Flashback Off.
"Sekarang mau lo percaya sama gue atau enggak terserah Jess,"
Jessy mengusap kasar air matanya dan tersenyum getir. "Salah gue dimana Bey!" tanya Jessy dengan suara bergetarnya.
"Kita korban dari kesalahpaham Jess, saat itu setelah dokter bilang lo sadar, dan Sarah meninggal, gue lebih memilih pergi untuk nenangin diri gue! semua begitu cepat dan membuat gue syok berat" jelas Elbey masih dengan setia membelah jalanan yang cukup padat.
"Sarah sempat sadar Bey,"
"Dia bilang sama gue, kalau dia akan bahagia meskipun mati setelah menyelamatkan gue"
Jessy tersenyum getir mengingat detik-detik terakhir kematian Sarah, Jessy tidak menyangka, bahkan di akhir-akhir napasnya, Sarah masih sempat mengacaukan hidupnya.
Elbey mengusap lembut bahu Jessy dengan sebelah tangannya. "gak usah di lanjutin kalau itu buat lo sedih, gue gak mau lihat lo dan anak kita sakit" ucap Elbey dengan nada datar namun terasa hangat untuk Jessy yang mendengarkannya.
Jessy tersenyum tipis dan mengangguk. "Sarah meminta gue buat jauhin lo, dia bilang sama gue, jangan sampai terjadi cinta segitiga lagi di antara perusahaan kita"
Jeselyn menggeleng dan tersenyum kecut. "Hebat ya, dia tegar banget bicara seperti itu, padahal itu adalah detik-detik terakhir kematiannya Bey,"
Elbey menghela napasnya panjang. "Dan lo menyetujui permintaan gila Sarah" jawab Elbey seraya tersenyum kecewa.
"Lo jangan nyalahin gue, lo juga gak pernah ngasih penjelasan sama gue! dan gue beranggapan semua yang di bicarakan Sarah itu benar!" bentak Jessy dengan nada yang sudah galak kembali.
"Lo memangnya pernah ngasih kesempatan gue bicara?" tanya Elbey sambil terkekeh pelan.
Seketika Jeselyn terkesikap dengan pertanyaan Elbey. "Pernah...sering.." bohon Jessy yang kini sudah di mode tidak mau mengalah.
"Kapan?" tanya Elbey semakin terkekeh mencibir.
"Kok lo malah nyudutin gue sih Bey! turun! gue mau turun disini!" teriak Jessy yang kini sudah tidak mode galak lagi, namun berada di level ganas.
Elbey gelagapan melihat Jessy yang marah dan mencoba untuk keluar. "Oke oke, gue yang salah, jangan marah-marah dong Jess, bentar lagi sampai" bujuk Elbey sambil menggapai tangan Jessy.
Jessy semakin kesal dan memberontak, bahkan tangan Elbey melayang di udara, dengan ganasnya Jessy menepisnya kasar.
"Turun!"
'Ya ampun benar kata dokter ca-bul tadi, mood ibu hamil benar-benar aneh, mengerikan!' batin Elbey bergidik ngeri.
Bayangkan saja jika sampai Jessy seperti ini sampai 9 bulan. Bisa-bisa Elbey akan menjadi seperti jemuran kering.
Drrrt
Drrrt
Alexia calling....
'Shiiit' Elbey menaruh kembali ponselnya tanpa mengangkat video call dari Alexia.
Belum juga reda emosi Jeselyn, kini dadanya semakin panas saat melihat nama yang tertera pada layar ponsel Elbey.
"Pakai gak di angkat segala..lo tenang aja,gue gak bakalan marah, meskipun kita akan menikah, nyatanya juga hanya sebatas pernikahan di atas kertas" cibir Jessy yang sebenarnya sangat kesal dan emosi dengan wanita yang menghubungi Elbey.
Mendengar ucapan Jeselyn yang demikian, Elbey dengan spontan mendadak mengerem mobilnya dan menepi sembarangan.
"Lo bilang apa?!" tanya Elbey sambil mencengkram kedua bahu Jessy.
Jessy mendelik dan jelas sangat gugup mendapat perlakuan seperti dari Elbey. Meskipun mereka berdua pernah melakukan malam panas, namun berdekatan seperti saat ini sungguh membuat tubuh Jessy meremang dan tegang seketika.
