"Sabar Bagas, kita nunggu lagi, kita telepon nanti, kasih jeda. Kalau emang udah benar-benar enggak bisa, ya, udah, kamu harus mengurungkan niat itu."
"Tapi, 'kan, belum mencoba semaksimal mungkin."
"Iya, iya, ini aku telepon lagi." Arum pun melakukan panggilan itu kembali, sepertinya Dewi Fortuna berpihak kepada mereka, panggilan itu segera mendapat respon dari pemilik nomor.
"Halo,"
"Halo," Sekar bingung harus berucap apa.
"Ada yang bisa saya bantu?"
"Apa ini benar Tante Marina?"
"Iy,a saya, kamu siapa, ya?"
Tiba-tiba Bagas menyahut ponsel Kakak tirinya untuk segera bisa berkomunikasi dengan Mama kandungnya.
"Halo, Ma, ini aku Bagas."
Arum hanya melongo takut saja ponselnya itu jatuh, padahal masa kreditnya belum habis.
"Bagas? Kamu akhirnya bisa menghubungi Mama? Mama kangen banget di sini."
"Bagus juga kangen, Ma, ingin banget ikut Mama."