Chereads / Love and kill / Chapter 8 - BAB 8

Chapter 8 - BAB 8

Anita masih menatap Sam dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. Kemudian ia berjalan mundur beberapa langkah dan pergi meninggalkan Sam dengan sejuta rasa sakit yang mendera.

Sam yang sudah kembali ke hotel kemudian masuk kedalam kamarnya. Ia berdiri di balkon, merenungkan kejadian tadi. Seketika itu dia bergegas berganti baju dan mengambil obat luka yang tadi dia beli di apotek. Langkahnya menyusuri lorong hotel yang berada dilantai tiga. Sampai akhirnya dia menemukan nomer kamar yang dia cari, dia mengetuk pintu dan munculah sosok yang amat sangat dia cintai, Anita.

Sam menunjukkan obat luka yang ada ditangannya pada Anita. Tapi Anita menutup pintu kamarnya dan tak mengatakan apapun.

Sam dengan sabar menunggu Anita di depan kamarnya, berharap dia mau mempersilahkannya masuk ke dalam kamarnya. Untuk menjadi teman berkeluh kesahnya, menjadi sandaran ketika dia penat dan lelah.

Sedangkan Anita didalam kamarnya, berdiri dibalik pintu, merasakan debaran jantung yang tidak biasa. Debaran yang membuatnya sesak hingga sulit untuk bernapas.

" Apakah perasaan ini...? " gumam Anita.

Kemudian Anita dengan napas yang tersengal - sengal merasakan gemuruh dalam dadanya, membuka pintu, melihat Sam yang masih setia menunggunya di depan pintu dengan posisi membelakangi pintu membuatnya tersentuh.

" Sam.. " ucap Anita lirih.

Sam membalikkan badan dan memberikan senyum termanis pada Anita.

Kemudian Anita mempersilahkan Sam masuk kedalam kamarnya.

Didalam Sam memberikan obat pada luka di punggung Anita. Sam seakan - akan ikut merasakan pedih yang dirasakan Anita. Tanpa terasa Sam mengeluarkan air mata, sebagai seorang laki - laki walau setegar apapun dia, jika harus melihat wanita yang dicintai kesakitan, tentu tak mampu membendung.

Anita yang menyadari itu kemudian membalikkan badannya, memperhatikan wajah Sam lekat - lekat.

" Sam.. " gumam lirih Anita sembari jarinya mengusap pelan pipi Sam yang basah.

Sam dan Anita berpelukan, mencurahkan perasaan mereka yang entah kapan perasaan itu akhirnya tumbuh subur diantara mereka.

Sam melepaskan pelukannya, menatap mata Anita, menjelajahi kesedihan didalamnya.

Tangannya mengusap lembut bibir Anita, bibir Sam mengecup lembut bibir Anita. Anita pun membalas ciuman Sam. Ciuman itu berlangsung beberapa saat memberikan kehangatan dalam hati masing - masing.

Anita terlena dengan sentuhan yang Sam berikan, mereka melanjutkan dengan saling menyentuh.

Nafas keduanya memburu, menandakan mereka menikmati sentuhan masing - masing. Ciuman yang mereka lakukan semakin memburu membuat hawa panas dalam tubuh.

Bibir Sam mulai menjelajah ke setiap inci wajah Anita sembari kedua tangannya melepaskan kimono tidur yang dipakai Anita.

Desahan lembut dari bibir Anita membuat hasrat Sam semakin tak terkendali. Apalagi melihat tubuh Anita yang putih bersih, dadanya yang menantang hanya terbungkus bra merah dan celana dalam dengan warna senada.

' Dada yang indah. ' batin Sam

Sam sudah tidak kuasa menahan hasratnya, dilihatnya wajah Anita seakan meminta ijin untuk melakukan lebih. Anita kemudian menganggukan kepalanya tanda setuju.

Sam kembali mengecup bibir Anita, kecupan lembut berubah menjadi lumatan ganas. Kedua tangan Sam menjelajah ke dada Anita yang sedari tadi membuatnya penasaran ingin segera memainkannya.

Tangan Sam memainkan pucuk kenikmatan Anita menimbulkan lenguhan panjang dan menggairahkan dari mulut Anita.

Mulut Sam berpindah ke dada Anita dan memainkan pucuk kenikmatan, membuat tubuh Anita menggeliat hebat tak kuasa menahan sensasi yang diberikan Sam.

Melihat Anita mulai berhasrat membuat Sam tidak sabar melakukan lebih, dan permainan hebat mereka pun terjadi hingga terulang sampai tiga kali.

