"Diam," ujar Raja pada Riski.
Riski langsung terdiam sembari menahan tawanya yang ingin meledak saat ini juga. Tasya masih menggandeng erat tangan Raja, dan Raja berusaha melepas tangan Tasya dari lengannya.
"Kamu apa-apaan sih? Lepas nggak," ucap Raja pada Tasya.
"Nggak," sahut Tasya pada Raja.
"Lepasin, Tasya," ujar Raja pada Tasya.
"Nggak mau, Raja," sahut Tasya kekeuh pada Raja, tidak mau melepaskan genggaman tangannya.
"Kamu kenapa sih seperti ini? Nggak malu? Aku malu banget, katanya suka aku kenapa tega bikin aku malu?" tanya Raja pada Tasya.
Tasya kemudian melihat sekeliling yang memperhatikan dirinya dan Raja. Genggaman tanganya pada Raja pun dia renggangkan dan Tasya mengerucutkan bibirnya kecewa.
"Kasihan tau, Ja," ujar Riski pada Raja.
"Kamu gandeng saja dia," ucap Raja pada Riski dan kemudian melenggang pergi meninggalkan Tasya dan sahabatnya itu.
"Mau aku gandeng? Daripada nggak ada yang kamu gandeng," sahut Riski pada Tasya.
"Ogah!" Tasya kemudian melenggang pergi dari hadapan remaja laki-laki itu menuju ke kelasnya dan tidak ingin mengganggu Raja terlebih dahulu.
Sementara itu, di sekolah Verina dan Nabila saat ini sudah masuk jam pembelajaran pertama dan diisi ujian harian. Keduanya terlihat mengerjakan dengan sungguh-sungguh dan tentu sudah menyiapkan belajar tadi malam sehingga sekarang tidak kesulitan dan lancar sampai selesai.
Beberapa jam berlalu, sampai akhirnya bel istirahat berbunyi menandakan seluruh siswa-siswi di sekolah Verina istirahat makan siang di kantin. Nabila dan Verina berjalan bersamaan menyusuri koridor sekolah menuju ke kantin sembari mengobrol membahas tentang Raja.
"Kamu tahu nggak?" tanya Nabila pada Verina.
"Nggak," jawab Verina pada Nabila.
"Dengerin dulu, kenapa sih. Heran deh," ujar Nabila pada Verina. Gadis cantik itu menggerutu sejenak karena kesal dengan tanggapan dari temannya.
"Apa?" tanya Verina pada Nabila.
"Raja telepon aku, katanya kenapa kok aku nggak minta izin ke dia kalau bakal memberi nomornya ke kamu, kamu nggak telepon dia kan?" tanya balik Nabila pada Verina.
"Nggak," jawab Verina apa adanya pada Nabila.
"Jangan dulu deh, bulan depan atau habis lebaran tahun depan nggak apa-apa, sebab situasinya nggak bersahabat banget Na," ujar Nabila pada Verina.
"Aku mana berani sih? Kemarin baru kirim pesan saja sudah bahagia dunia akhirat aku, apalagi telepon, gemetar tuju turunan iya," ucap Verina pada Nabila.
"Di samping itu, kalau misalnya kamu nanti ketahuan sama Riski, yang habis Raja kan? bukan kamu," sahut Nabila pada Verina.
"Lagian kenapa sih Riski suka aku segala, aku kan biasa-biasa saja dan nggak cantik-cantik banget," gerutu Verina pada Nabila sembari mendudukkan dirinya di kursi kantin.
"Tidak semua orang suka ataupun cinta hanya karena fisik, ada juga yang benar-benar tulus melihat kamu dari hati," jelas Nabila bijak pada Verina.
"Mana ada? Aku baru percaya kalau pertama fisik kedua baru hati, karena kebanyakan orang baik tapi muka pas-pasan disia-siakan," ujar Verina pada Nabila.
"Terserah apa kata kamu, yang penting kamu bahagia," jelas Nabila pada Verina dan kemudian memesan dua mangkuk mie ayam dan jus jeruk untuknya dan Verina.
"Sepulang sekolah ada acara nggak?" tanya Verina pada Nabila.
"Nggak ada, mau jalan-jalan?" tanya balik Nabila pada Verina.
"Boleh, tapi kemana? Yang dekat-dekat saja," jawab Verina pada Nabila.
"Taman? Nongkrong di cafe biasa?" tanya Nabila pada Verina.
