Chereads / CRUSH IN RUSH / Chapter 28 - Chapter 28

Chapter 28 - Chapter 28

Semua siswa-siswi keluar dari kelas masing-masing menuju ke kantin untuk makan siang setelah mengikuti kegiatan jam pembelajaran selama empat jam.

Verina dan Nabila memesan minuman dan makanan di kantin. Kedua gadis cantik itu duduk di kursi yang ada di kantin mereka berdua mengobrol sembari menunggu makanan yang mereka pesan datang.

"Jadi kita pindah kapan?" tanya Nabila pada Verina.

"Besok," jawab Verina pada Nabila.

"Secepat itu? Yang benar saja kamu," ucap Nabila pada Verina sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

Sahabatnya itu benar-benar niat sekali pindah sekolah demi seseorang yang disukai. Nabila takut jika pada saat Verina mengetahui lebih jauh tentang Raja, malah akan membuat Verina semakin sakit.

"Aku mengatakan yang sebenar-benarnya kalau besok kita sudah pindah sekolah," sahut Verina pada Nabila.

"Aku taut Na," ujar Nabila pada Verina.

"Takut apa?" tanya Verina pada Nabila.

"Takut kalau kamu akan sakit hati jika satu sekolah dengan Raja," jawab Nabila pada Verina.

"Nggak akan," ucap Verina pada Nabila.

"Pasti itu, kan jika satu sekolah kamu akan lebih tahu tentang Raja yang pasti didalamnya terpenuhi tentang Aurelia," sahut Nabila pada Verina dengan jelas.

"Aku jamin deh, aku nggak akan sakit hati, sebab aku memaklumi hal itu dan tidak bisa memaksakan hal itu hilang begitu saja," jelas Verina pada Nabila.

"Nanti jika kamu sakit hati, aku yang paling sedih, sebab saat kamu sakit hati nanti akan susah buat menyembuhkan," ujar Nabila pada Verina.

"Tenang, aku akan menakar perasaan aku pada Raja," ucap Verina pada Nabila.

"Menakar? Ini sudah jelas bahwa takaran kamu melebihi standar normal sampai kamu pindah sekolah segala," sahut Nabila pada Verina.

"Aku saranin mendingan kamu batalkan pindahan ini demi hati kamu," ujar Nabila pada Verina.

"Nggak bisa gitu dong, aku sudah mengurus semuanya dan merencanakan apa yang akan aku lakukan di sana, jadi kalau aku batalkan semuanya akan sia-sia," ucap Verina pada Nabila.

"Oke kalau begitu, kita lihat sekuat apa kamu saat mengetahui yang belum aku ucapkan ke kamu," sahut Nabila pada Verina dan hanya diangguk i oleh Verina.

Makanan yang mereka berdua pesan sudah datang dan mereka memutuskan untuk makan siang. Verina benar-benar bulat dengan keputusannya.

Nabila sangat takut jika Verina sakit hati dengan Raja, Raja benar-benar belum bisa dikatakan sepenuhnya melupakan Aurelia, sebab Raja sama halnya dengan Verina saat menaruh hati pada seseorang.

Sekali suka akan tetap suka dan rasa suka serta sayang Verina pada seseorang akan mengalahkan rasa sakit hati yang dia rasakan. Bisa dibilang rasa suka lebih besar dari sakit hati yang dirasakan.

Sebenarnya setelah mengetahui masa lalu Raja, Verina sedikit sedih mendengarnya dimana Raja masih belum bisa melupakan dan keluar dari masa lalu. Namun hal itu tetap harus dia terima sebagai konsekuensi menyukai seseorang yang belum selesai dengan masa lalunya.

Makan siang selesai dan Verina serta Nabila berjalan keluar kantin menuju ke dalam kelas. Di dalam kelas semuanya mendengar kabar bahwa besok Verina dan Nabila akan pindah sekolah.

"Kamu kenapa pindah sekolah?" tanya seorang siswi yang satu kelas dengan Verina dan Nabila.

"Aku tidak bisa mengatakan alasannya," jawab Verina pada siswi itu.

"Kenapa harus pindah? Kita di sini tidak bisa jadi teman baik kah?" tanya siswa lainnya pada Verina dan Nabila.

"Kalian semua sangat baik, mengisi kebahagiaan kita, kalian selalu ada dan sangat solidaritas pada kita berdua. Terimakasih karena sudah baik menjadi teman kita dan menerima segala kekurangan kita," jawab Verina pada teman-temannya yang saat ini mengerumuni dirinya dan Nabila.

