Brakkkk!!!
Suara sebuah benda jatuh dari ketinggian bersamaan dengan suara alarm mobil yang memekakkan telinga, mengejutkan security apartement yang berjaga.
Suasana malam ini digemparkan dengan penemuan mayat salah satu penghuni apartement di lantai 15 yang terjatuh dari ketinggian, kemungkinan dari apartementnya. Mayat itu meluncur dari atas dan terjatuh diatas sebuah mobil yang terpakir di depan apartement. Mayat itu diketahui bernama Martin Wijaya seorang pengusaha yang tinggal bersama istri mudanya di apartement nomer 125 dilantai 15.
Identifikasi dilakukan oleh pihak kepolisian, menurut hasil penyelidikan, korban di nyatakan bunuh diri, dikarenakan tidak ada bekas penganiayaan dalam tubuhnya, satu – satunya saksi adalah istri muda Martin yaitu Julia, yang pada saat kejadian tidak berada di apartement karena sedang berkumpul dengan teman – temannya di sebuah club malam dan baru kembali sekitar pukul 3 dini hari, sedangkan kejadian berlangsung sekitar jam 12 malam.
Penyelidikan dilakukan dengan mengidentifikasi jenazah dan menidentifikasi rekaman CCTV yang terpasang di setiap sudut apartement.
Julia sangat sedih dihadapan para penyidik dia tak hentinya menangis, dia tidak tahu apa alasan suaminya melakukan hal tersebut. Menurutnya mungkin karena penyakit yang belakangan ini diderita oleh Martin yang menyebabkan Martin putus asa dan melakukan hal ini.
Kami turut berduka cita Nyonya Martin, semoga anda tabah, kata terakhir pihak kepolisian.
*****
Suasana kantor membuat Sam bosan, dalam meeting pun dia tidak berkonsentrasi. Akhirnya dia meninggalkan meeting dengan tiba – tiba, membuat ayahnya yang memimpin rapat menjadi jengkel, tapi tidak bisa menghentikannya karena anaknya memiliki watak yang keras, disamping itu mentalnya sedikit terganggu karena depresi yang membuatnya harus beberapa kali konsultasi pada psikiater semenjak ibunya pergi entah kemana.
Sesampainya dia di ruangannya, dia membuka laci mejanya, mengambil sesuatu dalam kemasan plastic klip kecil. Menumpahkannya diatas meja dan menghisapnya. Ya, Sam adalah pecandu narkoba. Hidupnya seperti kosong walaupun dia dari kalangan keluarga berada, harta yang melimpah tak membuat dia bahagia.
Sering dia merasakan kekecewaan, rasa kesepian, kemarahan yang membara, sehingga melampiaskan kesakitan hatinya dengan Self harm, menggantikan sakit hati dengan sakit fisik.
Di tengah dia menikmati sensasi obat terlarang itu, dia mengambil hape nya, ada pesan dari Julia.
" please call me"
Julia dan Sam adalah dua sahabat, kedekatan mereka dilatar belakangi masa lalu yang kelam dari Julia dan kesakitan yang di alami Sam. Mereka terkadang bertemu melepas penat, stress dan kesakitan mereka dengan pesta alcohol, fly bersama dengan obat – obatan terlarang, melakukan hal – hal yang menurut mereka memacu adrenalin dengan alasan melepas ketegangan dalam otak mereka.
Sam yang depresi karena ditinggalkan ibunya sejak kecil entah kemana, sehingga ayahnya harus berjuang sendirian mengelola perusahaan sembari mengurus dirinya. Tidak jarang Sam juga mendapatkan aksi bullying dari teman – temannya yang membuat dia depresi dan terpuruk.
Julia yang mengalami pelecehan seksual dari pamannya saat masih Sekolah Menengah Atas, waktu itu Julia diancam akan dibunuh jika mengadu pada orang lain. Bahkan pamannya juga mengancam akan membunuh kedua orang tuanya, walaupun Julia tidak peduli dengan orang tuanya, karena sikap diskriminatif dari mereka yang selalu membanding – bandingkan dia dengan orang lain, menyiksanya secara mental dan fisik.
" Julia, are you okay ?" Kata Sam dari balik telponnya. " kau tidak ingin mengucapkan turut beduka cita kepadaku Sam ?
Apa yang terjadi Julia?tanya Sam kebingungan.
"Aku baru saja menjadi janda, suamiku meninggal karena bunuh diri."jawab Julia sembari memoles kukunya dengan cat kuku.
