Suara dari kokokan ayam membuat Dash terbangun dari tidurnya. Dia membuka matanya dengan perlahan dan mengucek nya. Setelah itu dia bangun dan pergi ke belakang untuk mencuci wajahnya.
"Woahhh aku masih mengantuk sekali" Ucapnya sambil menguap.
Tak lama setelah itu dia berjalan menuju ke tempat dia tidur tadi. Tak lupa dia mengambil beberapa pakaian untuk dia berganti. Biasanya pagi seperti ini Dash tidak pernah mandi melainkan hanya mencuci mukanya saja.
Karena masalah tadi malam dia masih enggan untuk keluar apalagi bertemu dengan kakak laki-lakinya dan juga kakeknya. Dash memutuskan untuk berada di dalam lumbung saja.
Namun pada saat dia Kembali menuju ke ruangan dimana dia tidur, dia terkejut saat melihat bahwa benda antik nya itu sudah pecah.
"Aduh Astaga kok bisa pecah sih bagaimana ini!" ucap Dash panik sambil mengambil beberapa pecahan dari benda antik miliknya. Dan setelah itu dia melihat bahwa ada sesuatu hal yang aneh di pecahan benda antik nya itu.
"Loh kok ada semacam lendir dari pecahan benda antik ku sih!" Gumamnya yang merasakan ada sesuatu hal yang aneh, telah terjadi.
Dash mencoba untuk membuka selimut yang berada di atas jerami yang biasa digunakan dia tidur, mencari beberapa pecahan lagi dari benda antik miliknya. Namun yang membuatnya bingung adalah lendir yang berada di benda antiknya itu mengarah ke sebuah tempat.
Dengan perlahan Dash menuju ke tempat dimana lendir itu berada. Pikirannya mulai berkecamuk dan juga banyak sekali timbul pertanyaan di dalam kepalanya. Dengan mengendap-endap dia menuju ke arah balik dimana tumpukan jerami itu dia tumpuk tepat di belakang biasa dia tidur.
Ada semacam rongga atau celah kecil yang bisa di akses untuk menuju di balik dari tumpukan jerami itu.
Dia penasaran karena lendir yang keluar dari pecahan benda antik miliknya itu mengarah ke balik tumpukan jerami.
"Sumpah jangan sampai ini adalah sesuatu hal yang aku takutkan!" Ucapnya sambil berharap akan sesuatu hal yang aneh tidak terjadi.
Dan pada saat itu dia langsung masuk ke dalam celah lubang dari jerami tersebut yang hampir seukuran dengan tubuhnya, lalu melihat apa yang sebenarnya berada di balik jerami.
"Woow!" mata Dash membelalak terkejut pada saat melihat bahwa sesuatu hal yang berada di balik dari jerami itu adalah sesosok makhluk yang aneh.
"Tidak ini hanya mimpi, ini hanya mimpi tidak mungkin benda antik ku adalah sebuah telur!" ucapnya sambil memundurkan dirinya setelah melihat makhluk yang aneh, yang dia bisa lihat hanya matanya saja. Karena di balik tumpukan jerami cahayanya kurang mendukung.
Dash berdiri mondar-mandir didepan ranjang jeraminya karena bingung apakah yang menetas dari telur tersebut adalah alien atau apa?
Sumpah aku benar-benar tidak habis pikir, Apakah aku harus membunuhnya Atau aku harus bagaimana? Aku takut jikalau yang menetas dibalik telur itu adalah alien yang mungkin mengincar ku dan akan memakan ku. Batin Dash begitu berkecamuk sehingga dia memikirkan sesuatu hal yang aneh-aneh terjadi padanya.
Dash mencoba untuk memancing hewan yang berada di balik jerami itu dengan sebuah makanan. Karena dia tadi melihat dengan sekilas bahwa hewan yang berada di balik jerami itu seperti Lemas atau rasanya belum memakan apapun.
Dia mengambil sebuah roti yang berada di meja sebelah ranjang jeraminya. Dan setelah itu dia melemparkan roti tersebut di depan lubang di mana hewan yang aneh yang dilihat tadi berada dibalik tumpukan jerami itu. Dash bersiap dengan membawa balok kayu untuk berjaga-jaga.
Setelah menunggu beberapa menit hewan tersebut terlihat memunculkan moncongnya, namun tidak memakan potongan roti yang sudah Dash lemparkan kearahnya.
Tunggu, hanya karena bagian tubuhnya tidak terlihat itu membuat aku penasaran sekali untuk mengetahui Sebenarnya dia ini makhluk apa. Baiklah Jikalau memang dia bukanlah tipe pemakan segala mungkin aku bisa memancingnya dengan sesuatu hal yang hidup. Batin Dash memikirkan segala cara.
Namun dia tidak kehabisan akal dia memiliki cara agar memancing makhluk tersebut keluar dari belakang jerami. Dash berlari menuju kearah penyimpanan jagung karena dia tahu bahwa di balik dari penyimpanan jagung itu ada sekumpulan tikus yang masih kecil.
"Kena kau!" Ucap Dash pada saat mengambil salah satu anak tikus yang sudah bisa berjalan itu namun masih lambat. Terdengar suara cicitan dari anak tikus tersebut pada saat Dash menjinjing ekornya.
