Chereads / Love and kill / Chapter 10 - BAB 10

Chapter 10 - BAB 10

Tapi sesaat kemudian Morgan merasa pusing, pandangannya kabur dan matanya berkunang - kunang. Morgan terjatuh di atas kasur tak sadarkan diri, karena pengaruh obat bius yang sengaja Julia oleskan di lehernya.

Ketika Morgan sadar, dia mendapati dirinya berada di kamar hotel itu sendirian, dengan sebuah tayangan adegan panas dirinya dengan seorang wanita yang wajahnya dalam video tersebut sudah di edit sedemikian rupa, sehingga tidak lagi dikenali.

Setelah tayangan selesai, dia mengambil secarik kertas di atas meja depan televisi.

' Morgan, video ini sudah aku sebarkan di sosial media, dan sudah satu juta kali dibagikan sampai sejauh ini, kariermu akan hancur dalam sekejap. ' isi surat tersebut.

Morgan berteriak kencang, Julia tahu persis bahwa Morgan sangat menjaga aib nya, menjaga nama baiknya, apa yang akan terjadi jika namanya tiba - tiba hancur, kariernya hancur dalam sekejap.

Handphone Morgan berdering, telepon dari salah satu kliennya, dia mengabarkan akan memutus kerjasama dengan Morgan karena rumor yang beredar saat ini.

Morgan semakin kacau, sangat kacau.

Beberapa hari kemudian, Anita dan Sam bersiap untuk meninggalkan kota ini, pergi sejauh mungkin. Sam diberikan kesempatan oleh ayahnya untuk memegang satu anak cabang perusahaan di kota B, dan itu menjadi jalan bagi mereka untuk memulai kehidupan.

Anita menggugat cerai Morgan berdasarkan bukti rekaman yang beredar, ditambah lagi Morgan yang frustasi, karena satu persatu kepercayaan kliennya rusak, tidak lagi ada job membuatnya menjadi linglung, hingga harus masuk ke rumah sakit jiwa.

Sam di kota B sudah menyiapkan satu rumah yang nyaman untuk mereka berdua. Rencananya mereka akan tinggal bersama setelah melangsungkan pernikahan. Anita akan bekerja di salah satu rumah sakit di kota B, semua sudah diatur hingga hari keberangkatan tiba.

Sam dan Anita yang menunggu keberangkatan pesawat di bandara, sedang bercanda dan tertawa berdua, membuat Julia yang menyaksikan mereka dari kejauhan merasakan gemuruh dalam dadanya. Sembari mengepalkan tangan, dia bergumam " tunggu saja Sam dan wanita licik, hidup kalian tidak akan tenang selama Julia masih hidup. "

" Sam, I love you " ucap Anita pada Sam yang menggenggam tangannya erat saat memasuki pesawat.

" I love you too. " sahut Sam sembari mengecup kening Anita dengan lembut.

" Sesampainya di kota B, kita akan melangsungkan pernikahan Anita, membangun keluarga yang indah berdua, aku berjanji tidak akan menyiakan dirimu, menjadikan kamu berharga dan bermartabat. " ucap Sam.

" Terimakasih Sam, sudah membebaskan aku dari keterpurukan, membawaku pada pintu kehidupan yang sebenarnya. " ucap Anita sembari melingkarkan tangannya di lengan Sam dan menyadarkan kepalanya di bahunya.

Setibanya di kota B, mereka berencana untuk berkeliling di kota tersebut, kota yang belum pernah sama sekali mereka kunjungi. Kota ini memang masih sangat asri, udara tanpa polusi masih dapat di rasakan secara gratis di sini.

Sam dan Anita telah sampai di bandara kota B, mereka kemudian menuju sebuah restoran yang tidak jauh dari bandara. Tapi sekilas Anita melihat sosok yang sepertinya dia mengenalinya, tapi Anita lupa siapa orang itu, Anita mengacuhkan dan kembali menikmati makanan yang tersedia.

Kemudian Sam dan Anita menuju rumah yang akan mereka tempati di kota ini, letaknya cukup jauh dari bandara, memakan waktu 2 jam melewati jalan darat. Tapi Anita dan Sam sangat menikmati perjalanan mereka karena pemandangan yang sangat indah. Sepanjang jalan mereka di suguhi pemandangan sawah dan pohon - pohon rindang di pinggir jalan. Udara yang sejuk serta langit biru yang menambah keindahan tempat ini.

