Chereads / CRUSH IN RUSH / Chapter 29 - Chapter 29

Chapter 29 - Chapter 29

Malam hari ini Verina berkumpul dengan mama dan papanya di ruang keluarga setelah selesai makan malam. Mereka berkumpul di ruang keluarga tidak jauh-jauh membahas tentang Verina yang besok pindah sekolah.

Triana begitu heran dengan putrinya sampai mau pindah sekolah hanya demi seseorang yang disukai.

"Kalau sakit hati jangan bilang mama, pasti konsekuensi menyukai utamanya adalah sakit hati," ujar Triana pada Verina.

"Verina tahu ma, dan Verina akan menerima hal itu," ucap Verina pada Triana.

"Papa tidak mau putri papa menangis hanya karena seorang laki-laki yang belum tentu menjadi pendamping hidupnya," sahut Bayu pada Verina.

"Buat apa menangis sakit hati hanya karena seorang laki-laki yang tidak menyukai kamu?" tanya Bayu pada Verina dan tentunya langsung membuat gadis cantik itu tertampar dengan apa yang dikatakan oleh papanya pada dirinya.

"Papa tenang saja, Verina tidak akan menangis kok," jawab Verina pada Bayu.

"Papa tidak bisa memegang ucapan kamu, karena jika sudah berurusan dengan hati maka menangis pasti akan terjadi," ucap Bayu pada Verina.

"Pesan mama hanya satu, jika kamu sudah tidak harus mengejarnya mundur lah, daripada sakit dan dia tidak peduli dengan sakitmu itu," sahut Triana pada Verina.

Verina terdiam, belum saja dirinya pindah sekolah semuanya sudah mengatakan bahwa dirinya pasti akan sakit hati jika lebih mengetahui lebih dalam tentang Raja, ditambah lagi jika dekat dengan remaja laki-laki itu yang menurutnya sangat susah untuk dia lakukan.

Verina begitu mengagumi remaja laki-laki itu sampai dia rela pindah sekolah hanya karena untuk mengejar dan mendapatkan hati laki-laki yang dia sukai itu. Sedangkan Raja masih sibuk dengan masa lalunya yang belum selesai.

Banyak yang tidak mengetahui tentang Raja yang masih ingin kembali dengan masa lalunya itu meskipun sangat susah juga jika dilakukan oleh Raja. Raja memang mengatakan bahwa dirinya sudah berhenti dan tidak ingin mengurusi hal itu lagi, namun hatinya tidak bisa bohong tentang dirinya yang masih memiliki perasaan pada Aurelia.

Aurelia sangat berbanding jauh dengan Raja yang menginginkan dirinya, Aurelia sibuk dengan pacarnya yang selalu menarik ulur dirinya selama berpacaran. Bahkan Raja tidak tahu bahwa Aurelia pernah putus dan sambung lagi dengan pacar Aurelia.

Raja ingin sekali menemani Aurelia saat jatuh, namun setahunya Aurelia selalu bahagia dengan pacarnya. Raja tidak mempunyai niatan untuk mencari pengganti Aurelia. Dirinya sesekali mencari tahu tentang Aurelia sampai seseorang yang membantunya sangat muak dan memilih pergi.

Maka dari itu Raja hanya bercerita pada mamanya saja yang selalu mendengarkan keluh kesahnya tentang satu gadis yang tersematkan didalam hatinya.

"Ma," panggil Raja pada Widya yang saat ini tengah duduk membaca koran diruang keluarga.

"Iya ada apa Raja?" tanya Widya pada Raja.

"Aku mau cerita," jawab Raja pada Widya.

"Aurel?" tanya Widya pada Raja yang sangat hafal tentang seseorang yang sering diceritakan oleh putranya itu pada dirinya.

Raja mengangguk mengiyakan.

"Raja dengerin mama, kamu terus seperti ini, kamu tidak mau kah membuka hati untuk yang baru dan menutup untuk Aurel?" tanya Widya pada Raja.

Raja menggelengkan kepalanya, tidak sekali dua kali mamanya bertanya hal yang sama pada dirinya dan dirinya pun menjawab dengan jawaban yang sama.

"Raja tidak bisa ma, Raja susah membuka untuk yang baru, dan jika itu Raja lakukan maka sama saja Raja membuka pintu gerbang sakit yang lebih dalam lagi ma," jawab Raja pada mamanya.

"Bukankah jika kamu bertahan seperti ini malah lebih sakit? Sudahlah Raja, keluar dari ini semua, jika kamu tidak bisa membuka untuk yang baru maka istirahatlah jangan menyukai atau mengharapkan seseorang yang tidak bisa menerima kehadiranmu," ujar Widya pada Raja.

