Setelah perawatan dua hari di rumah sakit, akhirnya Jessy di perbolehkan untuk pulang. Selama dua hari ini, Elbey selalu setia menjaga Jessy di sampingnya. Bahkan hubungan di antara keduanya cukup di bilang menghangat untuk saat ini.
"Mau kakak ambilin kursi roda?" tawar Sean kepada Jessy.
"Gak usah alay deh kak Sean!" ketus Jessy sambil menatap kesal kakaknya.
"Kakak kan cuma takut nanti kamu pusing lagi Jess," jelas Sean sambil terkekeh.
"Jessy bisa jalan sendiri" tegas Jessy.
"Sini gue bantu, nurut sama gue!" ucap Elbey tanpa kata penolakan.
"Apa banget sih! orang masih bisa jalan normal kenapa harus di bantu segala," gerutu Jessy namun tidak menolah ketika Elbey menggandeng lengannya.
Di sepanjang perjalanan menuju mobil, Jessy tidak henti-hentinya menggerutu. Pasalnya Elbey menjaga dirinya layaknya seperti sedang mengawal seorang tuan putri saja, bayangkan saja! Elbey seakan tidak membiarkan tubuhnya tersenggol maupun terbentur benda yang bernyawa di sekitarnya.
Jeselyn membanting badannya di atas jok mobil dengan sedikit keras. Rasanya lega sekali akhirnya bisa menghirup udara bebas.
"Musik dong Bey" pinta Jessy.
Elbey menghidupkan head unit yang ada di mobil mewahnya. Jessy menyandarkan kepalanya di jok mobil sambil memejamkan matanya. Tiba-tiba ingatannya melayang pada kejadian beberapa hari yang lalu, sebelum dirinya masuk rumah sakit.
"Bey" panggil Jessy.
Elbey menoleh dan menatap Jessy yang sedang menyandarkan kepala di jok mobil sambil menatap lurus kedepan. "Kenapa?" tanya Elbey.
"Lo hutang penjelasan sama gue" ucap Jessy serius dengan kepala yang kini sudah menoleh ke arah Elbey.
Elbey mengangguk dan menghembuskan napasnya kasar. "Lo siap mendengar yang sebenarnya?" tanya Elbey serius.
"Gue siap" jawab Jeselyn mantap.
Elbey mengangguk dan mematikan head unit di dalam mobilnya.
"Gue yang nolong lo saat rumah pohon itu kebakaran" jelas Elbey.
Deg!
"Gak! gak mungkin!" ucap Jessy menggeleng dan tidak percaya dengan ucapan Elbey.
"Karena itu, gue lebih baik diam Jess! lo gak bakalan percaya sama gue" jawab Elbey sambil tersenyum getir.
"Sorry, lo bisa lanjutin" ujar Jessy.
Elbey menceritakan kejadian tujuh tahun yang lalu, dimana dirinya dan Jeselyn masih duduk di bangku kelas 2 SMP. Jeselyn, Yura , Ines dan Sarah adalah teman mulai dari semasa kecil. Di tambah Elbey, Leo dan Farell.
Dimana saat itu, memang yang paling cuek dan jarang berbicara adalah Elbey. Diam-diam Sarah menyukai Elbey, hingga membuat persahabatan mulai meretak, karena hati Elbey hanya untuk satu nama saja, teman masa kecilnya yang sering Elbey panggil gadis rumah pohon. Dia adalah Jeselyn.
Saat iri dengki dan cemburu mengusai diri Sarah, tanpa sepengetahuan Jessy dan sahabatnya, Sarah merencanakan kejahatannya untuk mencelakai Jessy yang saat itu tengah berada di dalam rumah pohon. Beskem Jessy dan ketiga sahabatnya.
Dengan kejinya Sarah membakar rumah pohon yang jauh dari tengah-tengah rumah penduduk dan keramaian. Elbey yang memang sudah lama curiga dengan gerak gerik Sarah, tanpa sepengetahuannya ikut membuntuti mobil Sarah yang tengah mengikuti mobil Jessy.
Benar dugaan Elbey, Sarah dengan sengaja mengguyur bensin di sekitar rumah pohon yang saat itu di dalamnya sedang ada Jessy sendirian. Dengan seringai liciknya Sarah menciptakan api di tengah-tengah basahnya bahan bakar yang tersebar di seluruh area rumah pohon tersebut.
