Verina mendudukkan dirinya di kursi bersamaan dengan Nabila, Verina ingin sekali memanggil Raja dan Riski untuk diajak mengobrol, namun dirinya takut jika Nabila tidak mengizinkan dirinya untuk memanggil Raja dan Riski.
"Boleh nggak Bil?" tanya Verina pada Nabila.
"Apa?" tanya balik Nabila pada Verina sembari mengaduk minumannya.
"Aku mau memanggil Raja, sekedar menyapanya saja," jawab Verina pada Nabila.
"Boleh kalau dia menjawab," ujar Nabila pada Verina.
"Aku coba boleh nggak?" tanya Verina pada Nabila.
"Boleh," jawab Nabila pada Verina.
"Tapi," tambah Verina memotong ucapannya.
"Tapi apa?" tanya Verina pada Nabila.
"Jika dia sombong dan tidak menjawab sapaanmu, mendingan kita pulang dari cafe dan jangan lagi berharap tentang dia," jawab Nabila dengan jelas pada Verina.
"Baiklah," ucap Verina pada Nabila.
Verina kemudian memanggil Raja dan Riski sembari mengembangkan kedua sudut bibirnya tersenyum pada kedua remaja laki-laki yang saat ini tengah duduk tidak jauh darinya.
Spontan kedua remaja laki-laki itu pun mengalihkan perhatiannya pada dirinya dan kemudian menjawab panggilannya.
"Ngapain disini?" tanya Raja pada Verina.
"Pengen jalan saja, dirumah bosen soalnya," jawab Verina apa adanya pada Raja.
Remaja laki-laki itu kemudian hanya menganggukan kepalanya pengingat bahwa di hadapannya ada sahabatnya yang pasti bisa merasakan kecemburuan ketika dirinya mengobrol bersama dengan seseorang yang sahabatnya sukai itu.
Nabila kemudian meminta Verina untuk diam dan tidak mengobrol dengan Raja lagi, sebab melihat Riski yang raut wajahnya langsung berubah seperti tidak suka jika Raja berbicara dengannya.
Verina menurut saja dan kemudian dirinya memutuskan untuk makan saja dan tidak memperhatikan Raja lagi, meskipun dalam hatinya sangat menginginkan untuk memperhatikan remaja laki-laki itu.
Mungkin Verina akan menghadapi masalah dalam hidupnya mengenai hal ini, bisa jadi dirinya akan menyukai remaja laki-laki itu tanpa disukai balik dan juga sebaliknya.
Nabila hanya berharap bahwa sahabatnya itu tidak akan kecewa pada akhirnya meskipun dirinya juga berdoa agar rasa suka sahabatnya itu dibalas oleh remaja laki-laki yang saat ini duduk tidak jauh dari tempat duduknya sekarang.
Waktu berjalan sampai waktunya mereka pulang. Kedua gadis cantik itu berjalan keluar dari kafe menuju ke tempat parkiran mobil di mana sopir sudah menunggu di sana.
Tanpa disadari oleh Verina, Raja memperhatikan dirinya dari jauh tanpa sepengetahuan Riski. Sebenarnya jika Riski tahu, tidak akan menjadi masalah bagi remaja laki-laki itu.
Nabila dan Verina sudah masuk di dalam mobil dan dari dalam mobil tentunya dirinya juga memperhatikan dua remaja laki-laki yang saat ini berdarah di parkiran dan memperhatikan mereka yang akan melaju pergi meninggalkan cafe.
"Kalau kamu suka sama dia, langsung deketin saja, karena aku juga yakin kalau dia itu suka kamu," ujar Riski pada Raja dan membuat Raja menggeleng-gelengkan kepalanya kuat.
"Kalau ngomong itu diatur sedikit, jangan melebar kemana-mana. Mana mungkin dia suka sama aku dan aku juga tidak mungkin suka sama dia," sahut Raja pada Riski terdengar tegas dan lantang sehingga membuat Riski merasa yakin dengan ucapannya itu.
Riski hanya tersenyum dan kemudian menaiki motornya untuk segera melaju meninggalkan cafe menuju pulang ke rumahnya.
Raja masih berdiri sendiri di parkiran cafe itu dan mencerna apa yang dikatakan sahabatnya tadi pada dirinya.
