Beberapa saat sebelumnya...
"Ray..." ujar Fika lemah yang duduk memeluk kakinya
"Iya Ka , lo bertahan ya karena jam istirahat sebentar lagi" ujar Raya
"Gue kedinginan , gue juga enggak bisa napas Ray! Bau" ujar Fika dengan suara bergetar
"Sabar Ka , Gue yakin akan ada seseorang yang menolong kita" ujar Raya menyemangati Fika
"Tapi ini toilet bau banget , siapa yang akan ke sini Ray? Jarang banget ada siswi yang akan masuk ke sini" ujar Fika yang tidak mendapatkan jawaban dari Raya karena semua yang di katakan Fika benar
"Dingin Ray" ujar Fika
Raya memeluk Fika agar Fika bisa merasakan kehangatan sedikit , Raya menggigil karena sepatunya juga basah karena terkena air dari siraman Calista
"Siapa yang berbuat seperti ini?" guman Raya
"Ray , asam lambung gue kumat!" ujar Fika
Raya hanya bisa diam karena Raya juga merasakan hal yang sama , Raya dan Fika sama-sama mempunyai asam lambung karena itu mereka tidak pernah mau telat makan tapi sangat suka makan pedas
"Ray" guman Fika
"Apa Ka?" ujar Raya
"Sakit" ujar Fika
"Sabar ya Ka" ujar Raya
Fika memejam matanya lalu terkulai lemas , Raya yang merasakan tidak ada suara dari Fika dan merasakan Fika terkulai lemas membuat Raya panik
"Ka! Bangun! Jangan pingsan! Temanin gue! Gue takut!" ujar Raya mengguncang pelan tubuh Fika
"TOLONG! TOLONG!" teriak Raya namun tidak ada jawaban
"Tolong gue Iki" guman Raya yang tiba-tiba membayangkan wajah Riki
"Tolong gue kak" guman Raya yang mengingat Sandi
"Siapa pun tolong kami!" guman Raya
Mata Raya sudah menggelap namun Raya berusaha agar tetap sadar , kepalanya pusing karena sudah lama mencium bau yang menyengat
Badannya mengigil karena duduk di lantai toilet , Raya yakin kakinya sudah lecet karena memakai sepatu lembap
Raya melihat hendel pintu toilet yang bergoyang-goyang yang membuatnya tersenyum lega namun tidak lama hendel pintu sudah tidak bergerak membuat Raya kehilangan harapannya
Raya hanya bisa berdoa dalam hatinya berharap orang yang memegang hendel pintu kembali lagi , tidak lama pintu seperti di dobrak dari luar membuat Raya tersenyum kembali
"Ka , bangun! Ada orang yang selamati kita Ka" ujar Raya mengguncang badan Fika
Brak!
Raya melihat orang masuk dengan samar-samar , Raya tersenyum tipis dan bersyukur karena Allah mengabulkan doanya
"Tolong gue" ujar Raya pelan dengan suara bergetar lalu kegelapan mulai merenggut penglihatan Raya
Riki , Bayu , dan Sandi sudah sampai di rumah sakit Balamy , Mereka bertiga langsung memanggil dokter di ruang UGD
"Tuan muda , ada apa? Siapa yang sakit?" tanya dokter yang melihat Riki
"Tolong rawat dia , bawa ke ruang VVIP" ujar Riki yang membaringkan Raya dan Fika ke brankar
Dokter yang mendengar perintah dari Riki langsung memeriksa Raya dan Fika , Dokter langsung memasang infus di tangan Raya dan Fika lalu memberikan selang oksigen ke Raya dan Fika
Dokter menyuruh perawat untuk mengganti bahu Raya dan Fika lalu menyelimuti Fika dan Raya agar suhu tubuh mereka berdua bisa meningkat dan normal
Selesai menangani Raya dan Fika dokter langsung memanggil Riki agar mengikutinya ke ruangan agar bisa bertanya lebih jauh dan menjelaskan apa yang terjadi dengan Raya dan Fika
"Bagaimana kondisinya?" tanya Riki ketika duduk di depan dokter pribadi keluarganya itu
"Mereka terkena hipotermia" jawab dokter itu yang membuat Riki menghela napas
"Apa masih bisa di tangani?" tanya Riki
"Masih bisa tuan muda , mereka hanya terkena hipotermia ringan" jawab dokter itu yang tidak lama hanya ada keheningan karena Riki sibuk memikirkan cara membatalkan pertunangannya dengan Calista
"Tuan muda ke dua pasien ini terkena hipotermia , kalau boleh tahu mereka berdua tuan muda?" tanya dokter ke Riki
"Mereka aku temukan di kamar mandi" jawab Riki
"Perawat sudah mengganti baju mereka tuan , syukur tuan membawa mereka berdua dengan cepat jika tidak darah mereka akan di hangatkan menggunakan mesin cuci darah" jelas dokter yang membuat Riki menghela napas
"Kenapa mereka bisa di kamar mandi?" tanya dokter
"Ada yang mau bermain denganku" ujar Riki dengan nada dingin yang membuat dokter terdiam
"Aku balik ke sekolah , aku tidak mau tahu mereka berdua harus di rawat sampai 100 persen pulih" ujar Riki
"Baik tuan muda!" ujar dokter itu tegas
Riki keluar dari ruangan dokter lalu berjalan menuju ke sekolah , Sandi dan Bayu Riki menyuruh mereka untuk menunggu di rumah sakit
"Lo mau ke mana?" tanya Bayu
"Ada yang harus gue urus" ujar Riki yang membuat Sandi menghela napas
