Raya membuka matanya namun dengan cepat memejamkan matanya lagi karena retina matanya belum terbiasa dengan cahaya lampu
"Ray , lo sudah sadar?" Tanya Fika
Fika dan Raya di jadikan satu kamar , Riki meminta pihak rumah sakit untuk tidak memisahkan mereka berdua gar tidak ribet saat menjenguknya
"Kita di mana Ka?" Tanya Raya
"Di rumah sakit Ray , Riki yang selamatkan kita" ujar Fika
"Gue bersyukur ada yang selamatkan kita Ka , tapi kenapa harus dia?" Guman Raya
"Gue juga enggak tahu Ray" jawab Fika lemah
"Ternyata kalian sudah sadar , nih gue bawa buah" ujar Riki masuk ke kamar Raya dan Fika
"Terima kasih Rik" ujar Fika namun Raya hanya diam
"Gue kupas apelnya ya" ujar Riki ke Raya namun belum ada tanggapan dari Raya
"Hai epribadeh!" ujar Aldo yang membuat Riki menatap tajam Aldo
"Jangan bising , ini bukan hutan" ujar Riki yang langsung dapat cengiran kuda dari Aldo
"Gue bawakan lo bubur ayam Fik , gue suapin ya" ujar Aldo yang lebih ke perintah
"Terserah lo" ujar Fika lemah
"Akhirnya! Kalian sadar" ujar Sandi lalu mendekat ke Raya begitu juga Bayu yang hanya berikan senyuman tipis ke arah Raya
"Gue bawakan roti untuk lo" ujar Bayu lalu meletakan rotinya di atas nakas
"Terima kasih" ujar Raya lemah
Riki yang melihat Raya berterima kasih ke Bayu hanya bisa tersenyum getir , Riki selesai mengupas apelnya lalu Riki menyuapi Raya
Awalnya Raya enggan menerima suapan dari Riki namun karena tidak enak karena Riki sudah menolongnya akhirnya Raya menerima suapan Riki
Riki yang melihat Raya menerima suapannya langsung tersenyum lebar walaupun tahu bahwa semua itu terpaksa
"Ya , aku bawakan kamu jajanan tapi makannya tunggu kamu sudah sembuh ya" ujar Sandi membawakan sekeranjang besar yang berisi jajanan untuk Raya
"Nah Ika , ini untuk kamu" ujar Sandi mengeluarkan sekeranjang sedang berisi jajanan juga
"Kamu pilih kasih ya San" ujar Fika
"Hehe maaf" ujar Sandi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal
"Terima kasih" ujar Raya tersenyum lebar
Riki menyuapi Raya buah jeruk hingga bersih lalu di suapi ke Raya , Fika yang melihat Raya hanya bisa tersenyum getir karena melihat Raya menahan ketakutannya
Setelah setengah jam mereka mengobrol dan bercanda di satu ruangan akhirnya Sandi dan Bayu pamit untuk pulang dan tinggallah Raya , Fika , Riki , dan Aldo
"Kamu mau minum apa?" tanya Riki lembut namun Raya tidak menjawab
"Ray , di jawab kalau di tanya orang" ujar Aldo
"Gue minum air putih aja" ujar Raya lalu dengan sigap Riki mengambil cangkir berisi air putih untuk Raya
"Terima kasih" ujar Raya yang tidak menatap wajah Riki sedikit pun
Ada rasa perih di hati Riki namun Riki tidak bisa memaksa Raya baik kepadanya , Riki harus bertahan demi mendapatkan hati Raya karena prinsip Riki 'Sakit-sakit terlebih dahulu berbahagia kemudian'
"Ray" tegur Fika karena tidak enak dengan Riki yang sudah menolongnya bahkan di bawa ke rumah sakit pribadi dan mendapat perawatan yang lebih baik
"Kesampingkan dulu egomu" ujar Fika lagi
"Ka! Lo tahu gue bagaimana! Lo tahukan apa yang gue alami dan derita?" tanya Raya yang berurai air mata
"Gue tahu Ray , Tapi lo harus ingat dulu ke baikkannya" ujar Fika
"Gue mau pulang! Kirim semua tagihannya ke gue! Dan terima kasih sudah tolongin gue tapi gue mohon jangan berbuat baik ke gue lagi!" ujar Raya ke Riki lalu melepaskan jarum infus lalu pergi meninggalkan
Riki hanya bisa terdiam melihat itu bahkan Fika dan Aldo terkejut melihat Raya yang senekat itu , lama Riki hanya bisa terdiam karena ucapan Raya yang menurutnya tidak masuk akal
"Rik?" panggil Aldo yang melihat tatapan kosong Riki
"Riki?" panggil Aldo dan Fika namun suara mereka agak di keraskan
"Ya?" ujar Riki sambil memaksakan senyumnya
"Lo enggak apa-apa kan?" tanya Aldo
"Memang gue kenapa?" Tanya Riki yang berusaha tersenyum lalu mengeluarkan hpnya dan menelepon seseorang
"Jo , siapkan mobil" ujar Riki setelah teleponnya tersambung lalu menutup teleponnya
"Gue pergi" ujar Riki meninggalkan Aldo dan Fika
Riki sudah keluar dari rumah sakitnya dan melihat Jo sudah berdiri di samping mobil , Riki menghampiri Jo lalu Jo membuka pintu mobil untuk Riki
"Terima kasih Jo" ujar Riki
"Sama-sama" jawab Jo tersenyum
