"Kerajaan Valinor - 1245 SM"
---
"Sebuah Ledakan"
Pertempuran antara penunggang naga telah dimulai. Semua di awali ketika Lucius merapalkan sebuah mantra yang membuat kebakaran pada pertemuan penunggang naga. Dia selalu membuat keributan, ketika pendapatnya tidak diterima oleh teman-teman penunggang naga lainnya.
Tetapi Lucius berpikir, bahwa hanya dia selalu menjadi nomor satu untuk penunggang naga, dan dia selalu meremehkan orang lain.
Dia mengayunkan lengannya seperti menari di udara, untuk membuat segel yang bisa membuat serangan luar biasa muncul dari tangannya.
"Perdere Omnia" dia sengaja mengucapkan mantra yang dilarang untuk digunakan.
Karena efeknya setelah dia merapalkan mantra tersebut adalah akan ada sebuah kehancuran yang luar biasa. Dan semua orang yang berada di ruangan itu, pasti akan mati.
"Hahahah" tawa keras keluar dari bibirnya. Ketika dia melihat bahwa api yang menyala mengamuk, seperti kemarahan telah melahap segala sesuatu yang berada di sekitarnya.
Dan begitu banyak naga mati tanpa perlawanan, karena cara mudah untuk membunuh naga yaitu dengan membunuh penunggangnya.
Karena sesungguhnya bahwa naga dan penunggangnya telah membuat ikatan yang begitu kuat, jadi itulah jawabannya ketika penunggangnya mati, maka naganya juga.
Dan dari kejadian itu, adalah awal dari cerita ini dimulai.
***
-Hari Sekarang-
"Hutan Mariana - 1220 SM"
---
'Krak'
Suara ranting yang patah itu membuat tiga prajurit yang menaiki kuda memakai Baju zirah, bersenjatakan busur dan panah yang berada di punggungnya Langsung mengetahui bahwa yang mereka cari bersembunyi di balik semak belukar yang berada tak jauh dari posisi mereka bertiga.
"Ayo cepat kejar dia, jangan sampai lolos!" Teriak salah satu penunggang kuda yang memakai baju berbeda dengan yang lainnya.
Perempuan itu langsung berlari dengan cepat untuk melarikan diri dari kejaran anak buah Lucius yang sekarang sedang mengincarnya, dia terengah-engah menerobos segala ilalang dan melompati berbagai jalan yang curam agar dia bisa menyelamatkan sesuatu yang sangat berharga yaitu peninggalan dari keluarga nya.
Perempuan yang memakai baju perang yang mirip dengan Hanfu serba putih yang ia kenakan itu telah berubah warna menjadi cokelat karena, hujan yang turun begitu deras sebelumnya dan ditambah lagi beberapa kali dia terjatuh pada saat berlari dengan kencang mencoba melarikan diri dari tiga orang yang menunggangi kuda yang saat ini mengejarnya.
Aku harus bisa berlari sejauh mungkin sebelum aku tertangkap oleh mereka, pusaka ini tidak boleh jatuh ke tangan mereka. Batin perempuan itu dengan khawatir.
Mereka bertiga yang menunggangi kuda sudah bisa melihat sosok perempuan yang dia cari itu, berlari dengan tertatih dengan posisi yang tidak begitu jauh dari mereka.
Lolongan Serigala membuat suasana semakin mencekam pada malam itu, rembulan yang bersinar begitu terang membuat dia dengan sangat mudah ditemukan oleh ketiga prajurit yang diutus Lucius.
"Panah dia, kita tidak akan pulang tanpa membawa barang berharga yang dia bawa!" Ujar Pemimpin dari mereka berdua yang memakai baju berbeda dari meraka.
Salah satu dari prajurit ahli panah yang dia bawa itu siap untuk meluncurkan anak panahnya ke arah perempuan itu. Namun pada saat anak panah itu di luncurkan perempuan itu mengetahui nya dan langsung menghindar dengan mencondongkan tubuhnya agak ke sebelah kiri.
"Awwww!" Teriak perempuan itu saat merasakan bahwa anak panah yang tadi di luncurkan menggores lengan kanannya.
Karena kurang cepat, lengan kanannya tergores oleh anak panah yang baru saja di luncurkan oleh mereka. Dia langsung melihat ke arah belakang saat menyadari bahwa ketiga prajurit itu sudah sangat dekat dengannya.