'Apa? Suamimu bunuh diri atau kamu yang membunuhnya ? kata Sam sambil tertawa dengan posisi kakinya diatas meja.
'Kau bicara apa Sam, aku sedang bersedih, maukah kau menhiburku?'
" Kau tahu aku bagaimana Sam, Julia selalu butuh Kesenangan, kepuasan, harta dan kemenangan, aku tidak suka di remehkan dan kalah, patah satu tumbuh seribu"kata Julia sembari tertawa.
" Datanglah ke villa ku malam ini Sam, aku punya kejutan untukmu" Julia mengakhiri teleponnya.
****
Di malam hari Sam melajukan mobilnya menuju villa Julia yang berada di pinggiran kota. Sesampainya di villa dia langsung masuk, dan menemui Julia yang sedang berenang di kolam renangnya. Melihat Sam datang, Julia kemudian keluar dari air menghampiri Sam, berjalan perlahan dengan hanya memakai bikini.
"Hai Sam, apa kau merindukanku? Sapa Julia sambil mengecup bibir Sam.
"Kejutan apa yang akan kau berikan untukku Julia?" jawab Sam tidak sabar.
Julia mengambil kimono nya dan berlenggang memasuki rumah dan kemudian keluar membawa seorang wanita.
"Apa ini Julia?"Tanya Sam dengan kebingungan.
Didepannya sudah berdiri seorang wanita berpakaian seksi, dengan body seksi, berwajah blasteran. Rambutnya panjang dan terurai.
Wanita itu kemudian mendekati Sam, dan berbisik lembut di telinganya "I'm Miranda" wanita itu memperkenalkan dirinya
'Aku akan memberikan kepuasan padamu untuk melemaskan otot – ototmu yang tegang, agar kamu releks' ucap Miranda sembari menatap Sam dengan mata coklatnya. Seketika Sam tersenyum. Julia mendekat dan memerintahkan Miranda untuk memulainya.
Miranda menggandeng Sam kedalam kamar, dan mulai saling memberikan sentuhan, Sam sangat menikmati setiap sentuhan yang diberikan Miranda, tapi tanpa di sangka Julia mengikuti mereka ke kamar dan bergabunng, merangsang Miranda dari belakang,dan Miranda merespon itu, kemudian membalikkan badannya ke Julia. Sam yang melihat itu langsung mundur perlahan meninggalkan Julia dan Miranda Julia memang selalu ingin mencoba hal hal aneh, seperti sekarang ini, dia melakukan itu dengan sesama wanita.
Seketika Sam merasakan lagi kekosongan dalam hatinya, melihat Miranda yang semula bercumbu dengannya kemudian dengan mudah berpaling pada Julia. Sam merasakan kecemasan, perasaan tidak dibutuhkan, perasaan yang selalu mengganggunya. Kesakitan yang dia sendiri tidak tahu apa penyebabnya.
Untuk beberapa saat Sam membayangkan saat – saat dia di bully, dia menangis mengingat semua itu, dia masih kecil waktu itu, tidak memahami harus apa dan bagaimana.
Kemudian Julia keluar mencari Sam,
"Kenapa kau keluar Sam ? " Bentak Julia sembari keluar menghampiri Sam yang termenung di pinggir kolam renang.
"Aku tidak berselera" kata Sam sekenannya.
"Aku menyiapkan ini semua untukmu Sam, untuk menghiburmu. Julia menatap Sam dengan kesal.
"Untukku atau untukmu, aku lihat kau juga menikmatinya Julia, kata Sam dengan senyum mengejek sembari memainkan handphonenya.
Julia geram, menatap Sam dengan perasaan jengkel kemudian menghampiri Sam dan melemparkan handphone Sam kedalam kolam renang.
Sam terkejut, kemudian menatap Julia yang juga sama terkejutnya dengan tindakan refleksnya tersebut.
"Maafkan aku Sam, aku emosi dan gegabah, maafkan aku, aku akan menggantikan dengan handphone yang baru" ucap Julia merayu Sam.
Sam tak menjawab dan berlalu ingin meninggalkan Julia namun dicegah oleh Julia. Sam aku ada penawaran untukmu, aku mohon ikutlah bersamaku.
Sam tanpa menjawab, segera mengikuti Julia ke dalam ruang baca, disana Julia memperlihatkan satu buku dan kemudian menjelaskan isinya.