Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

12 Stars for The Moon

๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉPark_Keyza
477
Completed
--
NOT RATINGS
203.7k
Views
Synopsis
Dua belas pria dengan berbagai zodiak berbeda harus mengahadapi takdir yang sama. Takdir yang mengharuskan mereka berjuang dan saling percaya satu sama lain. Tak peduli resiko yang mereka terima, mereka ingin melakukan semuanya dengan baik. Mereka yang terpilih harus berjuang mempertahankan bulan yang akan hancur. Takdir yang membuat mereka harus melaksanakan tugas berat yang bahkan mereka tak pernah pikirkan. Kekuatan terpendam mereka muncul dengan sendirinya saat terjadi bulan purnama. Bulan purnama yang berwarna biru es itu membuat mereka saling menyadari takdir hidup mereka. Novel sudah selesai, versi English telah tersedia.
VIEW MORE

Chapter 1 - Capricorn

Di tengah hutan yang gelap terdapat sebuah bangunan tua yang begitu megah. Mereka menyebutnya dengan nama Zoodiacos Cyclos High School. Zoodiacos Cyclos adalah sekolah khusus bagi mereka yang memang keturunan keluarga yunani. Gedung yang begitu megah namun terkesan mengerikan dari luar tidak akan ada yang percaya bahwa di sana ada penghuninya.

"Selamat datang di Zoodiacos Cyclos high school"

Terdengar suara menggema dari atas podium tempat dimana menjadi arah tujuan para siswa-siswi baru itu. Terlihat jelas sosok pria dengan setelan jas putih berdiri gagah menatap penuh senyuman pada murid murid barunya. Semua siswa-siswi baru itu hanya menatap datar sosok yang menyambut kedatangan mereka. Aula yang begitu besar dengan desain artistik Yunani yang berdasar pada kedua belas Zodiak membuat siapa saja terpesona.

Memang bagian luar sekolah yang monoton dan terkesan mengerikan membuat mereka terkejut saat memasuki aula sekolah itu. Alpha Ophiuchi adalah nama aula itu, entah bagaimana nama itu bisa menjadi nama aula yang mereka tempati sekarang tidak begitu mereka pedulikan walau ada beberapa orang mempertanyakan hal itu.

"Saya Oris Darel Tristan, Kepala Sekolah kalian" ucap seorang pria yang begitu gagah di tengah podium aula.

"Seperti yang kalian ketahui, di sini kalian akan belajar bagaimana mengendalikan kekuatan kalian. Tidak hanya itu, kalian akan belajar banyak tentang Zodiak jadi persiapkan diri kalian mengerti" lanjutnya menjelaskan.

Semuanya hanya mengangguk walau ada beberapa murid-murid baru yang mengabaikannya.

"Asrama kalian terpisah sesuai Zodiak masing-masing, kalian akan dibantu oleh Kepala Zodiak untuk mencari tempat asrama kalian. Dapat kalian lihat kedua belas Guru di sana, sesuai dengan lambang Zodiak kalian itulah Kepala Zodiak kalian. Terima kasih"

Penjelasan Kepala Sekolah membuat semua siswa-siswi menghampiri Kepala Zodiak mereka masing-masing. Setiap Zodiak yang terdiri dari dua puluh siswa membuat Kepala Zodiak tidak akan pusing mengurusi banyak siswa-siswi. Dengan sepuluh pria dan sepuluh perempuan di setiap Zodiak membuat pembagian asrama tidak akan begitu banyak. Setiap asrama yang terdiri dari dua siswa atau siswi membuat mereka tidak akan sendirian.

"Perkenalkan saya Jasinda Kepala Zodiak Capricorn" ucap seorang wanita paruh baya yang terlihat begitu cantik dengan setelan gaun panjang yang mencapai mata kakinya.

Mereka para Zodiak Capricorn langsung mengangguk setelah Kepala Zodiak-nya memperkenalkan diri. Mereka mengikuti kemana arah Kepala Zodiak membawa mereka menuju asrama mereka. Saat perjalanan mereka bisa melihat bangunan asrama milik para Zodiak yang berjejer rapi dan sangat tinggi. Semua bangunan itu memiliki warna yang berbeda sesuai warna keberuntungan Zodiak masing-masing.