Jo masuk duduk di bagian pengemudi dan Riki yang duduk di belakang sambil memainkan tablet yang sudah tersedia di mobilnya , Jo melihat Riki sesekali untuk memastikan Riki baik-baik saja
"Jo , ke apartemen ya" ujar Riki
"Baik tuan muda" jawab Jo
"Maaf tuan muda , apa anda baik-baik saja?" tanya Jo setelah lama diam
"Kenapa? Saya baik-baik saja" ujar jawab Riki
"Anda terlihat memikirkan sesuatu" ujar Jo yang membuat Riki terkekeh lalu mengalihkan pandangannya dari tablet ke luar jendela mobil
"Kau tahu saja tentang aku Jo , Jo aku patah hati lagi" ujar Riki yang kali ini membuat Jo terkekeh
"Apa dengan wanita yang sama?" tanya Jo
"Kau benar , aku ingin memberikan dia coklat agar hatinya tenang tapi dia alergi coklat" ujar Riki
"Kenapa tidak membelikan dirinya es krim?" tanya Jo yang membuat Riki melihat ke arah Jo
"Kau benar! Akan aku bawakan dia es krim , sekarang ke minimarket terdekat dari rumah Raya Jo" ujar Riki yang membuat Jo langsung menginjak pedal gas ke sana
Riki melihat ke luar jendela mobil lagi dan berharap agar es krimnya tidak di tolak oleh Raya , Riki masih tidak mengerti kenapa Raya bisa tidak nyaman bersamanya padahal dia sudah melakukan banyak cara agar dekat
"Maaf tuan muda , bukankah itu wanita yang tuan bawa ke rumah sakit?" tanya Jo yang membuat Riki langsung melihat ke arah wanita yang tengah berjalan lalu berbelok menuju konter hp
"Apa hpnya rusak?" guman Riki
Di sisi lain Raya menghela napas dan berharap semoga tidak mahal biaya perbaiki hpnya , Raya melihat ke arah jam di tangannya yang menunjukkan pukul 4 sore yang artinya dia harus bekerja
Raya takut alasannya tidak masuk kerja selama dua hari di tolak sama bosnya , Raya tidak mempunyai surat sakit yang bisa menjadi bukti kuat alasannya
"Permisi , mbak saya mau perbaiki lcd hp saya" ujar Raya kepada penjaga konter itu
"Baiklah mbak saya lihat dulu ya" ujar mbak penjaga konter itu
"Kira-kira kena berapa ya mbak hp saya?" tanya Raya
"Oh kami belum tahu mbak , tapi besok bisa mbak ambil?" tanya mbak penjaga konternya
"Bisa mbak , besok saya datang lagi ya" ujar Raya lalu pergi
Raya langsung keluar dari konter menuju tempat kerjanya , Riki yang melihat itu langsung turun dari mobil yang diikuti oleh Jo
Riki masuk ke konter dan menjumpai penjaga konter di sana , penjaga di sana tercengang ketika melihat anak orang kaya nomor satu di dunia bisa memasuki konter kecil mereka
"Ada perlu apa tuan?" tanya penjaga konter itu dengan penuh senyum
"Wanita tadi kenapa dia di sini?" tanya Riki langsung ke intinya
"Dia akan memperbaiki hpnya tuan" jawab penjaga konter itu
"Mana hpnya?" tanya Riki
"Sebentar" ujar penjaga itu , tidak lama kemudian penjaga itu kembali dengan hp Raya di tangannya
"Berapa ganti lcd dan touchscreennya?" tanya Riki
"Sekitar 300ribu tuan" ujar penjaga konter itu
"Kenapa murah?" tanya Riki yang membuat penjaga itu sedikit terkejut
"Ini hp model lama tuan" ujar penjaga konter itu
"Kalau begitu saya bayar langsung aja ya , tapi jangan bilang saya yang bayar" ujar Riki mengeluarkan uang satu juta yang membuat penjaga itu terkejut
"Ini terlalu banyak tuan" ujar penjaga konter itu
"Ini bayaran karena kalian telah merahasiakan identitas saya dari wanita itu , jika dia bertanya kenapa gratis bilang saja kalian ada event atau apa gitu" ujar Riki yang mendapatkan senyuman tulus dari penjaga konter
"Tenang saja tuan , rahasia anda aman bersama kami tapi bolehkah saya meminta foto bersama tuan?" tanya penjaga konter itu
"Tentu saja boleh" jawab Riki
Selesai foto Riki langsung keluar dari dalam konter kecil itu , Riki melihat ke arah Jo dan tersenyum penuh arti
"Ada apa tuan?" tanya Jo
"Panggil aku Riki Jo , seperti biasa" ujar Riki tersenyum
"Maafkan saya Riki" ujar Jo
"Gue hanya bisa melakukan ini Jo , memberikan dia yang terbaik dari jauh" ujar Riki yang membuat Jo tersenyum
"Semoga dia luluh ya Rik" ujar Jo
"Semoga Jo" sambung Riki
"Jo , ayo jalan" ujar Riki yang membuat Jo menepuk jidatnya
"Maafkan saya" ujar Jo lalu berjalan menuju mobil bersama Riki
"Jo , besok pagi antarkan bekal yang gue buat ya ke alamat ini" ujar Riki yang menyerahkan alamatnya lewat tablet di mobil
"Baik Rik! Serahkan sama gue semuanya" ujar Jo yang membuat Riki terkekeh
"Ini sakit hati yang ke berapa Rik?" tanya Jo dengan senyum jailnya
"Ke sekian kalinya mungkin" jawab Riki dengan tertawa