"Baiklah kita coba Apakah kamu akan keluar setelah ini!" Dash langsung melemparkan kan tikus yang masih kecil itu di depan lubang atau celah dari jerami yang berada di depannya.
Pada saat tikus tersebut dilemparkan dengan cepat hewan yang berada di balik jerami itu langsung menerkam tikus tersebut.
Wajah Dash terkejut pada saat melihat bagian tubuh dari hewan tersebut, Dia memiliki leher yang panjang dengan tubuh bersisik dan makhluk tersebut memiliki warna merah terang seperti warna dari cangkang telurnya.
"Tunggu kamu ini hewan atau makhluk apa?" Ucap Dash Pada saat melihat hanya setengah bagian dari badannya itu keluar dari balik jerami, tanpa pikir panjang lagi Dash langsung melemparkan satu lagi anak tikus dan berada lebih dekat dengan dimana dia berdiri.
Pada saat anak tikus itu di lemparkan ke lantai dengan cepat hewan tersebut langsung menerkam tikus yang berada di depan kakinya.
"Oh My God!" Ucap Dash tidak percaya saat melihat hewan tersebut, tangannya gemetaran dan matanya melebar.
"Apakah kamu benar-benar hewan mitos itu!" ucap Dash Pada saat melihat hewan yang dilihat ini adalah hewan mitologi.
Dia tidak percaya pada saat melihat hewan tersebut. Meskipun ukuran tubuhnya masih kecil namun Dash bisa mengetahui bahwa itu adalah hewan mitologi.
"Mati aku ternyata dia benar-benar sesosok naga! "
Ucap Dash sambil duduk di kursi yang berada di belakangnya. Dia melihat bahwa bayi naga tersebut yang berada di depannya sedang berguling-guling seperti mengekspresikan bahwa dia suka kepada Dash.
Bayi naga itu berwarna merah terang dengan ada bagian yang gelap di beberapa bagian tubuhnya. Naga tersebut memiliki empat kaki dan juga sayap yang mungil yang terlihat sangat lucu dan menggemaskan. Matanya besar menambah kesan imut darinya.
Dash terkejut saat melihat Naga itu seperti terbatuk, dan mengeluarkan api kecil dari mulutnya.
Lama-kelamaan Dash yang melihat kelakuan gemas dari Naga yang berada di depannya, dia langsung memutuskan hendak menggendong Naga itu.
"Baiklah jikalau kamu memang meminta aku menggendongmu, tapi jangan gigit aku oke!" Ucap Dash sambil mendekat ke arah bayi Naga berwarna merah itu yang sangat imut.
"Sini kamu imut sekali!" Dan pada saat Dash menyentuh kepala naga tersebut tiba-tiba tangannya terasa panas dan bercahaya begitu terang.
"Arghhhhhh!!!" Dash mengerang pada saat panas yang berada di tangannya itu menjalar ke seluruh tubuhnya. Namun sakit itu tidak berlangsung lama, karena panas tersebut langsung menghilang tapi meninggalkan sebuah luka bakar pada telapak tangannya.
Luka bakar tersebut seperti memiliki sebuah simbol berbentuk seperti logo sebuah petir.
"Astaga apa yang sedang terjadi pada saat ini!" Ucap Dash sambil melihat tangannya pada saat mengetahui bahwa rasa panas yang timbul dari tangan yaitu meninggalkan sebuah simbol.
Tak lama kemudian setelah simbol itu Terukir di telapak tangan Dash, lalu naga yang berada di sebelahnya itu terlihat begitu jinak dengannya.
Aku tidak paham dengan kejadian yang sekarang terjadi padaku. Gara-gara aku mengelus kepala Naga kecil imut tersebut, tiba-tiba tangan kananku terukir sebuah simbol yang layak nya seperti petir, Yang aku dapatkan setelah mengelus naga itu.
Dan aku tidak tahu apakah ini pertanda baik atau buruk bagiku, yang jelas aku tahu adalah setelah aku mendapatkan tanda tersebut Naga itu tiba-tiba menjadi jinak padaku.
———
Cendric terbangun dengan cepat, nafas yang tidak beraturan itu membuatnya sulit untuk mengkondisikan dirinya. Dia memegang kepalanya yang pusing sekali akan sebuah penglihatan sekilas yang baru saja muncul menyeruak di kepalanya.
Perasaan yang dia rasakan sekarang sama seperti perasaan yang dulu dia pernah dapatkan setelah menjalin kontrak dengan seekor Naga.
Dan dia menyadari bahwa ada sesuatu hal yang tidak beres. Karena sudah hampir dua puluh tahun setelah pertempuran itu terjadi dia tidak pernah mengalami hal yang seperti ini.
Naga yang ditunggangi oleh Cendric tewas dalam pertempuran tersebut, sehingga dia hanya hidup sendirian Sebatang Kara setelah pertempuran itu usai. Rasa penyesalan dan juga kehilangan selalu menghantuinya.
Namun yang membuatnya bingung sekarang adalah pada saat tiba-tiba sebuah kilasan tentang seekor Naga muncul di kepalanya setelah dua puluh tahun berlalu.
"Jangan bilang ada penunggang baru!" Ujar Cendric pelan