan Raya
"Let's go to beach!" teriak Raya dan Fika
Sepanjang perjalanan mereka selalu bernyanyi dan bercanda gurau , Sandi bagian menyetir dan di samping Sandi ada Bayu , di kursi belakang ada Fika dan Raya
Sesampainya di pantai Raya dan Fika sibuk memasang tikar dan payung sedangkan Bayu dan Sandi mengeluarkan makanan yang sudah mereka siapkan
"Eh lihat deh di sana , ada acara apa ya? Sampai mewah gitu dekornya" ujar Fika melihat orang ramai mendekor sesuatu
"Mungkin mau lamaran" ujar Raya sekedarnya karena Raya malas mau mengambil tahu
"Eh kalau gue di lamar suatu saat nanti , semoga saja mewah kaya gitu" ujar Fika
"Lo harus nikah sama orang kaya" ujar Raya
"Iya! Gue akan nikah sama orang kaya!" ujar Fika spontan yang membuat Raya terdiam
"Lo enggak kaya mereka kan kalau sudah kaya?" tanya Raya
"Enggak Ray! Gue enggak bakalan seperti mereka!" ujar Fika menatap sendu Raya
"Eh pada ngomongin apa sih?" tanya Bayu yang baru datang
"Tidak ada" jawab Raya cepat
"Di sana ada acara ya?" tanya Sandi melihat orang sibuk mendekor
"Iya , sepertinya lamaran" jawab Raya
"Wah , mewah ya" ujar Sandi menatap dekornya
"Iya , pasti bukan orang sembarang yang bikin" ujar Fika
"Iya benar tuh" jawab Bayu
"Sudah-sudah , ayo kita makan" ujar Raya mengeluarkan cemilan keripik kentang
"Ayo!" jawab Fika , Bayu , dan Sandi senang
Di sisi lain Riki dan Aldo sudah berganti baju menjadi baju pantai , Riki menelepon Aldo untuk menemaninya mengawasi dekor ulang tahun Princess
"Rik?" panggil Aldo
"Hm?" jawab Riki
"Lo benaran tadi ke sekolah?" tanya Aldo yang masih ingin ketawa mendengar cerita Riki
"Iya! Lo ketawa sekali lagi ni batagor gue siram ke lo!" ujar Riki yang kasih memakan batagornya
"Ampun tuan muda Balamy!" ujar Aldo dengan kedua tangan di atas kepala
"Kalau kak Ken datang baru kita pergi main voli" ujar Riki
"Kita taruhan! Yang menang harus belikan sepeda motor CBR keluaran terbaru!" Ujar Aldo
"Bilang aja lo mau dapat motor gratisan kan?" tanya Riki yang mendapat cengiran dari Aldo
Setelah menunggu selama 2 jam barulah Ken datang ke tempat Riki dan Aldo , Ken mengambil alih dekor yang membuat Riki dan Aldo langsung memainkan voli pantai
Riki bersama Emira dan Aldo bersama asisten pribadinya , skors di set pertama Riki dan Emira memenangkannya dengan skors 21 : 19 sedangkan di set ke-dua Aldo dan asistennya berhasil memperebut kemenangan dengan skors 21 : 20
Sekarang sudah set terakhir di mana skornya imbang 13 :13 , Riki tersenyum mengejek ke arah Aldo yang membuat Aldo menatap sinis ke arah Riki
"Gue akan menang!" ujar Riki
"Gue yang akan menang Rik! Jangan mimpi!" ujar Aldo
Riki menservis sekuat tenaga berhasil di tahan oleh Aldo tapi meleset ke belakang garis bagian dirinya yang membuat Riki memenangkan satu poin
"Sejenak gue melupakan segala tentang lo Aya , gue lelah mengejar lo" ujar Riki di dalam hati
"Gue aja yang ambil" ujar Riki ketika melihat bola pantainya yang menggelinding jauh
Riki mengambil bola pantai tepat di samping kaki seorang gadis yang sedang asik bercanda dengan teman-temannya
"Permisi miss , saya ambil bolanya ya" ujar Riki sopan
Saat Riki melihat siapa orang di depannya langsung mematung , begitu pula gadis di depannya yang juga mematung melihat Riki
Tidak ada suara tertawa dari teman-temannya gadis itu , semua terkejut karena kehadiran Riki yang terlalu tiba-tiba saat ini yang membuat keadaan sangat canggung
"Di saat gue ingin melupakan lo sejenak , lo malah muncul di hadapan gue tanpa gue minta! Tuhan apa salah dan dosaku sehingga aku berjumpa dengannya lagi? Apa kau ingin aku menciumnya saat ini?" guman Riki di dalam hati