"Nanti saja kita bicarakan sekarang ayo buruan makan, keburu dingin jadi nggak enak," jawab Verina pada Nabila.
Setelah pesanan mie ayam mereka berdua sampai, mereka berdua pun makan tanpa berbicara dan baru setelah selesai makan mereka melanjutkan berbicara sampai waktu istirahat terakhir.
"Kalau semisal ada camping, kamu ikut nggak?" tanya Verina pada Nabila.
"Ikut," jawab Nabila pada Verina.
"Tidurnya di tenda," ujar Verina pada Nabila.
"Ya namanya juga camping, kalau tidur dihotel namanya honeymoon. Yang bener aja kamu, kamu pikir aku ini nggak paham apa soal begituan?" ucap Nabila pada Verina.
"Di masa depan kalau berjodoh sama Raja aku akan honeymoon ke Paris," sahut Verina pada Nabila.
"Kalau nggak berjodoh?" tanya Nabila pada Verina.
"Berarti salah satu dari kita berdua ada yang pergi," jawab Verina pada Nabila.
"ini kok malah bahas jodoh sih,"
Nabila kemudian terdiam dan tidak yakin jika Verina bisa mendapatkan Raja yang sangat susah untuk didekati, kecuali Raja sendiri yang suka dan mau menerima orang yang baru hadir dengan penuh ketulusan.
Namun gadis cantik itu lebih memilih diam dan tidak mengatakan apa-apa pada Verina agar Verina tahu sendiri dari perjuangan yang ingin sekali dekat dengan Raja.
"Tadi ujiannya bagaimana menurut kamu? Susah atau mudah?" tanya Nabila pada Verina.
"Mudah, tepat semua yang aku pelajari kemarin malam, keluar semua dan aku tinggal menjawab dengan mudah," jawab Verina pada Nabila.
"Ada beberapa yang aku masih ragu untuk menjawab, tapi akhirnya bisa aku jawab," ucap Nabila pada Verina.
"Yakin dan kalau sudah benar-benar belajar pasti akan mudah semuanya," sahut Verina pada Nabila.
Disisi lainnya tepatnya disekolah Raja, dimana remaja laki-laki itu sekarang juga tengah istirahat dikantin bersama dengan Riski. Raja tengah makan roti sedangkan Riski makan bakso serta minum es kelapa.
"Panas-panas makannya bakso minumnya es kelapa, kenikmatan yang harus dirasakan semua orang sih ini," ujar Riski pada Raja.
"Hanya roti saja sudah memenuhi perutku," ucap Raja pada Riski.
"Kenapa nggak beli bakso kayak aku? Sudah enak, kenyang tahan lama sampai nanti sore, ditambah segernya es kelapa," sahut Riski pada Raja sembari meminum es kelapanya.
"Tapi kenapa aku nggak kepengen minum es kelapa atau makan bakso sama sekali ya?" tanya Raja pada Riski.
"Kamu kan alien," jawab Riski pada Raja.
"Alien nggak makan," ucap Raja pada Riski.
"Kok tau?" tanya Riski pada Raja.
"Kan saudaranya," jawab Raja pada Riski berhasil membuat Riski tertawa terbahak-bahak.
"Akhirnya sadar juga," ucap Riski pada Raja.
"Daripada kamu nggak sadar sadar," sahut Raja pada Riski.
"Sadar aku, bahwa dia bukan untukku," ujar Riski pada Raja.
"Curhat nih?" tanya Raja pada Riski.
"Nggak," jawab Riski pada Raja.
"Nanti nongkrong di cafe biasa," tambah Riski pada Raja.
"Siap!"
*
**
Sebuah cafe yang ada dipinggir jalan kota jakarta didatangi oleh Verina dan Nabila, sesampainya mereka di sana beberapa detik kemudian Verina dan Nabila mendapati Riski dan Raja yang juga datang ke cafe ini.
"Nggak ada perencanaan apa-apa kan ini?" tanya Nabila pada Verina.
"Perencanaan apa? Nggak ada lah," jawab Verina pada Nabila.
"Kenapa dia bisa di sini?" tanya Nabila pada Verina.
"Kan cafe ini banyak yang mengunjungi, jadi nggak heran dan hanya kebetulan saja mereka ke sini," jawab Verina pada Nabila.
Riski dan Raja yang memperhatikan kedua gadis itu yang juga ada di sini mereka hanya diam tanpa menyapa ataupun memanggil.