Chereads / PURA-PURA MISKIN DEMI AYANG! / Chapter 9 - TERKUNCI DI TOILET

Chapter 9 - TERKUNCI DI TOILET

Raya sudah mengganti seragamnya dengan baju seragam Riki , Raya mencium wangi parfum Riki yang membuat Raya tahu bahwa Riki memakai parfum mahal

"Loh , Ray?" Panggil Fika yang baru keluar dari dalam toilet

"Eh Ka?" Ujar Raya yang terkejut

"Lo kenapa?" Tanya Fika yang melihat Raya memegang seragamnya

"Riki Adrian B?" Guman Fika melihat papan nama di baju seragam Raya

"Lo pakai baju Riki , Ray? Demi apa? Lo sudah enggak takut dengan dia? Lo sudah melawan fobia lo?" Tanya Fika beruntun

"Enggak Ka , tadi ada insiden sedikit" ujar Raya

"Insiden apa?" tanya Fika

"Coba aja tanya ke Sandi nanti" ujar Raya

"Jangan bilang lo di bully? Baju seragam lo netes air tuh" ujar Fika yang melihat baju seragam Raya yang di pegangnya masih meneteskan air

"Iya" jawab Raya singkat yang berhasil memancing emosi Fika

"Siapa yang berani bully lo? Siapa? Bilang ke gue!" ujar Fika emosi

"Sudah jangan emosi Ka , Bayu , Sandi , dan Riki sudah kasi pelajaran buat dia" ujar Raya

"Lo jangan lemah Ray , jangan mau di belain si Riki! Nanti lo baper terus lo tahukan dia dari keluarga kalangan mana?" ujar Fika yang terkejut mendengar perkataan Raya

"Gue tahu Ka , makanya gue suruh Riki menjauh" ujar Raya

"Satu sekolah mana bisa menjauh" ujar Fika uang membuat Raya melihatnya dengan tatapan heran

"Riki enggak akan semudah itu menyerah sebelum apa yang dia dapatkan tercapai" ujar Fika yang membuat Raya menghela napasnya lelah

"Ya sudah yuk keluar" ujar Raya

Raya dan Fika berjalan menuju pintu toilet namun pintu toilet tidak mau terbuka yang membuat Fika dan Raya panik

"Ka , lo yang terakhir masukkan?" tanya Raya

"Iya Ray , tapi gue yakin ni pintu masih berfungsi" ujar Fika

"Kita di kunci dari luar!" ujar Raya

"Jangan takutin gue!" ujar Fika panik

"Terus kalau bukan di kunci kenapa ni pintu enggak bisa terbuka!" Ujar Raya

"Gu- gue juga enggak tahu Ray!" ujar Fika

"Lo bawa hp enggak?" tanya Raya

"Enggak! Gue tinggalin di kelas" jawab Fika yang membuat mereka menghela napas

"Teriak aja! Mana tahu ada yang dengar" ujar Fika

"Ya sudah kita coba" ujar Raya

Raya dan Fika menggedor-gedor pintu toilet sambil teriak minta tolong namun tidak ada yang membuka pintu toilet

"Gue nyerah!" ujar Fika

"Ini jam masuk! Enggak akan ada orang lewat!" ujar Raya yang melihat ke arah jamnya

Di sisi lain jam pelajaran sudah mulai , Riki melihat ke arah bangku Raya yang masih kosong lalu Riki melihat ke arah Sandi yang juga terlihat sangat khawatir

"Raya mana?" tanya Riki

"Raya belum balik dari semenjak dia ganti seragam Rik" ujar Sandi

"Buk permisi! Saya mau cari Raya!" ujar Riki yang membuat Bayu sadar bahwa Raya belum kembali dari ganti baju seragamnya

"Buk! Saya juga mau cari Raya!" ujar Bayu yang membuat Riki  menatap Bayu dengan tatapan tajam

"Sudah lo belajar aja di sini jangan ikutan cari istri gue!" ujar Riki

"Raya istri gue juga jadi gue berhak mencari dia!" ujar Bayu enggak mau mengalah

"Siapa bilang Aya istri lo? Memang lo sudah ijab kabul?"  tanya Riki yang tidak menyadari diri sendiri enggak pernah sama sekali ijab kabul

"Sudah! Sudah! Raya akan balik dengan sendirinya!" ujar guru itu menengahi Riki dan Bayu

Riki hanya bisa duduk kembali dan gelisah sepanjang pelajaran karena memikirkan Raya begitu pula Bayu yang tidak henti-hentinya melihat jam tangannya

Setelah dua jam pelajaran berlangsung akhirnya bel istirahat langsung berbunyi , Riki dan Bayu segera meninggalkan kelas untuk mencari Raya

Raya melihat pintu toilet perempuan yang di kunci dan merasa Raya tidak ada di sana , Riki lalu ke UKS dan bertemu Bayu di sana

"Ada ayangnya gue?" tanya Riki

"Ayang gue enggak ada di UKS" ujar Bayu menekan kata 'Ayang gue'

"Aduh nyonya Balamy ke mana ya? Apa sudah pulang? Tapi tasnya masih di kelas" guman Riki Bayu yang mendengar Riki menyebut Raya dengan 'nyonya Balamy' pun tidak mau kalah

"Nyonya Saputro belum makan siang tapi sudah menghilang" keluh Bayu yang membuat Riki menatap tajam Bayu

