Chereads / PURA-PURA MISKIN DEMI AYANG! / Chapter 13 - KEMARAHAN

Chapter 13 - KEMARAHAN

Jam istirahat ke dua sudah berbunyi , Riki langsung mengambil tasnya dan berlalu keluar kelas tanpa menoleh ke Raya atau siapa pun yang membuat Aldo , Sandi , dan Bayu menatap heran ke arah Riki

"Rik!" Panggil  Aldo yang membuat Riki berhenti melangkah

"Apa?" Tanya Riki tanpa melihat ke arah Aldo

"Lo mau ke mana?" Tanya Aldo

"Gue mau ke mana juga bukan urusan lo Do! Kalau gue bilang juga enggak penting bagi dia" ujar Riki terus melangkah keluar dari kelas

"Wow! Tuan muda Balamy lagi patah hati!" Teriak Aldo yang membuat semua melihat ke arah Aldo

"Maksud lo apa?" tanya Bayu namun Aldo hanya melihat ke arah Raya , Raya yang melihat Aldo menatapnya seakan-akan bertanya kenapa Riki begitu hanya bisa bertindak tidak peduli

Aldo melihat tempat bekal yang Raya keluarkan langsung tersenyum sinis , Raya yang melihat Aldo begitu menatapnya heran

"Kenapa lo liat gue begitu?" tanya Raya

"Lo enggak merasa ada salah gitu sama orang?" tanya Aldo yang membuat Raya dengan santai menggelengkan kepalanya

"Dasar egois!" ujar Aldo sinis yang membuat Raya menatap Aldo dengan tatapan tidak terima

"Gue enggak ada salah sama lo ya! Gue baru kenal lo seminggu jadi , jangan anggap lo sudah tahu sifat gue dengan mengatakan gue egois!" ujar Raya yang enggak terima di bilang egois

"Kalau bukan egois namanya apa? Sumpah baru kali ini gue jumpa cewek kaya lo! Enggak ada tahu rasa terima kasihnya!" ujar Aldo dengan nada dingin

Perdebatan Aldo dan Raya membuat heboh satu sekolah yang membuat senua berkumpul mengelilingi mereka berdua, Raya membenci situasi di mana dia menjadi pusat perhatian dan Raya memuji sifat Aldo yang sangat tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya

"Al , sudah Al! Sabar!" ujar Sandi menenangkan Aldo yang terlihat emosi

"Gue harus terima kasih apa ke lo? Dengar ya Aldo , gue enggak ada salah sama lo dan tiba-tiba lo langsung bilang gue egois! Sumpah enggak jelas banget lo jadi cowok!" ujar Raya , Aldo menggebrak meja yang membuat Bayu dan Sandi langsung memegang Aldo

Raya yang melihat Aldo emosi langsung bergetar takut namun berusaha tidak di tampakkan , Raya mengepalkan tangannya berusaha untuk kuat karena Raya merasa tidak berbuat salah apa pun ke Aldo

"Cewek egois! Tidak tahu terima kasih! Gue enggak tahu apa yang di sukai Riki dari lo! Awal gue bisa maklum kalau lo begitu karena tidak suka sama Riki tapi ketika gue liat pengorbanan Riki dan sama sekali tidak di hargai bahkan rasa terima kasih sedikit pun yang lo tunjukkan tidak ada , dari situ gue yakin kalau gue benci banget sama cewek kaya lo! Gue berharap lo tidak masuk ke kelas ini dan membuat Riki jatuh hati ke lo!" ujar Aldo panjang lebar yang membuat Raya mengerti apa yang membuat Aldo marah

"Lo enggak tahu apa yang terjadi sama gue! Jangan menyalahkan gue bersikap seperti ini sama dia! Salahkan keadaan yang membuat gue begini!" ujar Raya

"Gue enggak peduli! Yang jelas di mata gue lo cewek EGOIS YANG TIDAK TAHU TERIMA KASIH!" ujar Aldo menekan kata terakhirnya

"Sabar Al! Lebih baik lo tenangkan diri lo" ujar Bayu

"Kamu jangan marah dulu ke Raya , kita tidak tahu apa yang dia rasakan hingga begitu sama Riki" ujar Sandi