Raja kemudian berbaring dikedua paha mamanya sembari menutup matanya. Raja sering melakukan hal ini saat dirinya butuh teman untuk bercerita, untung saja mamanya selalu ada untuknya bahkan papanya juga selalu ada untuknya.

"Kenapa Raja harus berada diposisi sekarang ma?" tanya Raja pada mamanya.

"Agar kamu lebih dewasa lagi dan mengerti semuanya dari apa yang sebelumnya terjadi pada kamu," jawab Widya pada Raja sembari mengelus lembut surai rambut putranya itu dengan penuh sayang.

"Jika nanti ada yang datang pada Raja, Raja harus apa ma?" tanya Raja pada Widya.

"Sebelumnya sudah banyak yang datang pada kamu, dan kamu malah menjauh seperti Tasya contohnya, dia itu baik, selalu ada buat kamu dan anaknya juga ramah sekali, tapi kamu malah jauhin dia dan dia tetap semangat buat ngedeketin kamu," jawab Widya pada Raja dan Raja malah kembali malas membahas tentang Tasya.

"Contoh nyata sekarang, kamu tidak suka saat mama berbicara tentang Tasya," jelas Widya pada putranya.

"Karena hati Raja tidak untuk Tasya ma, jadi Raja tidak bisa memaksakan," ucap Raja pada Widya.

"Begitupun dengan Aurel." sahut Widya pada Raja.

*

**

Keesokan harinya Verina dan Nabila sudah sampai di pintu gerbang sekolah Raja dan Riski. Tentu kedua gadis cantik itu menjadi pusat perhatian satu sekolah karena kecantikan kedua gadis itu yang mungkin menyalahkan primadona yang sekolah di SMA Raja.

Semuanya pada berbisik kagum dengan Verina dan Nabila, sampai Nabila bertanya-tanya pada Verina apakah ada yang salah pada penampilannya sekarang sampai semua siswa siswi yang ada di sekolah itu memperhatikan dirinya.

Verina kemudian tertawa kecil.

"Kamu lupa, kita kan primadona disekolah lama, jadi ya wajar jika disekolah baru, kita jadi pusat perhatian semua orang," jelas Verina pada Nabila.

Mereka berdua kemudian berjalan masuk ke sekolah yang tidak kalah jauh bagusnya dengan sekolah lama mereka. Nabila dan Verina mencari kelas yang akan mereka tempati, Raja dan Riski belum mengetahui bahwa mereka berdua pindah sekolah di sekolah yang sekarang mereka singgahi untuk belajar.

Kedua remaja laki-laki itu baru datang dan sekarang berada di parkiran berjalan menuju ke kelas sebab beberapa menit lagi bel masuk akan berbunyi. Mereka berdua berangkat bersama dengan Tasya yang dibonceng Riski, Tasya sebenarnya ingin sekali dibonceng oleh Raja, namun Raja tidak mau.

Tasya mengiyakan saja saat dibonceng oleh Riski, daripada dirinya tidak bisa berangkat dengan Raja ke sekolah. Kelas Raja dan Riski serta Verina dan Nabila berbeda, namun Tasya dan Verina serta Nabila satu kelas.

Tasya kaget saat masuk kelas ada Verina dan Nabila yang duduk di bangku belakang. Tasya menampar pipinya sendiri, ini mimpi atau bukan tanyanya.

"Kalian?" gumam Tasya sembari menunjuk Nabila dan Verina.

Nabila dan Verina mengembangkan kedua sudut bibirnya mengulas senyuman lebar pada Tasya.

"Kalian ngapain disini? Lomba antar sekolah kah?" tanya Tasya pada Verina dan Nabila.

"Kita mulai sekarang sekolah disini sampai selesai," jawab Verina pada Tasya.

"Apa?" tanya Tasya pada Verina dan Nabila.

"Iya, aku ulangi ya. Kita mulai hari ini sekolah di sini sampai lulus," jawab Verina pada Tasya.

"Buat apa?" tanya Tasya pada Verina.

"Belajarlah, masa nemenin kamu pendekatan sama Raja sih," jawab Verina pada Tasya.

"Aku tahu sekarang! Kalian pindah sekolah disini karena ada Raja kan? Sebabnya setiap ada siswi yang pindah kesini hanya untuk Raja," ucap Tasya pada Verina dan Nabila.

"Terutama kamu kan?" tanya Nabila pada Tasya.