Verina menjadi paham dan tau setelah Nabila cerita padanya tentang Raja dan masa lalu Raja. Verina menjadi sedikit kesulitan jika ingin mendapatkan hati Raja.
"Kalau sampai cerita ke mamanya, berarti si Aurelia itu benar-benar berarti dalam hidupnya," ujar Verina pada Nabila.
"Bisa dibilang seperti itu, sebab Raja tidak nyaman jika bercerita pada sahabatnya sebab nanti pasti akan tersampaikan pada Aurelia itu," sahut Nabila dengan jelas pada Verina.
"Aku jadi kepengen satu sekolah sama dia," ucap Verina pada Nabila.
"Maksud kamu? Mau pindah sekolah di sekolahnya Raja gitu?" tanya Nabila pada Verina.
"Iya," jawab Verina pada Nabila.
"Kenapa harus pindah?" tanya Nabila pada Verina.
"Jika ingin mendapatkan apa yang kita inginkan, terkadang sedikit repot juga diperlukan," jawab Verina pada Nabila.
"Mana mungkin kita pindah Verina?" tanya Nabila pada Verina.
"Mungkinlah," jawab Verina pada Nabila.
"Kalau kita kembali mengulangi dari kelas sepuluh bagaimana?" tanya Nabila pada Verina.
"Tidak akan," jawab Verina pada Nabila.
"Terus bagaimana?" tanya Nabila pada Verina.
"Ada papa aku, mudah kan?"
*
**
Verina sepulang dari rumah Nabila langsung pulang ke rumahnya. Tepat saat gadis cantik itu sudah sampai di rumahnya, papanya juga sudah datang dan tengah makan bersama dengan mamanya dimeja makan.
Verina berjalan menghampiri papa dan mamanya dan kemudian ikut duduk dimeja makan.
"Habis darimana?" tanya Joko pada Verina.
"Dari rumah Nabila pa," jawab Verina pada Joko.
"Nggak ke mall? Cafe? Taman?" tanya Triana pada Verina.
"Nggak ma, enak di rumah ngobrol-ngobrol dan bercanda," jawab Verina pada Triana.
"Kamu sudah makan?" tanya Triana pada Verina.
"Sudah ma," jawab Verina pada Triana.
Verina kemudian memutuskan untuk ganti baju dulu di kamarnya baru setelah itu dirinya kembali ke lantai bawah untuk berbicara pada papanya tentang dirinya yang ingin pindah sekolah.
Gadis cantik itu sangat niat sekali demi Raja, entah bagaimana nanti saat dirinya sudah pindah sekolah, yang jelas dirinya berniat sekali untuk pindah sekolah.
Verina jika sudah jatuh hati maka dia akan susah untuk melupakan dan lebih ingin mengetahui lebih dalam dari orang yang dia sukai itu. Berkat sahabatnya Nabila dirinya tahu semua tentang Raja, sampai masa lalu dari remaja laki-laki yang dia sukai itu pun akhirnya dia mengetahui semuanya.
Verina lupa apakah yang namanya Aurelia satu sekolah dengan Raja atau tidak. Verina mengambil handphone yang ditaruh di dalam tas, tentunya untuk menelepon Nabila dan bertanya tentang hal itu.
Sementara itu di seberang sana, Nabila baru saja ingin istirahat setelah mengobrol lama dengan Verina. Baru saja Nabila memejamkan kedua pasang manik matanya, terdengar bunyi handphonenya berdering.
Nabila kesal sekali, namun mau tidak mau harus dia jawab telepon itu.
"Nabila, aku mau tanya, Aurelia itu dari sekolah dengan Raja?" tanya Verina pada Nabila.
"Iya," jawab Nabila pada Verina.
"Oke." setelah mendapatkan jawaban dari Nabila, Verina menutup sambungan telepon sepihak dan membuat Nabila geleng-geleng kepala.
"Aku takut jika nanti kamu patah hati karena Raja," gumam Nabila sembari melihat foto Verina yang ada di profil telepon.
Kembali lagi di rumah Verina, dimana sekarang gadis cantik itu mendekati papanya yang tengah duduk santai di kursi depan rumah. Verina mencari keberadaan mamanya yang ternyata masih di dapur membuatkan minuman untuk papanya.
"Pa, Verina mau ngomong," ucap Verina pada Joko.
"Ngomong saja," sahut Joko pada Verina.
"Verina mau pindah sekolah pa," ucap Verina pada Joko.
"Pindah? Yang benar saja kamu, buat apa?" tanya Joko pada Verina.
"Jujur pa, Verina mau pindah sekolah sebab mau ngejar seseorang ditambah mau mengejar cita-cita juga," jawab Verina pada Joko.