"Kalau memang lo marah karena Riki serempet lo bukankah dia sudah tanggung jawab hingga obat dan segalanya di tanggung dia? Lalu mana kata terima kasihnya? Gue enggak pernah dengar sekali pun!" ujar Aldo yang membuat Raya terdiam karena ucapan Aldo benar dia belum ada bilang terima kasih saat Riki merawat lukanya walaupun Raya sangat tidak ingin Riki menyentuhnya

"Kenapa diam? Gue benarkan? Dengar ya Raya , gue baru kali ini melihat sisi Riki yang murung dan tidak peduli dengan orang! Bahkan tidak melihat ke arah gue yang sahabatnya dari kecil , SELAMAT! Lo sudah berhasil membuat Riki jauh dari lo dan sahabatnya!" ujar Aldo menekan kata selamat sambil menepuk tangan sebagai sarkas

Aldo menarik tasnya lalu berbalik untuk keluar dari kelasnya meninggalkan Raya yang terduduk hampir menangis , Raya menjadi tonton dan gosip orang kelas bahkan dari kelas lain yang membuatnya tidak berani melihat sekelilingnya

"Eh , ada apa?" tanya Fika yang baru saja masuk ke kelas Raya

"Yaya , di minum dulu airnya biar tenang" ujar Sandi menyerahkan air putih botol

"Ra , lo jangan ke masukkan ke hati ya perkataan Aldo" ujar Bayu

"Kenapa sahabat gue? Kenapa Aldo?" tanya Fika

"Dia marahkan Raya Fik , karena Riki tadi terlihat seperti orang yang berbeda kata Aldo bahkan Riki tidak melihat ke arah Aldo sedikit pun" jelas Bayu yang masih mengelus punggung Raya yang bergetar

"Ray , lo enggak apa-apakan?" tanya Fika yang mendekat ke arah Raya

"Gue enggak apa-apa kok Ka , ayo kita makan Ka bekal dari seseorang yang tidak tahu identitasnya" ujar Raya di paksakan senyum namun semua tahu bahwa Raya menahan tangisnya

"Kalian juga rasa ya" tawar Raya ke Bayu dan Sandi yang hanya mendapatkan anggukan dari mereka berdua

Mereka berempat makan bersama bekal pemberian dari Riki , mereka memuji rasa steak yang terasa sangat enak bahkan matangnya pas

Mereka juga merasakan waffle buatan Riki yang menurut mereka juga enak , setelah habis Raya menatap sahabatnya

"Enak ya?" ujar Raya

"Iya! Matangnya pas! Wafflenya juga pas manisnya" ujar Fika

"Mood gue baik lagi gara-gara bekal ini" ujar Raya tersenyum senang

"Baguslah kalau kamu sudah baikkan dan tidak sedih lagi" ujar Sandi mengacak kepala Raya

"Iya" jawab Raya tersenyum

"Tangannya! Tangannya di jaga!" ujar Bayu yang membuat Sandi terkekeh begitu pula dengan Fika

Di sisi lain Riki sudah sampai di kantornya lalu Riki masuk ke dalam lift dan menekan tombol yang menunjukkan nomor lantai terakhir dari perusahaannya

Ketika di dalam lift Riki menghela napas panjang merasa bahwa dirinya capek menghadapi Raya yang membangun benteng sangat tebal yang membuat Riki lelah menghancurkan benteng yang tidak ada habisnya

Riki masih ingin berjuang namun di sisi lainnya Riki ingin berhenti , Riki bingung harus menurutinya yang mana hingga membuat dirinya enggak ingin berbuat apa-apa

Riki sampai di lantai teratas tempat di mana ruangannya , Riki tersenyum ramah ketika sekretaris perusahaannya menyapanya

Riki membuka pintu ruangannya lalu terkejut ketika melihat omanya yang sudah duduk di kursi dan menunggu kedatangannya

"Eh oma" ujar Riki lalu menyalami tangan omanya

"Cepat ganti baju , oma mau bicara sama kamu" ujar omanya Riki

Riki langsung menuruti omanya , lagi pula tidak mungkin di perusahaannya dia harus memakai seragam sekolahnya bisa-bisa dia di remehkan kliennya

