Sam berusaha meyakinkan Julia, memberikan motivasi padanya agar bisa sembuh dan melanjutkan kehidupan dengan benar, namun Julia tetaplah Julia yang egois.
" Aku punya foto kalian berdua Sam, jangan macam - macam jika kau tidak ingin foto - foto ini berpindah tangan ke tangan Morgan dan Anita tercintamu itu akan habis ditangan suaminya. " ucap Julia sembari menyerahkan beberapa lembar foto yang dia ambil dari tayangan televisi.
Sam terlihat shock, dia khawatir jika Anita akan menjadi bulan - bulanan Morgan, karena Morgan amat sangat posesif dan kasar.
" Apa yang kamu mau? "ucap Sam dengan kepala tertunduk.
Julia tersenyum menyeringai, " Besok malam, kita ke kamar Anita, aku mau kita bercinta di kamarnya, karena aku tahu Morgan berada di luar kota. "
Sam sontak terkejut memandang Julia, tapi dia tidak bisa menyangkal apapun, hanya bisa pasrah tanpa pembelaan atau penolakan.
Malam yang dinanti pun tiba, Julia mengendap endap dengan Sam di rumah Morgan. Tanpa disangka oleh Sam, Julia memiliki kunci rumah Morgan.
" Kau memiliki kunci rumah Morgan? " tanya Sam
" Tentu, aku selalu cerdik dalam hal apapun Sam, " jawab Julia dengan senyum sinis mengulas bibirnya.
Tibalah di dalam kamar Anita, terlihat Anita sedang terlelap dengan posisi miring menghadap arah membelakangi pintu.
Julia mengisyaratkan Sam untuk tidur di lantai bawah samping ranjang dimana Anita terlelap. Jantung Sam berpacu sangat cepat, keluar keringat dingin dari badan Sam.
' Apa yang aku lakukan, ' gumam Sam
Sementara itu, Julia mulai melancarkan aksinya, menindih tubuh Sam, menciumi setiap inci dari tubuhnya. Mencoba merangsang hasrat Sam, namun apa yang dilakukan Julia hanyalah sia - sia. Sam tidak merasakan apapun, yang dipikirannya hanyalah untuk segera mengakhiri semua ini sebelum Anita terbangun dan menyaksikan kegilaannya bersama dengan Julia.
Sam sadar apa yang selama ini ia lakukan dengan Julia hanyalah sia - sia, dengan dalih mencari kesenangan dan perasaan nyaman. Mencoba melampiaskan segala beban yang datangnya entah dari mana. Efek dari frustasi dan salah pergaulan menjadikan Sam dan Julia melakukan hal - hal di luar kebiasaan. Melanggar norma - norma yang ada, bahkan mampu melakukan apapun demi kepuasan diri sendiri.
Sam sadar semuanya hanyalah suatu kebodohan, semua yang ia lakukan pun tidak menjadikan dia bahagia, sama sekali tidak.
Setelah semua berakhir, dan Julia sudah puas melampiaskan imajinasi gilanya walaupun tak ada respon apapun dari Sam, mereka kembali ke apartemen dengan senyum kemenangan di bibir Julia.
Tanpa Julia sadari, Anita mengetahui kelakuan mereka di dalam kamarnya, namun memilih diam tidak bergerak. Anita juga tahu apa yang dilakukan Morgan dan Julia di dalam kamarnya kemarin.
' Semua harus diakhiri' batin Anita.
Siang ini Sam menemui Anita di rumah sakit setelah mendapatkan telepon darinya bahwa tadi pagi Morgan menganiaya dirinya karena kalah di persidangan.
Sam membatu melihat keadaan Anita yang memprihatinkan, matanya sembab, dahinya dipenuhi lebam, pinggir bibirnya ada sisa darah yang mengering, dan pipinya merah seperti bekas tamparan.
" Anita.... " panggil Sam
Sontak Anita menghambur ke pelukan Sam, menangis sejadi - jadinya.
" Aku takut Sam, aku sakit " ucap Anita sesenggukan.
" Ini harus diakhiri Anita, " ucap Sam sembari melepaskan pelukan mereka kemudian memandang wajah Anita.
Anita menggeleng pelan, " Kau tidak tahu siapa Morgan Sam, "
" Morgan juga tidak tahu siapa aku sebenarnya Anita, " ucap Sam tegas.