"Sekolah kamu yang sekarang cukup baik dan terkenal dengan prestasi prestasi yang tinggi, kenapa kamu mau pindah? Sekolah mana yang mau kamu singgahi setelah pindah?" tanya Joko pada Verina.
"Sekolah yang tidak jauh dari sekolah aku, disana juga tidak kalah dengan sekolah Verina yang juga banyak prestasi prestasi yang tinggi juga pa," jawab Verina pada Joko.
"Kalau papa mengizinkan, nggak tahu kalau mama kamu mengizinkan atau tidak," ujar Joko pada Verina.
"Mama pasti mengizinkan pa," ucap Verina pada Joko.
"Tunggu saja." sahut Joko pada Verina.
*
**
Raja saat ini berada dirumahnya menghindari Tasya yang selalu saja mengikuti dan mengganggunya. Tasya selalu membuat rusuh baginya dan membuang-buang waktunya saja.
"Kenapa harus ada Tasya dimana-mana? Kan risih banget aku," gumam Raja sembari menata bukunya.
Meskipun Raja tahu bahwa Tasya itu baik, cantik bahkan sebelas dua belas dengan Aurelia, namun tetap saja menurutnya jika ada Tasya hari itu adalah kesialannya.
Pagi hari yang cerah menyambut kedua gadis cantik yang saat ini berada di tengah perjalanan menuju ke sekolah mereka. Di dalam mobil tepatnya di sepanjang perjalanan Verina membahas dirinya yang akan mengajak pindah Nabila di sekolah Raja.
"Jadi?" tanya Nabila pada Verina.
"Papa bolehin dan mama juga," jawab Verina pada Nabila.
"Semudah itu?" tanya Nabila pada Verina.
"Yang terpenting aku tetap juara dan tujuanku tetap berjalan dengan lancar," jawab Verina pada Nabila.
"Om sama tante kamu beritahu tentang kamu yang pindah karena Raja?" tanya Nabila pada Verina dan dijawab anggukan oleh Verina.
"Aku bilang mau ngejar seseorang yang sekolah disana," jawab Verina pada Nabila.
"Papa kamu nggak marah?" tanya Nabila pada Verina.
"Nggak," jawab Verina pada Nabila.
Bel berbunyi pertanda jam pembelajaran pertama dimulai dan seluruh siswa-siswi di sekolah Verina masuk ke dalam kelas masing-masing. Verina begitu senang sebentar lagi dirinya akan pindah sekolah namun lain halnya dengan Nabila.
Nabila hanya takut jika nanti Verina jatuh sakit saat mengetahui sisi lain dari Raja. Yang tentunya menyangkut tentang Aurelia yang tidak ada habisnya.
"Aku takutnya kamu yang pasti akan banyak rintangan jika pindah satu sekolah dengan Raja," jelas Nabila pada Verina.
"Tentunya aku sudah tahu, dan memang harus aku lewatin," ucap Verina pada Nabila.
"Kamu yakin bisa dan kuat jika ada apa-apa disana yang menyangkut Raja?" tanya Nabila pada Verina.
"Percaya sama aku."
Di sisi lainnya, Raja berjalan dengan santai menuju ke lapangan basket. Tasya mengikutinya bahkan memarahi siswi-siswi yang menyapa Raja.
"Bisa nggak sih nggak usah centil pakai menyapa segala?" tanya Tasya pada siswi yang berdiri di koridor sekolah.
"Kamu siapanya dia kok marah-marah?" tanya balik siswi itu pada Tasya.
"Aku pacarnya," jawab Tasya mengaku ngaku.
"Bukan!" ucap Riski dengan tegas sembari berjalan disamping Tasya.
Tasya kesal dan menghentakkan kakinya setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Riski padanya. Riski hanya tertawa terbahak-bahak dan kemudian mengikuti Raja sampai didalam kelas.
Riski ingin mengatakan pada Raja tentang Aurelia namun Riski harus berfikir terlebih dahulu, sebab hal yang menyangkut Aurelia sangat berdampak pada Raja.
Raja benar-benar sangat menyayangi Aurelia, hingga hampir tidak bisa melupakan Aurelia. Raja bisa sekuat sekarang karena dukungan dari mamanya bahwa Raja pasti akan mendapatkan yang lebih baik dari Aurelia dan tentunya tidak akan menyakiti hati Raja lagi.
Namun Raja sekarang tidak ingin dengan siapapun ataupun dideketin oleh siapapun. Raja benar-benar kosong dan hanya berisi perasaan biasa saja tanpa ada istimewanya sedikitpun.