Kepala Anita bersandar di dada Sam, dan tangan Sam mengelus lembut rambut Anita yang indah.

" Sam, kita melakukan kesalahan. " sesal Anita

" Morgan akan mencincang ku Sam. " ucap Anita lagi.

" Aku tidak akan membiarkan itu Anita. " jawab Sam.

Anita memandang Sam, kemudian menatap mata Sam, mencari apakah benar - benar ada cinta di dalamnya. Anita takut dirinya hanya dijadikan mainan bahkan pelampiasan oleh Sam.

" Aku mencintaimu Anita, aku mencintaimu ketika kau mengajarkan aku menyembuhkan rasa sakitku, mengajarkan aku untuk menghargai diriku sendiri dan orang - orang disekitarku. Bertahun - tahun aku terjebak pada rasa hampa dan kecemasan yang aku sendiri tidak tahu dari mana perasaan itu. " ucap Sam meyakinkan Anita.

Anita tersenyum dan mereka kembali berciuman dengan sangat mesra.

Julia yang sedari tadi mondar mandir karena selalu gagal untuk menghubungi Sam, melihat tayangan televisi. Di sana sedang ada tayangan live kuliner. Namun tanpa sengaja Julia melihat seseorang yang tak asing terkena tangkapan kamera.

" Sam, " gumam Julia lirih sembari matanya memastikan kembali apa yang dilihatnya benar.

Sam berada di samping host acara kuliner tersebut sedang menyantap makanan yang menjadi perhatian Julia yaitu wanita di samping Sam, dan Julia mengenali siapa wanita itu. Julia merekam tayangan tersebut dengan handphonenya sembari tersenyum menyeringai.

Setelah beberapa saat akhirnya panggilan telepon Julia di jawab oleh Sam.

' Hai Sam, apakah kau masih sangat sibuk sehingga kau lupa memberikanku kabar? 'ucap Julia.

' Oh, Hai Julia, maafkan aku, aku memang sibuk. ' jawab Sam.

' Oohh tentu saja kau sibuk Sam, ada istri Morgan Wijaya di sampingmu. Apa yang akan dilakukan Morgan jika dia tahu istrinya bersama laki - laki lain? 'ucap Julia yang sontak membuat mata Sam terbelalak.

' Julia, ada apa denganmu? 'jawab Sam pura - pura tidak paham.

' Aku baru saja melihat tayangan televisi dan ada kau bersama istri Morgan sedang bercanda ria, tanpa kalian sadar kalian tertangkap kamera. ' ujar Julia sembari tersenyum jahat.

' Apa maumu Julia, katakanlah. 'jawab Sam mengerti akan tabiat sahabatnya.

' Pulanglah, dan mainkan permainan cinta lagi bersamaku. 'ucap Julia.

' Baiklah. ' ucap Sam singkat dan mematikan sambungan telepon.

" Ah sial, " gerutu Sam.

Yang dia pikirkan bukanlah dirinya, tapi nasib Anita jika Morgan tahu.

Hari ini adalah jadwal Sam dan Anita kembali ke kota mereka. Anita khawatir jika terlalu lama akan membuat Morgan curiga.

Apalagi Morgan dari kemarin sudah menelepon dia setiap jam. Hingga Anita sangat ketakutan.

Keduanya pun akhirnya take off, saling berpagutan cukup lama sebelum mereka turun dari pesawat. Dan mereka pun berpisah menuju rumah masing - masing.

Sam yang bertemu Julia membuang muka ketika mata mereka saling bertatapan.

" Apa yang kau sembunyikan dari aku Sam? "tanya Julia dengan suara lantang.

" Aku menemukan cinta Julia, seseorang yang bisa membuatku mampu menghargai diriku sendiri. " ucap Sam dengan mengulas senyum di bibirnya.

Ekspresi Julia berubah mendengar pengakuan Sam, dia tidak rela Sam menemukan kebahagiannya sedangkan dirinya masih terpuruk. Dia tidak ingin sendirian dirundung oleh depresi.

" Tidaaakkkk... tidakkk, kau tidak boleh meninggalkanku Sam, kau tidak boleh, tidak boleh!! " jerit Julia sembari menutupi kedua daun telinganya dengan kedua tangannya.

" Julia, dengarkan aku. " lanjut Sam sembari memegang kedua tangan Julia berusaha menenangkannya.

" Kau pun harus sembuh Julia, kau hanya butuh cinta, bukalah hatimu untuk cinta. " ucap Sam.

" Hahahahaha, cinta Sam? Apa yang aku alami selama ini membuatku tidak mampu percaya dengan namanya cinta. " jawab Julia.