Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Married With Rival

Rosdalina_Devi
--
chs / week
--
NOT RATINGS
13.3k
Views
Synopsis
Ketika kedua mantan rival yang harus terjebak dalam one night stand dalam acara reuni Akbar alumni sekolah SMA-nya. Jeselyn atau gadis yang kerap di panggil Jessy, harus merelakan mahkota dan kesuciannya kepada Elbey. Orang yang paling dia benci, karena suatu kesalahpahaman masa lalu. Belum hilang rasa pil pahit yang harus dia telan, kini Jessy harus menerima kenyataan yang membuat lehernya semakin terasa tercekik. Benih-benih cinta satu malam antara dirinya dan Elbey kini harus tumbuh di dalam rahimnya. Lantas, bagaimanakah Jessy akan menghadapi permasalah pelik yang ada di depan matanya... Kecewa, benci, marah, dan takut karena tidak ingin membuat keluarga besarnya menanggung malu, Jessy sempat ingin melakukan bunuh diri karena frustasi. "Lo sudah gila hah!" sentak Elbey sambil menarik tangan Jessy kasar. "Jangan sentuh gue! gu-e ji-jik Bey..gue udah bikin keluarga gue malu," ucap Jessy dengan nada yang begitu getir. "Apa dengan cara lo seperti ini, semua masalah bisa selesai Jess! jawab gue!" sentak Elbey, namun tangannya terulur menarik Jessy kedalam dekapannya. "Hiks...gu-e ha-mil Bey." lirih Jessy dengan Isak tangisnya. Deg! "Gue akan tanggung jawab!" jawab Elbey dengan nada berat. Elbey semakin mengeratkan dekapannya untuk memeluk Jessy. Seperti apa kelanjutan kisah antara Jeselyn dan Elbey. Yuk ikuti kisah mereka dalam karya novel aku yang berjudul "Married With Rival" Kisah cinta bergenre: New adult, humoris dan romantis. Ig @rosdalinadevi FB @ Rosdalina Devi
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1. Cowok tengil!

Persahabatan sejati bukan tentang menjadi tidak terpisahkan, tetapi terpisah dan tidak pernah ada yang berubah.

Begitupun dengan gadis Cantik yang saat ini tengah duduk di dalam jett pribadi milik papa-nya. Sudah hampir dua tahun lamanya, gadis yang kerap dipanggil Jessy itu meninggalkan negara kelahirannya.

Menyelesaikan study dengan gelar S2 Magister studi, Universitas of Cambridge di negeri sebrang. Namun nyatanya, meskipun dua tahun dia pergi jauh dari negaranya, tidak membuat persahabatan di antara dirinya dan kedua sahabatnya terputus begitu saja.

Sama-sama saling suport, dan memberi semangat untuk kebaikan di masa depan. Jessy tersenyum manis saat melihat foto profil pada layar utama ponselnya. Foto tiga gadis dengan seragam abu-abu, tampak sedang bergandengan tangan.

Matanya terpejam untuk mengistirahatkan tubuhnya di dalam awak kabin, membutuhkan waktu yang lumayan lama dan melelahkan untuk mendarat ke negaranya, di tengah-tengah ibu kota metropolitan yang sangat dia rindukan.

Setalah 7 jam kemudian...

Jemari lentiknya terulur melihat jam mewah yang melingkar di pergelangan tangannya. 15 jam 40 menit, waktu yang di butuhkan untuk membawanya delay ke Indonesia.

"Huft...masih satu jam lagi delay," lirih Jessy.

Bukan tanpa alasan dirinya pulang, sang mama dan kakak sudah uring-uringan menyuruh dirinya kembali ke Indonesia, itupun sejak satu tahun yang lalu. Mungkin karenaJessy adalah anak perempuan satu-satunya di kuarga Azkara.

Setelah satu jam lamanya awak kabin pesawat kini mendarat dengan sempurna, di lapangan besar bandara. Dengan gaya stylish dan wajah yang memang nyaris sempurna, Jessy menapakan kakinya ke tanah kelahirannya.

