Chereads / Married With Rival / Chapter 10 - Bab 10. Dua Garis (Positif)!

Chapter 10 - Bab 10. Dua Garis (Positif)!

"Kak, itu namanya apa?! Jessy mau dong... 2 porsi ya" pinta Jessy dengan puppy eyes-nya.

"Rujak mangga Jess?" tanya Ellena memastikan permintaan Jessy.

"Iya! itu yang udah di kemas pakai bumbu cabai, sama yang jambu air satu ya kak!"

Ellena semakin yakin sedang ada yang tidak beres dengan Jeselyn. Bagaimana bisa Jeselyn tidak menyukai aroma ayam teriyaki kesukaannya. Sementara Jessy malah meminta rujak mangga dan jambu air yang dijual di supermarket dengan bumbu cabai dan garam saja.

'Hamil dengan siapa adekku ya ampun!'

Pikiran dan hati Ellena benar-benar risau dan gundah. Ellena bisa merasakan jika Jeselyn tengah hamil muda. Tapi siapa yang telah menghamili adiknya?! bagaimana jika sampai suaminya tahu, bisa mati babak belur laki-laki yang telah menghamili kesayangan Azkara.

"Mom, sudah?" pertanyaan Sean membuyarkan lamunan Ellena.

"Sudah Dad, Kenan dimana?" tanya Ellena sambil celingukan.

"Beli manisan nanas sama Jessy"

"Apa!" kaget Ellena mendapati tingkah aneh Jessy yang lagi-lagi memakan buah masam.

"Mom, kenapa beli rujaknya banyak sekali? jangan-jangan Kenan mau punya adek?" tanya Sean antusias.

"Sembarangan! Mommy pake IUD ya Daddy!" jelas Ellena mengingatkan suaminya.

"Kenan sudah pantas kok mom, punya adek. Kita bikinin adek buat Kenan yuk mom" pinta Sean kepada Ellena.

'Kenan akan punya adek Daddy! tapi bukan dari Mommy-nya melainkan dari onty Jecy! Hish...pusing kepalaku! rasanya mau meledak'

"Iya nanti, kalau Kenan sudah masuk SD! ayok dad, Jessy sama Kenan pasti udah nungguin kita" ajak Ellena sambil menggandeng lengan suaminya.

Sean hanya mendengus kesal karena gagal sudah membujuk istrinya membuat bayi lagi. Membuatnya sih setiap hari. Tapi Ellena belum berniat menambah momongan lagi.

"Ken, jangan lari-lari ya ampun" teriak Jessy melihat Kenan yang asyik lari-lari di depan stand teh tik tuk.

"Onty Ken capek!" keluh Kenan sambil memeluk lutut Jassy.

"Kan onty sudah bilang gembul, jangan lari-lari. Capek kan jadinya?" kekeh Jessy sambil mencium pipi gembul Kenan.

"Geli onty..jangan"

"Ayo, sudah tidak ada yang di beli kan?" ajak Sean kepada Jessy dan Kenan.

"Let's go! mana pesanan Jessy kak" tanya Jessy sambil menyodorkan kedua tangannya.

"Nih Jess, awas sakit perut" ucap Ellena mengingatkan.

"Siap bos!" jawab Jessy.

"Kamu makan begituan kayak orang nyidam saja Jess! gak asem apa rasanya?!" celetuk Sean.

Deg!

Deg!

Deg!

'Nyidam?' batin Jessy bertanya-tanya.

Jessy melirik kakak iparnya yang tengah meliriknya juga, seakan mengerti dengan keadaaan, Ellena meggandeng lengan Jessy dan mengusapnya lembut. "Kamu bisa cerita sama kakak sayang" bisik Ellena di samping Jessy.

Potongan jambu air di dalam mulutnya seolah olah adalah racun yang sedang dia telan. Begitu kelu lidahnya untuk bergerak. Seakan dunianya benar-benar runtuh.

Jessy hanya bisa meremas ujung dressnya kuat-kuat.

'Apa gue hamil? gue udah telat hampir dua Minggu! Enggak..enggak! gue gak mau'

Setelah sampai di Manshion mewahnya, Pelangi segera memesan alat tes kehamilan dari aplikasi online. Hampir satu jam, akhirnya pesanan yang Jessy pesan datang juga. Jessy segera membawa alat tes tersebut ke dalam kamar mandinya.

Dadanya berdebar-debar menunggu hasil dari tespeck yang saat ini sedang dia celupkan ke dalam air seninya. Tanpa menunggu waktu lama empat alat test pack dengan berbagai merk tersebut menunjukkan hasilnya dengan gambar 'GARIS DUA'.

Tubuh Jessy ambruk di sudut dinding kamar mandi, Jessy menangis dan meraung meratapi nasipnya saat ini. Bagaimana jika Elbey tidak mau bertanggung jawab, lantas bagaimana nasip benih yang berada di kandungannya saat ini.

Jessy menghubungi kedua sahabatnya dengan Isak tangis yang sangat memilukan. Bahkan kedua sahabatnya sampai di buat kalang kabut dengan penurunan Jessy saat ini.

Jessy pergi meninggalkan Manshion orangtuanya tanpa menggunakan alas kaki melewati pintu belakang. Pikirannya saat ini sedang kosong dan frustasi.

'Elbey tidak akan mau tanggung jawab, sampai saat ini pun Elbey tidak pernah menunjukkan dirinya di depan gue'

'Gue gak mau anak ini nantinya harus menanggung malu karena lahir tanpa seorang ayah'

'Lebih baik gue mati! gue gak sanggup hidup dengan menanggung malu. Papi..mami..maafin Jessy'

Jessy terus berjalan menapaki pinggir jalan yang sepi. Sementara kedua sahabat Jessy sudah menghubungi kedua sahabat Elbey, Bagai emak-emak komplek yang kehilangan harta bendanya, Yura dan Ines memaki-maki dan menyumpah serapahi kedua cowok tersebut yang harus kenah getahnya.