Lalu dia memutuskan untuk merapal sebuah mantra asing yang agak sulit untuk di tuliskan, dan tangannya lurus mengarah kepada mereka bertiga. Dan detik itu juga pohon yang berada di sekeliling mereka tiba-tiba tumbang kearah mereka bertiga.
Namun karena kelincahan mereka bertiga, pohon yang tumbang itu berhasil mereka lalui tanpa terluka sedikit pun.
Perempuan itu memutuskan untuk melarikan diri lagi dari mereka, karena jikalau dia tidak segera pergi maka dia akan segera tertangkap.
Semakin lama semakin cepat kuda yang dipacu oleh mereka bertiga sehingga memotong jarak di antara perempuan itu dengan prajurit urusan dari Lucius.
Dia benar-benar tidak mau menyerah untuk berhenti, dia terus berlari dengan cepat untuk menghindari serangan dari ketiga prajurit itu.
Namun sayangnya bahwa saat dia berlari dengan cepat, akar besar yang berada di tengah jalan tersandung olehnya sehingga membuat dia terjatuh dan terguling beberapa kali dengan cepat di sebuah lembah yang agak dalam.
"Hahaha rasakan kamu!" Ujar Prajurit yang memakai baju merah pimpinan dari kedua prajurit lainnya.
Mereka bertiga langsung mengepung perempuan itu, sebut saja dia adalah Lettice Gracie keturunan terakhir dari keluarga nya yang masih hidup.
Dia adalah satu-satunya penjaga pusaka yang sekarang di gembol di sebuah tas yang terbuat dari kain berwarna coklat.
"Serahkan yang kamu bawa itu padaku!" Ujar Prajurit yang memakai baju merah dengan nada tinggi.
Namun Lettice tidak menjawab nya dan masih tetap tenang sambil menggendong pusaka yang dia bawa.
"Turun dan habisi dia!" Perintah dari pimpinan mereka, dan dengan cepat kedua prajurit itu turun dari kuda yang ia tunggangi dan langsung mendekat ke arah Lettice.
Namun tiba-tiba datang angin yang begitu kencang dan sebuah kepulan asap muncul di udara melewati mereka yang berada di bawahnya.
Dan asap tersebut langsung berhenti tepat di sebelah kuda dari pemimpin mereka bertiga.
Asap tersebut berubah menjadi sosok seorang laki-laki yang memakai baju serba hitam dengan pernak-pernik rumit di bagian kerahnya, rambutnya panjang terurai dengan indah. Namun wajahnya yang seram itu tidak bisa di sembunyikan darinya. Dan yang baru saja tiba itu adalah Lucius, orang yang menyuruh mereka bertiga untuk mencari keberadaan dari Lettice.
"Hei serahkan itu padaku!" Ucap Lucius kepada Lettice yang sekarang membawa benda pusaka yang di diinginkannya.
Lettice tidak menjawab nya, dan malah hendak kabur untuk melarikan diri.
"Ignis Ardet!"
Namun Lucius mengucapkan sebuah mantra yang membuat tanah di sekitar Lettice terbakar membentuk lingkaran yang sekarang mengurung nya.
"Kamu tidak bisa pergi kemana-mana!" Ucap Lucius dengan tertawa kejam.
Lettice telah terpojok dan tidak bisa melakukan apapun, dan sekarang yang bisa dia lakukan hanyalah pengorbanan terakhir nya.
Lettice mengambil benda pusaka yang dia taruh dalam tasnya, benda pusaka berbentuk lonjong berwarna merah, dia mengangkatnya dan kemudian Lettice mengucapkan sebuah mantra.
"evanescet et inveniet dominum tuum"
"Tidak Jangan!!!!" Teriak Lucius.
Mantra itu langsung terucap dari bibirnya sebuah cahaya berwarna merah seperti terlepas dari benda yang dia pegang, dan detik itu juga benda pusaka tersebut menghilang dari tangannya.
Lettice terjatuh dan tidak sadarkan diri, karena mantra yang dia gunakan juga untuk membuat nya tertidur, sampai ada orang yang tepat akan menolong nya nanti.
"Tidakkkkkkkk!!!!!" Teriak Lucius yang membuat langit berubah menjadi gelap seketika.