"Kalau aku sudah suka aku akan langsung menghilangkan rasa ini pada dirinya, karena suka sama dia sama saja membuat lubang kehancuran untuk diriku sendiri," gumam Raja pada dirinya sendiri dan setelah itu remaja laki-laki itu pun menaiki motornya dan melaju meninggalkan cafe menuju pulang ke rumahnya.
Raja mempunyai trauma di masa lalu dimana dirinya menyukai seseorang yang benar-benar baik pada dirinya dan sudah dianggap orang itu memiliki perasaan yang sama dengan dirinya namun kenyataannya tidak dan dirinya malah tidak dianggap apa-apa.
Sejak saat itu remaja laki-laki itu pun menjadi sangat tidak percaya lagi dengan seorang perempuan kecuali waktu yang tepat akan datang di masa depan, tapi entah kapan waktu itu akan tiba.
Masalah yang dihadapi oleh kedua remaja laki-laki itu sangat berbanding jauh. Raja menganggap semua gadis itu sama seperti gadis sebelumnya yang sudah menghancurkan hatinya. Sedangkan Riski, sangat ragu jika ingin mendekati seorang perempuan terutama dirinya harus berkaca terlebih dahulu itu adalah menurutnya tidak untuk orang lain dia memandangnya dari sudut yang berbeda.
Memang terkadang jika cinta ataupun kebencian datang pada diri kita, kita akan susah melupakannya bahkan hanya sekedar untuk meninggalkannya sebentar kita tidak bisa.
Meskipun keduanya berbeda namun cara menghilangkannya sama-sama susahnya dan tidak mudah. Beberapa orang mengatakan bahwa kita itu perlu cinta dan lain sebagainya, tapi menurut Raja, tanpa cinta seseorang masih bisa hidup dan begitu juga sebaliknya.
Sedangkan kebencian menurut Raja adalah hal yang tidak main-main dan pasti kalau orang membenci ada sebab tidak mungkin orang tanpa sebab bisa membenci.
Di sisi lainnya tentang Vania, gadis yang baru saja sembuh dari masa lalunya dan dirinya mencoba ingin mencari yang baru dan dirinya tidak mengerti apa isi hati orang yang saat ini dia sukai bahkan Nabila pun berusaha untuk membantu dirinya agar benar-benar sembuh dari luka yang dalam.
Sampai saat ini Verina di rumah, dirinya langsung berjalan menaiki anak tangga rumahnya menuju ke dalam kamar untuk bersih-bersih dan kemudian mengganti bajunya dengan baju santai.
Verina setelah selesai kegiatannya di kamar mandi dirinya kemudian duduk di kursi riasnya untuk mengikat rambut dan memakai bandana seperti biasanya. Selesai itu gadis cantik itu pun berjalan keluar kamarnya sembari membawa handphonenya menuju ke taman belakang dekat kolam renang miliknya.
Mamanya tidak ada di rumah sejak dirinya menghabiskan waktu sendiri dengan memainkan handphone dan juga belajar. Di sisi lainnya, Raja saat ini juga sudah sampai di rumahnya dirinya langsung diminta makan oleh mamanya.
"Raja sudah makan di luar sama Riski ma," ujar Raja apa adanya pada mamanya.
"Kalau begitu kamu bantuin mama," sahut Widya pada Raja.
"Bantuin apa ma?" tanya Raja pada mamanya.
"Papa kamu hari ini kan lembur sampai tengah malam, kamu bisa antarkan makanan untuk papa kamu yang saat ini masih di kantor?" tanya balik Widya pada Raja.
"Bisa ma, tapi Raja ganti baju dulu," jawab Raja pada Widya.
"Baiklah tidak apa-apa mama tunggu di sini nanti kalau selesai cepat kamu ke sini," ujar Widya pada Raja dan kemudian Raja mengangguk mengiyakan.
Remaja laki-laki itu pun bergegas menuju ke dalam kamarnya untuk berganti baju dan kemudian mengantarkan makanan untuk papanya yang saat ini masih bekerja di kantor.
Raja begitu senang dan antusias ketika dirinya diminta untuk ke kantor, karena banyak sekali karyawan bapaknya yang sudah seperti temannya dan dirinya selalu bercerita panjang lebar jika bertemu dengan teman dekatnya yang tidak lain adalah karyawan dari papanya yang berada di kantor.
Selesai remaja laki-laki itu berganti baju dirinya langsung berjalan menuruni anak tangga rumahnya menuju ke meja makan.