Karena ponsel Elbey tidak bisa dihubungi, akhirnya kedua sahabatnya Jessy dan Elbey datang kerumah Elbey. Mami Fania sampai duduk di lantai saking syoknya... antara senang, namun juga kecewa. Bahkan bunda Denia juga ikut heboh mendengar penuturan sahabat Elbey.

"Anak itu memang minta di getok kepalanya! katanya gak mau nikah. Lakok sekarang nyicil cebong duluan di perut Jessy!" sungut bunda Anin kepada seluruh penghuni Manshion Vander.

"Tan, Yura mau ke rumah Jessy takut, tadi Jessy nangis-nangis tan, perasaan Yura nggak enak gini ya" ucap Yura khawatir.

"Ya ampun! Tunggu apalagi, ayo Fan, calon cucumu dalam keadaan gak baik-baik saja ini! duhh Jessy anak ayu, kok jadi gini!"

"Bentar aku ambil tas,"

Saat semua akan pergi ke rumah Jessy, penghlihatan mereka di kejutkan dengan mobil sport Elbey yang baru memasuki pelataran Manshion mewahnya.

"Lah ini biang keroknya! kalau bukan anak kesayanganku, sudah tak bejek-bejek anakmu itu Fan!" geram Denia kepada Fania.

"Biar aku saja yang bejek-bejek" jawab Fania geram.

"Ojok Fan! sembaranga kamu Iki, sekarang bukan saatnya! ini ada yang lebih urgent lagi" cegah Denia kepada Fania.

"Kalian kok ada di sini?" tanya Elbey kepada semua sahabatnya.

"Kamu ngerti gak Jassy itu sekarang Ham-"

Drrrt

Drrrt

"Ellena!" ucap Denia kepada Fania.

"Angkat dulu kak" suruh Fania kepada Denia.

"Hallo sayang" ucap bunda Denia.

"Hiks...hiks...bund, ayah sama Sean di situ nggak! Jessy kabur bund...Ellena bingung! Sean gak ada di rumah, Elbey di hubungi juga gak bisa mau Ellena minta tolongi"

"Kemana Jessy!" teriak bunda Denia heboh.

"Gak tau bund, Ellena cuma nemuin alat tes kehamilan di kamar mandi Jassy! Ellena takut bund"

Deg!

Tanpa babibu, Elbey segera lari masuk ke dalam mobilnya lagi dan melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Elbey menghidupkan ponselnya yang memang tadi lupa belum dirinya hidupkan.

"Hallo kak"

"Bey...Jeselyn Bey...tadi dia lewat pintu belakang Manshion! kita semua kecolongan Bey"

"Kakak tenang, biar Elbey cari Jeselyn"

"Masalahnya anak itu besok mau berangkat ke Paris, tiba-tiba kayak anak depresi, terus ini tadi hilang bey..hiks..hiks...kasihan Jessy, kemana anak itu, tadi kakak sempat lihat tes keham-,"

tut

"Shiiit"

Ponsel Elbey lowbet sebelum kak Ellena menyelesaikan kata-katanya. Elbey seringkali di buat mengacak rambutnya frustasi dan memukul setir bundar mobilnya.

"Lo dimana Jeselyn, sorry..gue belum bisa ngomong berdua dengan lo" sesal Elbey sambil melajukan mobilnya membelah jalanan yang padat.

'Tadi Jassy keluar dari pintu belakang Manshion Bey' ucapan kak Ellena terngiang-ngiang di kepala Elbey.

"Bodoh!" umpat Elbey yang merutuki kebodohannya sendiri.

Elbey memutar balik mobilnya dan menuju tempat yang saat ini ada di dalam isi otaknya.

Sementara Jessy kini tengah menaiki jembatan layang yang berada di tengah sepinya jalan raya umum.

Jessy mengusap perutnya pelan seolah sedang meminta maaf atas apa yang sedang dia lakukan saat ini.

"Hay! maaf ya baby...mungkin aku belum pantas menjadi mommy kamu"

"Terimakasih sudah pernah singgah di perut aku, sorry"

Baru saja kaki Jessy ingin melompat, sebuah tangan kekar berhasil menariknya dan membawanya turun ke bawah.

"Lo gila hah!" Elbey menarik tangan Jeselyn dengan sangat emosi.

"STOP! jangan sentuh gue! hiks...gue jijik dengan diri gue sendiri" teriak histeris Jessy dengan suaranya yang menyayat hati.

"Apa dengan cara lo yang seperti ini semua akan menyelesaikan masalah Jess?! Otak lo dimana!" bentak Elbey sekaligus menarik Jessy ke dalam dekapannya. Jeselyn semakin menangis terisak di pelukan Elbey.

Entah bagaimana hidupnya saat ini, yang jelas dunianya seakan runtuh dengan hubungan terlarang yang pernah dia lakukan bersama dengan Elbey.

"Gu-e ha-mil Bey!" lirih Jessy di pelukan Elbey.

Deg!

"Gue akan tanggung jawab!" Tegas Elbey dengan nada beratnya. Elbey semakin mempererat Pelukannya mendekap Jeselyn.

"Bodoh! lo mau mati bawa anak gue!" tanya Elbey sambil melonggarkan pelukannya dan menghapus air mata Jessy.

"Pikir aja sendiri" ketus Jessy sambil cemberut.

Elbey terkekeh sambil merangkuk Jeselyn masuk ke dalam mobilnya.

"Gue gak mau pulang! takut" rengek Jessy kepada Elbey.