Riki memakai kemeja putihnya dan celana kain berwarna biru dongker , sepatunya di ganti menjadi sepatu pantofel lalu Riki memakai jam dan cincin kebanggaannya yang berlambangkan naga emas bermata ungu gelap

Mata naga di cincin Riki di buat dari Red diamon yang harganya sampai puluhan milyar , Riki membenarkan rambutnya Gar tidak terlihat acak-acakan karena harus terlihat rapi saat di kantor

Riki keluar dari ruang ganti bajunya lalu duduk di meja kerjanya menghadap omanya yang sedang menikmati pemandangan di kantornya

"Ada apa oma? Apa yang membawa anda kemari?" tanya Riki dengan bahasa formal

Inilah Riki jika sudah di kantornya , Riki akan berubah menjadi lebih dewasa dan tidak terlihat seperti anak remaja SMA lainnya

"Cucu oma kenapa tidak menemui oma tadi pagi seperti biasanya?" tanya oma Riki

"Saya terburu-buru oma , oma apakah ada urusan penting yang akan di sampaikan? Karena tidak seperti biasanya anda ke kantor dan menemui saya hanya berdua seperti ini jika tidak ada sesuatu yang sangat penting" ujar Riki sambil tersenyum

"Baiklah! Oma langsung ke intinya" ujar oma Riki lalu mengambil jeda di perkataannya

"Apa kurangnya Calista bagimu?" tanya oma Riki lalu menghadap ke arah Riki dan menatap mata Riki

"Banyak! Dia terlalu egois , gegabah , angkuh , dan kasar" jawab Riki tanpa kebohongan

"Bukankah itu hanya penilaianmu saja? Bukankah dia bersikap seperti itu karena takut kau mencintai orang lain?" tanya oma Riki dengan beberapa pertanyaan

"Saya dari awal tidak pernah mencintainya bahkan menyetujui perjodohan ini! seperti yang anda bilang oma , dia menunjukkan sifat aslinya ketika aku mencintai gadis lain" ujar Riki tanpa kebohongan

"Siapa gadis itu? Siapa marganya? Dari kalangan mana dia?" tanya omanya lagi yang membuat Riki terkekeh

"Kalangan biasa , namanya Raya dan dia tidak mempunyai marga" jawab Riki

"Dia tidak punya marga? Lalu bagaimana kita akan tahu dia keturunan dari mana? Baik buruk keluarganya juga harus di liat Riki" ujar oma Riki

"Bisa saja dia mengincar harta kau! Bisa saja dia ada niat buruk ke kau , dia pasti menggodamu hingga kau berpaling dari Calista!" ujar omanya marah

"Saya sudah mencintainya , dia baik! Dia bisa menerima aku dalam keadaan yang sulit suatu hari nanti! Dia tidak mengincar harta kita seperti Calista dan keluarganya" ujar Riki

"Kau tidak tahu bagaimana keluarga Calista! Bagaimana kau bisa berpikiran seperti itu?" tanya omanya Riki

"Karena sudah ke tebak bagaimana busuknya orang-orang seperti keluarga Calista" ujar Riki

"Kau baru menjumpainya dua kali Riki!" Bentak omanya

"Lalu kenapa anda bisa berpikiran gadis saya buruk jika anda saja belum pernah bertemu dengannya?" tanya Riki yang membuat omanya terdiam

"Saya hanya butuh restu ke dua orang tua saya bukan anda , yang berhak memutuskan siapa yang akan menjadi gadis saya adalah saya sendiri! Saya sudah tidak peduli dengan perjodohan yang anda atur" ujar Riki tenang

"Bagaimanapun aku tidak setuju dia masuk ke keluarga Balamy!" ujar oma Riki laku berdiri meninggalkan ruangan Riki

Riki menghela napasnya lalu bersender di kursi kebesarannya , Riki cukup lelah dengan semua cobaan yang datang menghampirinya kali ini

"Ah ya tuhan , aku hanya ingin istirahat sebentar" guman Riki lalu mengusap wajahnya kasar