Chereads / Married With Rival / Chapter 5 - Bab 5. Ken Yang Posesif.

Chapter 5 - Bab 5. Ken Yang Posesif.

"Yur cakep yang mana? warna Marron atau Grey?" tanya Jessy sambil menunjukkan dua gaun malam ke arah Yura.

"Marron cantik, grey juga lembut Jess" jawab Yura sambil menaruh jari telunjuknya di bawah bibir, seolah sedang menimbang-nimbang pilihannya.

"Marron aja deh! grey udah banyak di rumah" ucap Jessy seraya meringis.

"Kampret! terus buat apa lo yang pendapat gue!" kesal Yura mendelik menatap Jessy yang hanya cengengesan.

"Suka-suka gue lah!" jawabnya dengan cengiran dan ngancir ke kasir.

"Makin cakep, makin ngeselin tuh anak!" ucap Yura seraya geleng-geleng kepala.

Setelah memilih gaun malam untuk acara reuni Akbar besok. Jessy dan kedua sahabatnya akhirnya pulang ke rumah mereka masing-masing.

Tidak ada acara ke kelab malam milik Sean. Usut di usut, ternyata acara reuni Akbar besok bertempatan pada kelab malam milik kakak Jessy sendiri.

"Jessy back home!" teriak Jessy sambil melepas wedgess di kaki mulusnya.

Dengan kaki yang telanjang Jessy menapaki tangga menuju lantai atas kamarnya.

Mama Hana yang melihat anak gadisnya hanya geleng-geleng kepala. Sudah semakin dewasa namun tingkah Jessy semakin se enak jidatnya dan kayak bocah.

"Gimana mau punya pacar kalau tingkahnya masih kayak bocah Jess!" pekik mama Hana sambil geleng-geleng kepala heran.

"Biarkan saja ma, nanti saat Jessy menikah dan ikut suaminya, mama pasti bakalan merindukan saat-saat seperti ini" ujar papa Dean menjawab ucapan mama Hana.

"Enggak ya pa! Jessy gak bakalan kemana-mana, pokoknya Jessy sama Sean bakalan tinggal di rumah ini. titik!" ketus mama Hana sambil menatap suaminya sengit.

Begitulah seorang ibu, dirinya akan sensitif jika sudah membahas tentang kelangsungan kebersamaannya bersama anak-anaknya.

"Ya sudah. Terserah mama saja." jawab papa Dean pasrah.

"Omaa...Ken Puyang" teriak Kenan yang baru saja datang sambil berlari kecil ke arah mama Hana.

"Cucu Omma, hati-hati sayang. Nanti jatuh, jangan lari-lari" pinta Mama Hana yang mendekat ke arah Kenan dan mendekapnya kedalam gendongannya.

"Omma Ken puna mainan balu, dibeyikan uncel Ebey" celetuk Kenan bercerita kepada mama Hana.

"Uncle Elbey pulang nak?" tanya mama Hana antusias.

Roman-romannya pasti bakalan ada yang kepo!.

"Iya Omma, ini Ken di beyikan yobot besang" jawab Ken sambil manggut-manggut.

"Uncle Elbey makin ganteng gak Ken?" tanya mama Hana lagi yang sudah mulai kepo.

"Ganteng Oma, miyip cama Ken ahahaha" jawab Kenan seraya tertawa cadel.

"Cocok dong kalau sama Aunty Jessy Ken?"

"Endak! onty Jecy cuma miyik Ken! tuyun Oma tuyun!" Kenan menatap tidak suka mama Hana, dengan wajah yang mendengus dan hidung kembang kempis, Kenan meminta di turunkan dari gendongan Omma-nya.

"E-eh ini bocah, iya-iya Omma turunin,"

Mama Hana menurunkan Kenan dan melihat cucu tampannya sedang menatapnya marah.

"Ken mau ke Kamal onty duyu! jangan ganggu Ken!" ketus Kenan sambil bersungut-sungut.

Semua yang sedang berada di ruang tengah tertawa melihat tingkah Kenan yang sangat posessif jika menyangkut aunty-nya.

"Jangan lari sayang, tidak ada yang merebut aunty Jessy!" teriak Ellena.

Kenan tidak menghiraukan ucapan Momynya. Kenan terus berjalan dengan berhati-hati menapaki anak tangga menuju kamar Jessy.

"Besok Jessy ada reuni Akbar ma, tadi temannya sudah booking kelab malam milik Sean" cerita Sean kepada mamanya seraya mencomot anggur yang ada di meja ruang tengah.

