Elbey menatap Jessy dengan lekat, sebenarnya Elbey sama gugupnya dengan Jessy. Namun semakin mereka menghindar maka masalahnya tidak akan cepat selesai. Elbey tersenyum tipis dan menggelen pelan.
"Percaya sama gue, semua bakalan baik-baik saja" ucap Elbey menenangkan Jessy.
"Tapi Bey" resah Jessy sambil meremas jemari-jemarinya yang saling bertautan.
"Kita berani melakukan, kita juga yang harus menyelesaikan Jess, sepertinya semua juga sudah pada tau" jelas Elbey sambil menghela napasnya berat.
Jeselyn seketika semakin gugup dan takut, bagaimana jika nanti keluarganya akan membuangnya jauh. Lalu dirinya akan di cecar dengan berbagai macam pertanyaan yang aneh-aneh. Jelas! pasti mama, kak Sean dan mama Hana akan mengintrogasi dirinya, pasti pandangan mereka ke jeselyn saat ini sangat jijik.
Pikiran negatif mulai menghantui Jessy. Jessy benar-benar merutuki tindakannya malam itu di kelab malam milik kakaknya. Ada rasa marah yang sangat besar di hati Jeselyn, mengingat siapa pelaku yang sudah menjebaknya.
Elbey melihat Jessy yang diam dengan pandangan kosong dengan cepat menariknya ke dalam pelukannya lagi. "Gue akan hadapi semua, lo jangan berpikir yang aneh-aneh" ucap Elbey sambil mengusap lembut punggung Jessy.
"Lo benar, gue emang kayak bocah" jawab Jessy sambil tersenyum getir.
"Gue tau saat ini lo sedang cemas Jess, tapi apapun yang terjadi gue akan tetap berada di samping lo!" jelas Elbey dengan kesungguhannya.
"Thank" balas Jessy, tangannya terulur untuk membalas pelukan Elbey.
Elbey mengangguk dan tersenyum tipis. "Oke, sekarang kita hadapi bersama. Lo siap kan?" tanya Elbey seraya melonggarkan pelukannya dan menatap lekat manik mata Jeselyn yang indah.
Jeselyn menarik napasnya pelan dan tersenyum tipis, senyum yang lama Elbey tidak dapatkan dari sahabat kecilnya. "Iya" jawab Jessy.
Elbey mengangguk dan menghidupkan mobilnya, Elbey sengaja langsung mengantar Jessy dan menghadapi badai yang sesungguhnya baru akan di mulai.
"Sudah berapa bulan?" tanya Elbey tiba-tiba sambil melirik Jessy yang sedang menatap lurus ke depan.
Jessy mencebik dan berdecak kesal. "Berapa bulan yang bagaimana?! emang gue ngelakuin sama lo jauh sebelum reuni Akbar terjadi!" cibir Jeselyn kepada Elbey dengan nada kesal.
Elbey hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal setelah mendapat omelan dari Jessy.
"Kan gue nanya Jess, gue hampir dua Minggu di luar kota nyelesain tander papi, untuk itu sorry karena selama beberapa Minggu ini gue gak ada kabar" jelas Elbey tiba-tiba kepada Jessy.
Jessy melirik sekilas Elbey yang sedang fokus mengemudi. "Lo gak salah, gue yang terlalu nething sama lo" jawab Jessy setelah itu menormalkan kembali posisi duduknya.
"Wajar kalau lo nething sama gue, tapi kalau boleh gue jujur, gue sama sekali tidak pernah menyesal pernah melakukan one night stand sama lo"
Jlep
Ucapan Elbey begitu datar namun pas mengena di ulung hati Jeselyn yang paling dalam. Tiba-tiba saja perasaan Jeselyn berdebar-debar, antara miris dan sedikit terharu mendengar ucapan Elbey. Mengapa Elbey mengatakan hal yang demikian kepadanya, apakah Elbey tidak merasa hancur sama sepertinya?. Jessy cukup sadar kalau dirinya adalah rival Elbey, apakah Elbey tidak menyesal jika harus bertanggung jawab dengan hidup dalam bayang-bayang kesalahan bersama dirinya.
"Gue bingung mau ngomong apa Bey, kita seperti kucing dan anjing yang selalu saja memperebutkan tulang untuk mencapai kepuasan rasa laparnya. Dan kita, sama halnya dengan itu! di antara kita hanya akan ada obsesi untuk saling berebut dan bersaing untuk menjadi pemenang!" jawab Jessy dengan tersenyum getir.