"Gu-e bilang apa emangnya?" bukannya menjawab, Jessy malah balik bertanya.
"Gue cuma mau menikah sekali seumur hidup, dan itu dengan lo"
"Jadi jangan sampai gue denger lagi, lo bilang pernikahan kita hanya sebatas di atas kertas" ucap Elbey tegas dengan menatap manik mata Jessy tajam.
Jessy hanya mengangguk cepat dan patuh. Tanpa melepas tatapan matanya, Elbey memiringkan wajahnya dan...
Cup
Elbey mengecup sekilas bibir Jessy yang begitu merah dan menggoda. Pelangi memejamkan matanya rapat-rapat saat ada benda kenyal yang menempel pada bibirnya. Dengan sengaja, Elbey mengulangi lagi kecupan bibirnya. Tapi kali ini tidak di bibir, melainkan di pipi Jessy yang sudah semerah tomat.
Pletakk
Dengan sengaja Elbey menjitak dahi Jessy agar sang pemilik tubuh membuka matanya. Jessy mengusap keningnya dengan bibir yang memberengut kesal.
"Cemberut lagi gue cium yang lebih panas" kekeh Elbey.
"Sialan! memang lo siapa cium-cium gue se enak jidat lo sendiri" kesal Jessy sambil menggerutu.
Elbey menarik lengan Jessy dengan cepat, hingga membuat tubuh mereka saling berdempetan ketat.
"Lo masih belum tau gue siapa?" tanya Elbey sambil mengangkat wajahnya mengintimidasi paras cantik Jessy yang sedang gugup.
Jessy mengangguk dengan bodohnya. Elbey tersenyum menyeringai dan mendekatkan kembali wajahnya, hingga ciuman panas yang pernah mereka lakukan terulang lagi di dalam mobil. Jessy hanya diam mematung tanpa membalas ciuman memabukkan yang Bey mainkan di bibirnya.
Setelah cukup puas, Elbey menyudahi adegan ciuman panasnya dan menatap kembali wajah Jessy yang kini sudah semerah tomat rebus.
"Sekarang lo paham siapa gue?" tanya Elbey.
Jessy mengangguk dengan senyum jahilnya. "Gue tahu, lo rival tengil yang sekarang suka mesumin gue" cibir Jessy sambil membenarkan lagi posisi duduknya.
Elbey tergelak dan menggeleng pelan.
"Jess" panggil Elbey.
"Apa" jawab Jessy sambil mengangkat wajahnya pongah.
Elbey terkekeh dan mengacak rambut Jessy gemas. "Besok jalan mau?" ajak Elbey.
"Lo ngajak gue kencan?" tanya Jessy sambil tertawa.
"Bisa di bilang seperti itu, mau nggak?" ajak lagi Elbey.
"Boleh" jawab Jessy seraya tersenyum manis.
"Gue bisa diabetes kalau lihat lo senyum kayak gini tiap hari" ucap Elbey dengan nada ambigunya.
Jessy mendelik dan tergelak keras. "Gombal lo!".
Bisa-bisanya Elbey berkata sedemikian lebay-nya untuk dirinya. Setahu Jessy Elbey adalah salah satu makhluk yang tinggal di bumi ini dengan spesies tembok berlapis. Datar dan tebal bibir, yang pada garis besarnya adalah sulit bersuara.
Sepertinya Lapisan dari tembok di sampingnya sudah menipis.
"tuh kan masih ngeyel, sengaja banget ya tebar pesona sama gue" ucap Elbey sambil menarik hidung mancung Jessy.
"Ihh Elbey! sakit tau nggak," keluh Jessy sambil mengusap batang hidupnya yang merah.
"Gemes gue, boleh gak gue bungkus lo dan langsung bawa pulang," ucap Elbey dan berhasil membuat Jessy mendelik seraya mencubitnya gemas.
"Jangan Ngadi-ngadi lo!" sungut Jessy.
"Buruan, lo jadi anterin gue pulang nggak sih?!" tanya Jessy sambil melirik Elbey jengah.
"Oke hermosa (cantik : Spanyol)" jawab Elbey sambil menghidupkan kembali mobilnya dan melesak ke Manshion Azkara.