Nabila disisi lainnya sangat berat meninggalkan teman-teman yang pastinya baik dan membuat hari-harinya sangat lengkap dan bahagia, namun karena Verina yang jatuh hati pada Raja, semuanya berubah, dirinya harus meninggalkan sekolahnya serta teman-teman terbaiknya.

"Baik-baik di sekolah baru kamu, jangan lupa sama kita ya, tetap jadi primadona Verina dan Nabila, semoga makin pintar di sekolah baru kalian," ucap siswi itu pada Verina dan Nabila.

"Terima kasih ya," sahut Nabila berterima kasih pada teman-temannya itu.

Nabila rasanya ingin marah saat ini pada Verina. Namun dirinya tidak bisa marah pada sahabatnya itu, dirinya juga tidak bisa melihat Verina hari-harinya dipenuhi dengan tanda tanya tentang Raja yang disukai oleh Nabila.

Sungguh Nabila bersumpah serapah didalam hati tentang takdir yang membuat Verina buta akan rasa suka pada Raja. Satu ketakutan yang membuat Nabila gelisah, tentunya Nabila hanya memikirkan Verina, Verina sangat tidak baik-baik saja saat sudah sakit hati.

Hanya sakit hati pada Verina yang ditakuti oleh Nabila.

*

**

Sepulang sekolah Verina dan Nabila bertemu dengan Raja dan Riski di Cafe tentu di sana ada Tasya yang merengek ingin ikut dengan Raja. Akhirnya Riski meminta Raja agar mengajak Tasya supaya tidak menjadi masalah besar nantinya.

Verina dan Nabila menghampiri Riski dan Raja setelah dipanggil oleh Riski. Tasya langsung memasang raut wajah sinis ketika mengetahui Verina dan Nabila datang menghampiri dirinya serta Raja dan Riski.

"Ngapain kamu panggil segala?" tanya Tasya pada Riski.

"Biar makan bareng sama mereka berdua, dan agar kamu punya teman, mereka berdua baik kok," jawab Riski pada Tasya.

"Kan udah ada kamu sama Raja teman aku, mereka berdua tidak diperlukan," ucap Tasya pada Riski.

"Diam saja kamu," sahut Riski pada Tasya dan kemudian Tasya diam.

Nabila dan Verina duduk di samping Tasya, dan Raja hanya diam sembari tersenyum tipis pada Verina dan Nabila.

"Kalian berdua baru pulang sekolah?" tanya Riski pada Verina dan Nabila.

"Iya," jawab Verina pada Riski.

Riski mengangguk mengiyakan.

"Ngapain kalian berdua ke sini? Ngikutin Raja ya?" tanya Tasya pada Verina dan Nabila.

"Nggak, tadi pengen ke sini soalnya lama nggak kesini," jawab Nabila pada Tasya.

"Kamu kenapa tanya seperti itu pada mereka? Nggak ada pertanyaan lain kah?" tanya Riski pada Tasya.

"Nggak," jawab Tasya apa adanya pada Riski.

Raja hanya diam tidak mengeluarkan sepatah katapun pada Verina dan Nabila. Verina semakin kagum melihat Raja dari dekat, benar-benar sangat tampan.

Tasya merasa tidak suka memperhatikan Verina yang sedari tadi memperhatikan Raja.

"Kamu kenapa lihatin Raja terus? Suka ya?" tanya Tasya pada Verina tentu membuat Verina kalang kabut.

"Itu di bibirnya ada bekas minum jus ya?" tanya Verina pada Raja.

Raja kemudian mengelap dan ternyata benar ada bekas minuman jusnya di bibirnya.

"Makasih," ucapnya pada Verina.

"Iya sama-sama," sahut Verina pada Raja sembari menghembuskan nafas lega.

"Kalian nggak pesan makanan?" tanya Riski pada Verina dan Nabila.

"Sudah," jawab Verina pada Riski.

Mereka mengobrol sampai selesai makan namun Raja hanya diam dan mendengarkan obrolan mereka. Tasya yang paling banyak mengeluarkan ocehannya sampai Riski, Nabila dan Verina tertawa terbahak-bahak.

Raja hanya tersenyum saja tanpa menyahut ucapan mereka bertiga. Riski sampai meminta remaja laki-laki itu untuk mengeluarkan ucapannya, namun tetap saja Raja hanya diam.

Verina semakin tertantang dan dirinya berfikir harus menyiapkan hatinya agar tidak seperti yang dikatakan oleh Nabila padanya. Melihat sikap remaja laki-laki yang dia sukai seperti itu, membuat Verina harus sabar saat berusaha mendekati.