Bagas pun terduduk di kursi makan. Sepertinya dia sedikit melamun entah apa yang yang ada dipikirannya. Arum yang melihat adik tirinya itu sedikit merasa menyesal, tidak seharusnya dia membentak Bagas seperti beberapa menit yang lalu.
"Gas, kamu tidur, gih, di kamar, jangan di sini."
"Aku enggak bisa tidur sebelum menemukan kotak itu."
"Emangnya isinya apa sih, sampai sepenting itu?"
"Isinya kunci."
"Hanya kunci, tapi kamu bisa sepanik ini? memangnya kunci apa?"
Arum terus memburu Bagas dengan pertanyaan-pertanyaan yang yang mengarah kepada informasi mengenai kotak berisi kunci.
"Harus, ya, aku jawab?"
"Ya, kalau kamu enggak mau menjawab enggak masalah kok, Bagas. Tapi, 'kan, aku sebagai Kakak kamu ingin tahu dong, apa yang sebenarnya kamu lakukan. Jangan sampai kamu menyembunyikan sesuatu yang buruk."
"Jangan sok baik. Kamu kan juga Kakak tiriku, bukan kakak kandung, ingat itu!"