"Lo yang memulai Jess, bukan gue" jawab Elbey dengan menyalurkan hatinya yang tiba-tiba emosi kepada setir bundar yang sedang di genggam dengan erat.
"Oh ya? gue ya! tentu saja semua karena gue, lo tidak akan pernah mau mengalah sama gue! dan itu realitanya Bey!" saut Jessy sambil meremas ujung hoddie yang sedang saat ini sedang dia pakai.
Elbey menarik napasnya dalam-dalam untuk menenangkan perasaannya yang hampir tersulut emosi karena ucapan Jessy. "Oke gue akan mengalah" finish Elbey pada akhirnya.
"Thank. Tapi gue udah gak butuh!" jawab Jessy dengan senyum mengejeknya.
Elbey lagi-lagi harus di buat menahan emosi dengan ucapan Jessy. Karena kesalahpahaman di masa lalu, kini keduanya harus menelan pil pahit dengan menjadi rival bebuyutan yang tidak pernah akur.
"Tapi lo saat ini butuh gue gadis rumah pohon" ejek Elbey dengan senyum terselubungnya.
Deg
Jeselyn dengan spontan menoleh ke arah Elbey dan menggeleng pelan. Elbey yang mengerti Jeselyn di kejar rasa penasarannya, seketi menoleh sekilas dan tersenyum simpul.
"Sudah saatnya lo tau Jess! tapi nanti setelah masalah kita selesai" jelas Elbey kepada Jessy.
Jessy mengangguk patuh dan kembali menegakkan badannya menghadap ke depan.
'Sebenarnya ada rahasia apa tuhan, gue semakin takut kalau sampai tuduhan gue salah' batin Jeselyn sambil menyandarkan posisi duduknya ke jok mobil.
Mobil Elbey memasuki pelataran Manshion mewah milik Jeselyn. Beberapa kali Jessy menarik napasnya dan menghembukan dengan kasar.
Benar-benar takut dan cemas, itulah gambaran perasaan Jessy saat ini. Elbey mengambil jemari Jessy dan mengangguk pelan seolah memberi ketenangan untuk masalah pelik yang akan mereka hadapi saat ini.
Terlihat disana sudah ada mobil Sean dan papa Dean, di tambah dua mobil mewah lagi yang Jeselyn ketahui salah satunya adalah mobil milik mertua kakaknya.
"Bey, kenapa banyak mobil di Manshion?" tanya Jessy dengan ketar-ketir.
"Mobil bunda sama mobil bonyok gue"
Deg!
"Gue kabur aja deh Bey, nggak mau..gue takut!" rengek Jessy semakin mengeratkan genggaman tangannya.
Elbey yang merasakan tangan Jeselyn dingin seketika memeluknya sebentar untuk menenangkan perasaan Jeselyn sesaat.
"Ingat ada gue, lo gak sendirian, Oke" gumam Elbey kembali menenangkan Jessy yang saat ini sedang memeluknya erat.
Jessy menarik napasnya dalam-dalam sebelum mengangguk pasrah. Elbey dan Jeselyn melangkahkan kakinya masuk ke dalam Manshion milik keluarga Azkara. Dengan tangan yang saling bertautan, mereka berdua siap menghadapi kemarahan dan keputusan kedua keluarganya.
Jeselyn dan Elbe menelan salivanya bulat-bulat saat melihat kedua keluarga sudah menunggunya di ruang tengah dengan tatapan yang berbeda-beda.
Bahkan, kedua sahabat Jeselyn dan Elbey saat ini juga sudah berada di sana dengan pandangan yang aneh.
"Bey" lirih Jessy sambil menyembunyikan tubuhnya di balik Elbey.
Elbey menatap semua penghuni yang berada di dalam Manshion Azkara dengan di buat setenang mungkin. Benar-benar seperti menghadapi jatuhan hukuman mati saja, melihat tatapan semua penghuni di Manshion saat ini.
"Om, Tante" sapa Elbey terlebih dahulu sambil berjalan mendekat ke arah kedua orang tua Jessy.
"Hmm" hanya deheman yang terdengar dari papa Dean.
Matanya menatap tajam wajah Elbey yang saat ini sedang berdiri tidak jauh darinya, dengan Jessy yang menyembunyikan tubuhnya di belakang tubuh Elbey.
"Sebelumnya, tanpa mengurangi rasa hormat saya, saya meminta maaf kepada om dan tante."
"Maaf om, saya sudah mengecewakan kalian om dan tante karena membuat Jeselyn hamil"