"Saya dok." jawab Elbey lantang, sungguh tidak sabar menunggu hasil pemeriksaan dokter Gilang yang menurutnya bertele-tele.
"Oh ma-af. Mbaknya sedang hamil muda, jadi saya anjurkan untuk tidak terlalu stres dan kelelahan, untuk lebih jelasnya nanti biar dokter obgyn yang akan ke sini" jelas dokter Gilang.
"Tapi tidak ada yang serius kan dok?" tanya Elbey kembali.
"Mas Elbey tidak perlu khawatir, istri cantiknya cuma kebanyakan pikiran dan kelelahan saja, di usahakan tetap menjaga kesehatan dan kalau bisa harus di paksa makan, walau sedikit...biasanya hamil di trimester awal ibu hamil sering mengalami mual atau morning shickes" terang dokter Gilang.
"Saya permisi dulu, setelah ini biar dokter obgyn yang akan memeriksa istrinya ya mas Elbey," pamit dokter Gilang kepada Elbey dibalas dengan anggukan kepala dari sang empunya.
"Asyik! mami mau punya cucu" seru mami Fania berbinar-binar.
Elbey menatap semua yang berada di sofa kamar dengan tatapan yang masih emosi dan kesal.
"Ini bukan salah kak Sean Bey, salahkan para calon Omma yang sudah merencanakan semuanya" ucap Sean sedikit meringis ke arah Elbey.
Elbey hanya bisa mendengus dan berdecak sebal. "Benar-benar bocah!" sindir Elbey.
"Onty...onty," teriak Kenan yang baru datang bersama Ellena.
"Bey, gimana keadaan Jessy?" tanya Ellena cemas sambil menggendong si gembul Kenan.
"Nunggu dokter obgyn kak" jawab Elbey sambil menatap Kenan yang sedang menempel seperti cicak di dada Momy nya.
"Onty kenapa uncel" tanya Kenan sambil mendongak menatap Jessy yang sedang memejamkan matanya di atas ranjang rumah sakit.
"Aunty sakit boy" balas Elbey sambil mencubit gemas hidung Kenan.
"Onty banun onty, nanti Kenan janji deh beyiin onty ceblak yang kemalin onty minta" celoteh Kenan yang kini sudah turun dan berdiri di samping ranjang Jessy.
"Eummmh" Jessy melenguuh dan mengerjapkan matanya. Pandangan matanya pertama kali melihat Elbey yang sedang mentapanya dengan sulit di artikan.
"Onty bangun yey!" seru Kenan.
Jessy beralih menoleh ke samping ranjangnya, terlihat Kenan yang sedang tersenyum lebar kepadanya. Bahkan Jessy bisa melihat seluruh keluarganya dan keluarga Elbey sedang melihatnya dengan tersenyum teduh tidak seperti di dalam Manshion tadi.
"Ada yang sakit sayang?" tanya mami Fania yang berjalan mendekati ranjang Jessy.
Jessy tersenyum canggung dan menggeleng pelan. "Enggak ada tan, cuma sedikit pusing" jawab Jessy lirih.
"Jangan panggil tante, panggil mami mulai sekarang. Maafin mami ya sayang, mami udah keterlaluan tadi ngusilin Elbey, tahu begitu kan mami gak drama kayak tadi yang bakalan bikin kamu stres dan pingsan sayang" jelas mami Fania dengan semua rasa penyesalannya.
"Gak papa tan" balas Jessy seraya tersenyum tulus.
"Kok masih tante sih, mami Jeselyn...mami" ucap mami Fania sambil cemberut.
"I-ya mi" jawab Jessy kikuk.
"Permisi, boleh tinggalkan saya dulu sebentar dengan nona..."
"Jeselyn dokter...panggil saja Jessy" jelas mama Hana menimpali.
"Oh baiklah, wahh cantik sekali orangnya sama seperti namanya" puji dokter Bondan, dokter obgyn.
Elbey menatap tidak suka ke arah dokter muda dengan rupa yang cukup tampan menurut Elbey.
'Jelalatan gue colok mata lo'
Elbey menatap kesal ke arah dokter yang katanya berkedok sebagai dokter obgyn di rumah sakit keluarganya.
"Mama sama papa keluar dulu ya sayang," ucap mama Hana dan mencium kening putrinya dengan sayang. Jessy hanya mengangguk mengiyakan.