Elbey segera menghentikan aksi gila Sarah, namun sayang..kobaran api sudah menjalar kemana-mana. Sang jago merah tengah mengintai Jeselyn di dalam rumah pohon tersebut.
Fashbasck On
"Lo udah sakit Sarah! Jeselyn sahabat lo! minggir!" teriak Elbey sambil menatap jijik ke arah Sarah yang sedang menghalangi Elbey untuk masuk ke dalam rumah pohon itu.
"Enggak Bey! gue cinta sama lo! gue tidak akan pernah rela lo menyukai cewek lain, selain gue!" cegah Sarah sambil menahan lengan Elbey yang ingin masuk ke dalam.
"Minggir! cewek setan kayak lo gak pantas buat siapapun" jawab Elbey dengan geram.
Dengan kasar Elbey menghempaskan tangan Sarah yang berada di lengannya. Elbey masuk ke dalam rumah pohon tersebut dan melihat Jessy yang sudah pingsan dengan memeluk buku diary.
Saat langkah Elbey akan keluar, dengan jahat dan egoisnya Sarah menghalanginya.
"Lo gak boleh bawa Jassy, dia sebentar lagi mati, lo gak boleh bawa dia kemana-mana" ucap Sarah dengan senyum yang mengerikan.
Sarah benar-benar sakit, entah apa yang membuat dirinya begitu terobsesi dengan Elbey hingga berani mencelakai sahabatnya sendiri yang begitu menyayangi dirinya.
"Minggir..kita bisa mati di sini kalau lo masih bersikap bodoh Sar!" bentak Elbey.
"Lebih baik kita mati sama-sama Bey, gue lebih rela di antara gue dan Jessy tidak ada yang memiliki lo! bukankah lebih bagus kita memang mati bersama-sama?" tanya Sarah dengan ekspresi yang memang benar-benar seperti orang sakit jiwa.
"Silahkan jika lo ingin mati, tapi gue masih ingin bahagia bersama Jessy," jawab Elbey dengan nada yang mengejek.
"Arghhhh....lo gak bisa kayak gini ke gue Bey,! apa kurang gue di mata lo, gue cantik..gue kayak, gue juga cerdas..hiks..seharusnya lo jangan kesini Bey..harusnya dia tadi sudah mati...hihihi..." celoteh Sarah dengan tawa yang membuat siapapun bisa merinding di buatnya.
Elbey tidak lagi mendengarkan, kegilaan Sarah. Elbey membawa Jessy segera keluar dari rumah pohon itu, dan meninggalkan Sarah yang teriak-teriak dan tertawa sendiri seperti orang tidak waras di dalam rumah pohon saat ini.
Setiba di rumah sakit suasana sudah tampak petang, setelah Elbey membawa Jessy ke dalam IGD, dia berniat untuk pergi ke toilet. Tubuhnya mematung dan merinding saat melihat Sarah sudah berada di lorong rumah sakit dengan tubuh yang sangat mengenaskan, hampir sekujur tubuhnya terbakar api, namun wajahnya masih bisa tersenyum lebar. Elbey sampai di buat meremang di sekujur tubuhnya saat melihat penampakan Sarah yang mirip seperti hantu hidup.
"Hihihi...Bey, gue masih hi-dup! tap-i sepertinya gu-e bakalan ma-ti deh Bey! tubuh gue perih dan sa-kit Bey, pa-nas sampai di da-lam si-ni" ucap Sarah dengan mimik muka yang berubah-ubah, kadang menangis, tertawa, tersenyum dan marah.
"Sar, lo harus ke ruang IGD, ayo" ajak Elbey tanpa menyentuh kulit Sarah.
"Gue gak ma-u, disa-na ada jes-sy! ingat Bey, mes-ki-pun gue ma-ti gue gak akan biarin kali-an bersa-ma! Arghh....pa-nas....argh..." setelah menyelesaikan ucapannya, Sarah teriak-teriak kesakitan.
Elbey segera berlari dan meminta tolong kepada suster yang jaga saat itu, hingga Sarah akhirnya di larikan ke ruang IGD, selang beberapa jam meninggal.
Setelah kejadian itu, Jessy memungsuhi Elbey dan selalu bersaing dalam hal apapun dengannya. Bahkan, keduanya tidak pernah lagi saling tegur sapa. Sekali bertemu akan berakhir dengan keributan.