Kemudian Anita dan Sam berdiskusi merencanakan sesuatu, menyusun strategi agar semua ini berakhir.
" Kau punya rekaman Morgan dengan Julia bukan? " tanya Sam.
" Ada Sam, ku simpan di beberapa tempat. " jawab Anita.
" Bagus, ini akan menjadi senjata kita untuk melawan Morgan dan Julia. " ucap Sam dengan senyum menyeringai.
Apa yang dilakukan Sam dan Anita, sudah direncanakan sangat matang. Setelah mereka kembali dari ibu kota, Sam menceritakan semua hal pada Anita setelah adanya ancaman dari Julia, semua hal termasuk permainan cinta dan mematikan yang dia lakukan bersama dengan Julia, dan menceritakan apa yang menjadi syarat Julia agar kebersamaan mereka tidak dibongkar pada Morgan sebelum waktunya.
Dan tanpa diketahui Julia, sebelum Morgan ke luar kota, Sam memberi tahu pada Anita bahwa Morgan dan Julia akan berkencan di rumah Morgan. Itu menjadi kesempatan bagi Sam dan Anita mendapatkan bukti kebusukan mereka berdua, dengan memasang alat perekam di dalam kamarnya sebelum dia berangkat bekerja, dan sengaja memberi kabar bahwa dia akan pulang malam karena ada operasi mendadak.
Rekaman video itu akan digunakan Sam untuk memperdaya Julia menyingkirkan Morgan.
" Hai Julia, " sapa Sam dengan senyum yang tidak biasa.
Julia merasa keheranan, " Are you okay Sam? " tanya Julia.
" Yes, I am okay, and very happy today. " jawab Sam sembari duduk di sebelah Julia kemudian merebut segelas wine dari tangan Julia dan meneguk nya dengan sekali tegukan.
Julia masih menatapnya dengan penuh tanda tanya dalam kepalanya.
Sam hanya melirik dengan mengulas senyum di bibirnya.
" Kemarilah Julia, " ajak Sam kedalam villa menuju ruang keluarga. Di sana Sam mendekati televisi dan mengambil USB dalam kantong celananya.
" Okay, let's play. " ucap Sam
Seketika terpampang adegan panas Julia dengan Morgan. Mata Julia terbelalak melihat tayangan yanga ada di depannya.
" Hahahaha, apa ini Sam, kau cemburu? " sahut Julia dengan tawa yang dibuat - buat.
Tatapan Sam berubah sangat dingin terhadap Julia, membuat Julia menghentikan tawa nya.
" Kau temanku Julia, aku hanya ingin kau ikut bersamaku mencari kebahagiaan, tapi kau malah berusaha mengancamku. " ucap Sam
" Aku bahagia Sam, apa yang aku lakukan semua membuatku bahagia. " jawab Julia.
" Kebahagiaan apa yang kau rasakan Julia, kadang aku melihatmu menangis sendiri di dalam kamar, kemudian kau tertawa ketika kau keluar. " ucap Sam prihatin
Julia tertunduk, " Inilah aku Sam, sekarang apa yang kau mau ? " tanya Julia seakan tahu bahwa Sam berusaha mengajukan kesepakatan dengannya.
" Kau tentunya tidak ingin ini tersebar bukan? "ucap Sam
yakin, karena Sam cukup tahu bahwa reputasi sangat di jaga oleh Julia.
" Kita membuat kesepakatan, aku tidak akan membuat rekaman ini menjadi konsumsi publik, asal kau mau membantuku menghancurkan usaha Morgan. " ucap Sam
" Baiklah. " ucap Julia
Sam sangat tahu hal ini akan berhasil, karena Julia sangat cerdik pada bidang ini.
Dua hari kemudian, Julia membuat temu janji dengan Morgan di sebuah hotel mewah di tengah kota.
Morgan yang sudah sangat merindukan pelayanan Julia tanpa pikir panjang me - reschedule semua acaranya hanya untuk menemui Julia.
Tok! Tok! Tok!
Pintu kamar hotel Julia di ketuk dari luar, tentu itu adalah Morgan yang datang. Julia membuka pintu menyambut kedatangan Morgan dengan pelukan dan ciuman liar. Ciuman Morgan merembet hingga leher Julia, gairah yang sangat panas.