"My life! reality... I'm back!" seru Jessy sambil menyeret koper mini di tangannya.

"Ish...mana kak Sean! telat kan? sok-sokan nyuruh gue pulang! jemput aja enggak on time!" gerutu Jessy sambil celingukan mencari keberadaan kakaknya.

Jessy mencoba untuk menghubungi kakaknya, tangannya merogoh benda pipih yang berada di dalam slim bag-nya. Saat matanya fokus mencari keberadaan ponselnya, tanpa di sengaja..tubuhnya menabrak seseorang yang sama-sama tengah fokus dengan ponselnya juga. Dan...

Brukk

"Auww!" pekik Jessy sambil meringis mengusap keningnya yang tertabrak benda keras di depannya.

"Aduh ya ampun! gima-"

Kedua netra mata yang sama-sama indah itu saling melotot dan terkejut.

"Lo!" sentak keduanya dengan serempak, saat melihat siapa yang tengah berada di depan matanya saat ini.

Jessy mendelik dan melengos kesal, sudah hampir dua tahun lamanya dirinya melupakan cowok tengil di depannya ini, tapi kenapa tuhan seoalah mempertemukannya kembali.

"Tetap saja ceroboh!" cibir cowok tersebut di depannya.

"Hallo! jelas-jelas lo yang nabrak gue, sengaja ya lo bikin rusuh kepulangan gue!" tuduh Jessy kepada cowok di depannya saat ini, yang tengah bersedekap dada menelisik penampilannya.

"Atas dasar apa lo nuduh gue? Ck, penampilan lo saja yang berubah. Nyatanya mulut lo masih sama seperti dulu. Gadis bar-bar dan beracun." cibir cowok tersebut sambil mengusap dada bidangnya yang tadi sempat tertabrak Jessy dengan kasar. Setelah itu, cowok tampan tersebut pergi meninggalkan Jessy dengan segala amarah dan kekesalan di dadanya.

"Elbey Oberoi Vander!" teriak Jessy lantang.

Sontak semua orang yang tengah berada di sekitar bandara menoleh melihat kedua pasangan rival tersebut yang sedang membuat gaduh di area bandara.

Elbey menghentikan langkahnya dan memutar badannya, matanya menatap Jessy yang tengah mengepalkan tangannya kuat-kuat, dengan sorot mata yang tajam ke arahnya.

"Apa?" tanya Elbey malas.

Jessy melangkahkan kakinya dengan Elegant mendekati Elbey, tanpa melepas tatapannya yang sedang menatap benci kepada cowok tampan yang kini tengah berdiri di depannya.

Jessy bisa melihat, rival sekolahnya kini semakin tampan dan menjadi laki-laki yang gagah dan rupawan. Tapi tetap saja tidak bisa membuat bongkahan es balok di antara dirinya dan Elbey meleleh. Yang ada, keduanya malah semakin memupuk rasa kebencian yang tidak berkesudahan.

Terbukti saat ini, dengan sengaja Jessy mendekat ke arah Elbey dan menginjak kedua kaki Elbey menggunakan sepatu bootsnya.

"Rasakan cowok tengil!" ucap Jessy sambil menubruk tubuh Elbey yang membungkuk karena menahan sakit di area kakinya.

Elbey mengeratkan giginya menahan geram dan kesal, dengan gadis cantik yang beberapa detik lalu telah sengaja membuat dirinya meringis kesakitan.

"Jeselyn!" geram Elbey sambil meringis merasakan sakit di kakinya.

Sementara Jessy kini tengah tertawa puas menertawakan mantan rival sekolahnya yang tengah kesakitan. Ternyata kepulangannya ke Indonesia, di sambut dengan pertemuan yang tidak di sengaja dengan Elbey. Sang Most Wanted di sekolahnya dulu.