"Kalian di sini rupanya" ujar Sandi yang membuat Riki dan Bayu langsung melihat ke arah Sandi

"Fika juga enggak ada di kelas dan selama pelajaran tadi juga enggak masuk" ujar Sandi

"Apa Fika dan Aya izin?" guman Riki

Riki langsung lari ke ruang tata usaha yang membuat Bayu dan Sandi langsung mengikutinya , Riki langsung melihat guru yang berada di tata usaha lalu mendekati guru itu

"Eh tuan Balamy" ujar guru itu hormat

"Lakukan itu saat di perusahaan saat ini di sekolah bersikap layaknya seorang guru bisa kan?" tanya Riki yang membuat guru itu menunduk

"Apa hari ini ada yang izin pergi keluar sekolah atas nama Raya Dandelion Balamy?" tanya Riki yang menambahkan marganya di belakang nama Raya

Sandi memukul kepala belakang Riki dengan pelan karena mendengar itu , Bayu juga menatap tajam Riki sedangkan guru yang  mendengar itu hanya terbengong bingung

"Raya Dandelion dan Fika Azzahra" ujar Sandi yang membuat guru itu langsung mengecek di buku izin

"Tidak ada , siswa hari ini tidak ada yang izin keluar sekolah" jawab guru itu

Riki , Bayu , dan Sandi langsung keluar setelah mengucapkan terima kasih kepada guru itu , mereka bertiga duduk di koridor memikirkan di mana kedua gadis itu berada

"Lo serius? Sampai segitunya?" Riki melihat geng Calista yang berjalan menuju ke arah mereka

"Iya! Gue kesal di permalukan oleh Riki dan anak baru hanya gara-gara gadis kampung itu!" ujar Calista

"Dia enggak masuk sampai sekarang! Enggak tahu tuh nasibnya Raya" ujar salah satu temannya Calista

"Kalau ketahuan bagaimana?" tanya salah satunya

"Enggak bakalan ketahuan! Lo tahu sendiri di sana tempat paling jarang di lewati karena bau!" ujar Calista laku terdiam melihat Riki , Bayu , dan Sandi

Riki awalnya tidak mengerti dan tidak mau tanggapi namun karena mendengar nama Raya di sebut oleh Calista membuat Riki menatap tajam Calista

"Perjodohan kita batal!" ujar Riki di depan Calista yang membuat Calista menatap Riki dengan tatapan tidak percaya

Bayu awalnya tidak mengerti maksud pembicaraan geng wanita itu namun Bayu paham bahwa ada sangkut pautnya dengan Raya

Sandi dan Riki langsung berlari ke toilet wanita yang diikuti Bayu dari belakang , Riki menggedor-gedor pintu toilet sambil meneriaki nama Raya

"Aya! Fik! Kalian berdua di dalam kan? Jawab gue!" ujar Riki sambil membuka hendel pintu

"Kita dobrak" ujar Sandi

"Aya! Fika! Jika kalian berada di dalam mundur gue mohon tolong mundur ya" ujar Riki

Riki , Bayu , dan Sandi mencoba mendobrak pintu kamar mandi dan karena suara yang nyaring dari dobrakkan mereka membuat seluruh siswa dan siswi yang lewat tertarik untuk melihat ada keajaiban apa

Pintu terbuka setelah dorongan ke tiga , Riki dan Bayu langsung masuk untuk mengecek keadaan Raya dan Fika di dalam

"Tolong" ujar Raya lemah yang memangku Fika yang telah pingsan , Raya langsung memejamkan matanya lalu ikut pingsan dengan wajah pucat

"Aya!" ujar Riki langsung memegang kepala Raya

Riki menatap Raya dengan tatapan khawatir begitu juga Sandi dan Bayu , Riki langsung menggendong Raya setelah Sandi menggendong Fika terlebih dahulu

Fika dan Raya terlihat pucat , kaki tangan Raya dan Fika sangat dingin yang membuat Riki , Sandi , dan Bayu semakin khawatir

"Calista kelakuan lo enggak akan pernah gue maafkan!" guman Riki

Satu sekolah langsung heboh mendengar Raya dan Fika yang terkunci di kamar mandi , Riki tanpa izin guru langsung membawa Raya dan Fika ke rumah sakit menggunakan mobil alphard

"Ke rumah sakit Balamy , Bay!" ujar Riki kepada Bayu , untuk saat ini Bayu mengalah dengan Riki karena keselamatan Raya lebih penting dari yang lainnya

"Lo tahu semua ini perbuatan siapa?" tanya Bayu yang feelingnya mengatakan bahwa Riki dan Sandi tahu siapa pelakunya

"Calista , wanita tadi" ujar Riki singkat

"Calista anak dari direktur Lion kompeni" ujar Sandi yang membuat Bayu mengangguk paham

"Fokus saja menyetir , Calista biar gue yang urus!" ujar Riki

"Tidak perlu tuan Balamy! jika sudah menyangkut Raya , saya akan turun tangan juga" ujar Bayu dengan bahasa formal

"Maaf tuan Saputro dan tuan Balamy! Kalian belum mendapat restu dari saya jadi masalah ini biar keluarga Triwijaya yang akan turun tangan " ujar Sandi yang membuat Bayu dan Riki terdiam