"Reuni kok di kelab. Kayak nggak ada tempat lain saja!" cibir mama Hana.

"Namanya juga anak muda sekarang ma! Kalau reuninya di pemancingan kayak papa kemarin apa iya nyambung buat angkatan Jessy!" cibir papa Dean kepada istrinya.

"Betul tuh kata papa ma, mana ada anak muda jaman sekarang reuni di tempat jadul kayak gitu. Palingan juga cuma nyawer biduan kalau di tempati pemancingan. Iya nggak pa?!" ucap Sean seraya menyiram minyak gas di dalam kobaran api.

Papa Dean mendelik mendengar penuturan Sean. "Oh! jadi papa sawer-saweran sama biduan pa? jawab pa...iya pa! kayak ABG tua saja, ingat umur pa, udah punya cucu masih gak tau malu ya papa hmm!" geram mama Hana sambil mencubit seluruh badan papa Dean dengan kesal dan gemas.

"Aduh! ampun ma...ampun!" ucap papa Dean meringis merasakan panas dan ngilu di sekujur tubuhnya.

"Awas saja papa kalau macam-macam! mama potong burung beo papa, biar gak bisa berkicau lagi!" ancam mama Hana sambil menatap horor ke arah papa Dean.

"Enggak ma..Suwer!" jawab papa Dean sambil meringis dan mengangkat kedua jarinya.

Ellena melirik suaminya tajam dan menggeleng pelan. "Jangan jadi kompor meleduk deh dad!" ancam Ellena kepada Sean.

Benar saja, bagai kerbau yang tercongok hidungnya, Sean mengatupkan bibirnya rapat-rapat dan mengangguk patuh dengan ancaman istri cantiknya.

Sean cukup sadar diri tidak mau berpuasa nanti malam, Sean lebih memilih diam daripada harus mendapat hukuman dengan tidak adanya hidangan malam yang sangat menggoda dan menggiurkan.

"Sorry Mommy," cicit Sean sambil meringis.

Ellena hanya mencebik dan mendengus kesal.

***

Di ruangan ber-Ac. Buliran keringat tengah memenuhi wajah dan suruh badan Elbey melalui pori-pori kulitnya. Dengan mengangkat alat berat dan melakukan aktivitas gym-nya ternyata tidak membuat Elbey puas.

Elbey mengambil sarung tinjunya dan naik ke atas ring ruang olahraganya. Tangannya memukul samsak di depannya dengan sangat keras, semua tenagah seolah sedang dia salurkan untuk memukuli objek di depan matanya.

Di rasa sudah puas dan lelah, Elbey duduk selonjoran di lantai dan membasuh keringatnya menggunakan handuk kecil. Tegukan air mineral seakan menjadi penutup rasa dahaga dan lelahnya.

Pagi berganti siang dan matahari kini tengah tenggelam menyembunyikan sinarnya. Hanya penerangan bulan dan bintang pada malam hari ini yang mampu menyelimuti seluruh anak bumi dengan cahanyanya yang bersinar.

Elbey tengah melakukan makan malamnya bersama keluarga di Manshionnya. Dengan sesekali mami Fania dan Papi Dirga yang membuka suaranya untuk sekedar bertanya kepada Elbey.

"Bey, besok katanya ada reuni Akbar di kelab malam milik kak Sean?" tanya mami Fania kepada Bey.

"Ya mam, anak-anak mintanya di kelab" jawab Elbey seadanya.

"Jangan minum-minum Bey! ingat.. disana banyak gadis, mami cuma mengingatkan. Namanya setan itu ada di mana-mana" jelas mami Fania.

"Ya mi, Bey juga mengerti harus bagaimana" jawab Bey lagi dengan santai.

"Sudahlah mi, Elbey kan sudah dewasa. Pasti dia juga tahu mana yang benar dan enggak! salam ya Bey buat Jessy.. katanya papanya Jessy sudah lulus dan menyandang gelar S2. Hebat gadis itu, papi suka, anaknya cerdas dan gak neko-neko" ucap papi Dirga dengan senyumnya.

"Calon mantuku itu pi" kekeh mami Fania.

Sementara Elbey hanya menggeleng pelan dan mendengus kasar. Entah dirinya dulunya tertukar atau bagaimana saat lahir dengan Jessy. Semua keluarganya begitu menyukai dan mendambakan seorang Jessy menjadi menantunya.

'Lebih baik gue buntingin anak gadis orang dari pada harus nikah sama gadis licik seperti Jessy' batin Elbey kesal.