Jeselyn Austin Azkara. Seorang mantan primadona satu sekolah dengan Elbey Oberoi Vander. Kepopuleran Jessy dan Elbey saat menyandang sebagai status sebagai pelajar SMA, tidak diragukan lagi, kecerdasan dan kepopuleran mereka, mampu menggebrak nama sekolahnya di urutan posisi nomor satu, di seluruh kota.

Sama-sama memiliki otak yang cerdas, wajah yang sempurna dan di gilai banyak fans siswa/i di seluruh sekolah ibukota seangkatannya.

Sayangnya, keduanya bagaikan kucing dan anjing. Sama-sama tidak mau mengalah, dan memiliki watak yang sangat keras kepala. Semua seantero sekolah mengetahui bahwa Jessy dan Elbey adalah rival bebuyutan.

Tak segan-segan kedua Orangtua mereka sampai di buat pusing karena sering kali menghadiri panggilan BK, jelas saja karena kedua rival tersebut selalu membuat gaduh di area sekolah.

Flash back on!

"Jessy! kamu jangan bikin Mama malu terus dong dek, masak iya kamu ngajak duel cowok sebaik Elbey! Mama malu dek..." keluh mama Hana, yang tak lain adalah ibu kandung Jeselyn.

Sementara Jessy hanya memutar bola matanya malas. Berada di dalam satu ruangan BK, dengan mama Hana dan Orangtua Elbey. Sudah menjadi hal yang biasa baginya.

"Kamu jangan nyalahin Jessy dong Han, ini semua pasti salah Bey! mana mungkin gadis semanis Jessy bisa kalap kalau enggak Bey yang mulai duluan!" Ucap mami Fania yang membela Jessy terang-terangan, di depan guru BK dan mama Hana.

Terdengar suara dengusan dan napas berat dari Elbey. Bahkan kedua orangtuanya seakan berbanding terbalik. Yang mana anaknya sendiri, dan yang mana anak rivalnya?!. Begitulah yang selalu dua orang wanita cantik paru baya ini lakukan saat menghadapi guru BK.

Bu Ana yang tak lain guru BK, hanya bisa memijit pelipisnya kuat-kuat. Entah kesalahan, atau bagaimana dirinya memanggil kedua Orangtua Elbey dan Jessy, yang faktanya adalah istri dari pemegang saham terbesar di sekolah ini. Mau marah,?! Bu Ana rasanya juga masih butuh pekerjaan.

Pada akhirnya hanya Oskadon pereda sakit kepala sajalah yang bisa meringankan masalahnya, untuk menghadapi dua murid berprestasi di depannya saat ini, yang sedang berseteru dan bersitegang.

Flashback Off!

Pria tampan dengan perawakan tinggi tegap tengah menunggu Jessy bersandar di pintu mobil. Senyumnya merekah saat melihat adik kesayangannya pulang. Namun, matanya memicing sebelah saat melihat sang tuan putri sedang menekuk wajahnya sambil cemberut.

"Baby! kenapa cemberut?" tanya Sean, kakak Jessy.

"Pakai nanyak! kenapa gak di jemput pas turun dari kabin sih?! Enggak tau apa Jessy capek banget kak Sean!" omel Jessy kepada Sean.

Sean terkekeh dan mencium pipi Jessy dengan gemas. "Adek kakak, makin cantik kalau marah"

"Tauk ah! malah tadi ketemu si tengil lagi!" gerutu Jessy meningkat cowok tampan yang sialnya adalah rivalnya sendiri.

Sean menaikkan sebelah alisnya seolah sedang berpikir. "Tengil siapa?" tanya Sean aneh.

"Ihhh...cowok tengil di seluruh jagad raya ini cuma satu, keponakan kak Ellena doang! gak ada lagi!" kesal Jessy mencebik ke arah Sean.

Sean tergelak dan mengangguk paham. "Kamu ketemu Elbey tadi?" tanya Sean sambil terkekeh.

"Pikir aja sendiri!" ketus Jessy.