" Sepertinya aku akan betah di sini Sam, " ucap Anita sembari matanya mengawasi pemandangan di depannya.

Sam tersenyum senang melihat tingkah Anita yang seperti itu, sebenarnya Anita adalah wanita yang manja dan periang, tapi karena trauma rumah tangga yang dia alami, dia menjadi pribadi yang tertutup dan murung, Sam seperti melihat Anita dalam versi yang lain.

Setelah 2 jam perjalanan, sampailah mereka di rumah yang akan mereka tempati. Rumah yang bagus, tidak besar tapi indah. Di halaman depan ada taman bunga dan di tanami beberapa pohon bonsai. Didekat taman terdapat kolam ikan dan air mancur. Sebuah ayunan juga bertengger di sana.

Anita turun dari mobil sembari mengulas senyum di bibirnya.

Menyaksikan hamparan perkebunan teh yang mengelilingi rumah itu. Perkebunan ini 80 persen adalah milik keluarga Sam, keluarga Sam memiliki pabrik dan perusahaan teh terbesar di kota B. Yang mana perusahaan dan pabrik tersebut akan ditangani langsung oleh Sam.

Anita dan Sam bergegas memasuki rumah, dan disambut oleh mbok Mirah, asisten rumah tangga yang selama ini menjaga dan membersihkan rumah ini. Mbok Mirah disini tinggal di bangunan belakang rumah bersama dengan suaminya yang juga bekerja pada keluarga Sam, namanya pak Ramlan.

Sam dan Anita memasuki kamar mereka untuk melepas lelah sebentar dan kemudian sesuai rencana mereka akan berkeliling kota B. Anita seketika merebahkan badannya di atas kasur, merenggangkan otot - ototnya yang kaku karena baru saja menempuh perjalanan jauh.

" Sam, ternyata keluargamu luar biasa ya. " ucap Anita.

" Ayahku merintis dari sini An, di sini pabrik pertama dari keluarga besarku. Kemudian ayah melebarkan sayap sampai ke luar kota dan menjadikan perusahaan di ibu kota menjadi kantor pusatnya. Di sini di kelola oleh orang kepercayaan Ayah bernama om Yahya. Om Yahya masih keluarga dari ayah, belum berkeluarga padahal sudah berumur. " jelas Sam panjang lebar

" Lalu Mbok Mirah dan Pak Ramlan? " tanya Anita yang ingin banyak tahu tentang kehidupan dan keluarga lelaki yang akan menjadi suaminya besok.

" Mbok Mirah dan Pak Ramlan adalah orang yang di tolong oleh ayah ketika secara tidak sengaja bertemu dengan ayah waktu ayah mengalami kecelakaan tunggal di jalan menuju rumah ini. Mbok Mirah dan Pak Ramlan terlunta - lunta karena semua harta bendanya di rampas oleh adik kandung Pak Ramlan. " ujar Sam menjelaskan.

" Lalu Julia Sam, kenapa kau sampai sedekat itu dengannya? tanya Anita penuh selidik.

" Hmm, aku akan ceritakan nanti An, sekarang istirahatlah dengan baik, satu jam lagi kita akan ke pusat kota B untuk berbelanja kebutuhan bulanan dan mengambil baju pengantin di butik yang sudah kita pesan untuk acara besok. " tutur Sam.

" Iya deh, aku pergi mandi dulu Sam. " ujar Anita kemudian berlalu.

Sam memikirkan pertanyaan Anita barusan mengenai Julia, dia kemudian kembali teringat pertemuannya dengan Julia beberapa tahun yang lalu.

Julia dan Sam bertemu di rumah sakit jiwa, Sam dan Julia dahulu sama - sama mantan pasien rumah sakit jiwa. Sama - sama mengalami depresi, Julia depresi karena pelecehan yang dia alami berkali - kali dan ancaman pembunuhan yang dia alami dari adik sang ayah. Julia sering mengamuk jika di dekati oleh siapapun sambil berteriak memohon.