"Kakak tinggal keluar dulu ya dek!" pamit Sean kepada Jessy. Jessy hanya melengos kesal menunjukkan aura permungsuhan kepada kakaknya tanpa menjawab ucapan Sean.
"Nasip-Nasip!" cibir Sean kepada dirinya sendiri.
Elbey hanya menoleh ke sembarang arah menyembunyikan senyumnya.
"Bisa di buka sedikit bajunya nona Jessy" pinta dokter Bondan.
Jessy segera membuka bajunya dan yang benar saja, Elbey menahan tangannya dan melotot menatap wajahnya.
"Mau apa buka-buka baju!" tanya Elbey dengan nada tidak terimanya.
Enak saja, dokter di sebelahnya ini akan melihat perut putih Jessy yang sangat mulus. Elbey saat ini lebih memilih egois dan tidak mau berbagi.
"Saya mau melihat detak jantung dedek bayinya tuan, kalau tidak di buka bagaimana?" jelas dokter Bondan sambil tersenyum gemas.
Elbey hanya berdecak dan melepaskan tangannya pasrah bada akhirnya. Sementara Jessy, sungguh saat ini wajahnya sudah merah padam menahan malu yang tidak berujung.
'Dasar cowok tengil! mau jadi bapak masih saja bersikap menjengkelkan' batin Jessy kesal dan malu .
Dokter Bondan menelan ludahnya saat melihat pusar Jessy yang sangat mulus dan putih. Sunggu tuan muda di sampingnya ini sangat beruntung bisa mendapatkan istri yang cantik dan semolek Jessy.
Elbey mengepalkan tangannya kuat saat melihat tatapan dokter di sampingnya tersebut dengan mata yang seolah mendamba. Elbey bukan laki-laki bodoh yang tidak tau makna dari tatapan dokter mesum di dekatnya itu.
"Mau periksa atau mau melototin perut istri saya dok!" cibir Elbey yang sudah gatal ingin mengomentari dokter mesum di sampingnya.
Dokter Bondan segera tersadar dan memfokuskan pikirannya untuk memeriksa Jessy yang saat ini sedang menahan napas karena tingkah Elbey yang tiba-tiba saja berubah protektif kepadanya.
"Usia kandungannya berjalan dua Minggu, bisa di lihat ya di layar monitor, lahh itu masih sebiji buah rambutan dedeknya...dan yang keras ini adalah suara detak jantung calon bayinya, semua sehat...dan di jaga ya Mommy kandungannya..nanti akan saya buatkan resep vitamin agar mengurangi rasa mual" jelas dokter Bondan kepada Jessy dan Elbey.
Keduanya hanya mengangguk, padahal saat ini Elbey dan Jessy sedang berdebar-debar karena baru saja melihat buah cinta dari hubungan satu malam meraka. Ada rasa bersyukur dan bahagia di dalam hati mereka masing-masing.
"Congratulation to be mommy" ucap Elbey sambil terkekeh ke arah Jessy.
Jessy hanya mencebik dan melebarkan matanya kesal. "Gue dengernya kenapa geli ya, boleh nggak sih baby-nya panggil gue kakak atau aunty saja kayak Kenan" celetuk Jessy membuat Elbey tergelak keras.
"Terus manggil gue apa! uncle juga? sementara lo nantinya manggil gue hubby!" jawab Elbey sambil terkekeh geli sendiri.
"Sembarangan! gak ada di kamus gue manggil lo hubby!" ketus Jessy menatap kesal ke arah Elbey.
"Terus manggilnya apa? Daddy!" goda Elbey yang semakin gencar menjahili Jessy.
"Cowok tengil" umpat Jessy yang tersulut emosi menanggapi kejahilan Elbey.
"Gue bukan lagi cowok-cowok single Jess! gue calon Daddy!" kekeh Elbey sambil mengerling nakal ke arah Jessy.
"Dasar mesum! baby gula..jangan sampai kamu niru kelakuan dia yang tengil ya!" ledek Jessy sambil mengusap perutnya yang rata.
Elbey terkekeh dan menggeleng pelan. "I'm the owner mommy Jecy!" telak Elbey tersenyum puas menatap Jessy yang menatapnya semakin kesal.
.