"Aku sudah menyuruh ayahku untuk mengurusnya" ujar Sandi
"Gue penasaran tentang lo Sandi , kenapa lo masuk sekolah biasa? Kenapa lo enggak masuk ke sekolah elite?" tanya Riki yang langsung melihat ke arah Sandi
"Aku hanya ingin tahu bagaimana rasanya menjadi orang biasa" jawab Sandi tersenyum
"Tuan muda" ujar seorang wanita di belakang Riki
"Emira bisa tolong jaga mereka berdua? Saya ada perlu dengan dua teman saya" ujar Riki dengan bahasa formal
Ketika Riki , Bayu , dan Sandi sudah berganti dengan bahasa formal di situlah mereka mengeluarkan aura berwibawa mereka dan menunjukkan bahwa mereka bukanlah siswa biasa
"Baik tuan" ujar Emira
"Di mana Jo?" tanya Riki
"Maaf tuan muda tadi Jo izin mengantar adiknya ke bandara" ujar Emira
"Apa adiknya berhasil masuk ke universitas di jepang?" tanya Riki
"Ya, tuan muda! Dengan jalur beasiswa!" ujar Emira semangat
"Jaga nyonya Raya Balamy dengan benar Emira ingat itu" ujar Riki lalu mendapat hormat dari Emira
"Siapa wanita itu?" tanya Sandi
"Sekretaris pribadi gue" jawab Riki
"Ikut gue" ujar Riki
Riki lalu membawa Bayu dan Sandi ke ruang direktur di rumah sakit itu , Bayu dan Sandi sudah tidak heran kenapa di rumah sakit ini Riki bebas karena rumah sakit ini milik Riki pribadi
"Ini rumah sakit yang lo bangun tanpa campur tangan keluarga lo kan?" tanya Bayu
"Ya" jawab Riki singkat
"Tapi kenapa lo memakai nama keluarga lo?" Tanya Bayu lagi
"Gue enggak mau mereka tahu bahwa ini aset pribadi gue , biar mereka tahu bahwa keluarga Balamy enggak hanya menargetkan untuk orang elite saja tapi untuk rakyat menengah dan ke bawah juga , ya walaupun sebenarnya keluarga gue menargetkan untuk yang elite saja" ujar Riki menjelaskan
"Bukankah sama saja kamu jual nama keluarga ya?" tanya Sandi
"Dalam bisnis tidak mengenal menjual nama keluarga atau tidak , selagi kehormatan bisa di raih di situlah kita ambil" ujar Riki dengan formal
"Katakan tuan Balamy , ada apa anda memanggil kami ke sini?" tanya Sandi
"Jawab pertanyaan saya dengan jujur tuan Triwijaya , apa tujuan anda masuk ke sekolah biasa? Pertanyaan ini juga untuk anda tuan Saputro" ujar Riki
"Tuan muda! Tuan muda Triwijaya" ujar Sandi
"Jawab saja tuan muda" ujar Riki
"Angkuh , arogan , playboy , itulah anda Tuan muda Balamy! Baiklah saya akan menjawab pertanyaan anda , saya masuk ke sana untuk menyelidik kematian adik saya" ujar Sandi dengan formal
"Saya masuk sana karena Raya berada di sana" jawab Bayu singkat
"Awalnya saya tidak tertarik dengan Raya namun karena ramahnya Raya , cantiknya , manisnya dan uniknya yang membuat saya ingin selalu berada bersamanya selalu dan sangat ingin memilikinya" ujar Riki
"Maaf tuan muda Balamy , anda akan mendapatkannya jika anda bisa mengambil restu dari keluarga Triwijaya karena keluarga Triwijaya akan mengadopsinya" ujar Sandi yang membuat Riki menatap tajam ke arah Sandi
"Apa kamu akan menjadi iparku? Akan sangat mengesalkan jika mempunyai ipar dari keluarga musuh" ujar Riki
"Maaf saingan anda bukan dari keluarga Triwijaya saja Balamy! Tapi dari keluarga Saputro juga" ujar Bayu yang mendapat tatapan tajam dari Riki
"Baiklah! Kita akan lihat siapa yang memenangkan hati Raya tuan muda Saputro
"Tapi alasannya apa keluargamu begitu menyetujui akan mengadopsi Raya?" tanya Riki
"Wajah Raya , sifat Raya sangat mirip dengan wajah adikku" ujar Sandi yang membuat Riki dan Bayu melihat ke arah Sandi dengan lekat
"Todak percaya? Baiklah aku akan menunjukkannya" ujar Sandi laku mengeluarkan hpnya dan memperlihatkan Riki dan Bayu foto adiknya
Riki dan Bayu cukup terkejut melihat foto itu , Riki dan Bayu mencari perbedaan dari wajah Raya dan adik Sandi itu namun tidak ada bedanya
"Bedanya ada di dagu dan gingsul , mereka sama-sama memiliki lesung pipi lalu di dagu adikku ada tahi lalat samar di dagunya sebelah kiri" ujar Sandi sambil tersenyum
"Mereka benar-benar mirip" ujar Riki
"Mereka hanya beda setahun , aku harap Raya mau di adopsi oleh keluarga Triwijaya" ujar Sandi
"Gue akan rebut hati lo kakak ipar" ujar Riki tiba-tiba ya g membuat Sandi geli sendiri
"Maaf saya menyukai perempuan bukan laki-laki!" ujar Sandi yang membuat Bayu terkekeh
"Bukan itu maksud gue! Sebelum mendapatkan adiknya harus mendapatkan restu dari keluarganya dulu" ujar Riki yang membuat Sandi terkekeh
"Sebelum lo , gue yang akan memperebut restunya!" ujar Bayu
"Perlihatkan perjuangan kalian wahai calon adik-adik ipar" ujar Sandi terkekeh