Seperti halnya milik Zodiak Capricorn yang dominan berwarna hitam dan coklat. Bangunan itu berada tepat di depan gerbang bagian asrama yang berhadapan dengan bangunan milik Zodiak Sagitarius. Bangunan itu membuat mereka berbinar kagum. Setiap dinding terdapat lumut yang merambat dengan indah apalagi adanya tumbuhan ivy diantara lumut itu membuat gedung itu tampak makin indah.

Setiap sudut lantai keramik itu terdapat ukiran Zodiak Capricorn dengan ditengah-tengahnya terdapat simbol Zodiak mereka. Sangat indah itu yang dipikirkan oleh mereka. Mereka sampai di lantai lima tempat dimana kamar mereka berada. Terdapat dua lorong dengan sebelah kiri untuk laki laki dan sebelah kanan untuk perempuan.

"Setelah ini kalian dapat istirahat di kamar masing-masing, ini kuncinya dan kamar kalian sesuai daftar yang ada di dinding itu" ucap Jasinda langsung meninggalkan mereka begitu saja.

"Leo, akhirnya kita sekamar" ucap Abercio dengan semangat.

"Wah..benarkah!?" kaget Leon yang langsung ditarik Abercio menuju kamar mereka.

"Nomer 1E, mudah sekali" ucap Abercio membuka kunci kamar mereka.

Saat pertama kali masuk terlihat sebuah ruang tamu yang langsung terhubung dengan dapur dan meja makan khusus untuk dua orang. Disebelah kiri terlihat dua pintu dengan warna hitam dan coklat. Kamar yang begitu luas dengan kamar mandi dalam membuat mereka begitu senang. Apalagi sudah terdapat lemari, tempat tidur, cermin, dan meja belajar di dalam sana.

"Wah Leo, ini benar kamar kita?" tanya Abercio masih tidak begitu percaya.

"Hei Aber..!! menurutmu tidak begitu" sahut Leon kesal dengan sifat sahabatnya itu.

"He..he.. maaf"

"Aku pintu yang hitam kau coklat oke!" ucap Leon langsung masuk ke kamarnya tanpa menunggu jawaban dari sahabatnya yang mengomel tidak jelas di luar sana.

Kamar bernuansa hitam dengan tempat tidur besar di sisi kiri, dan juga lemari besar tepat di sebelah cermin yang menghadap pada jendela kamar.

"Kamar yang bagus" ucap Leon membaringkan tubuhnya di tempat tidur.

"Leo, buka pintunya!" teriak Abercio dengan ketukan yang keras membuat Leon membuka matanya malas.

"Kenapa?" tanya Leon membuka pintu kamarnya.

"Bereskan semua barang-barangmu, mengganggu pemandangan saja! Dan jangan lupa untuk ikut makan siang bersama yang lainnya. Satu lagi di lemari sudah ada seragam untuk Zodiak kita, sebenarnya aku benci seragam kita dibedakan sesuai zodiak tapi mau bagaimana lagi. Sudahlah aku ingin tidur, bye.." ucap Aber lalu menutup pintu dengan keras membuat Leon menatapnya tidak percaya pada sahabatnya itu.

"Dasar cerewet" kesal Leon menarik dua koper besarnya.

"Wah.. seragam yang keren" kagum Leon saat membuka lemari pakaiannya.

Seragam musim panas yang begitu elegan namun masih terkesan Kerajaan Yunani dengan warna coklat dan hitam. Sepatu hitam polos dan dasi berwarna coklat tua membuat menambah kesan elegan. Sedangkan seragam musim dingin dengan warna senada namun dengan lengan panjang dan mantel panjang dengan warna hitam membuat ia merasa hangat saat menggunakannya.

Setelah menaruh semua pakaiannya, Leon langsung menundukkan dirinya di tempat tidur. Sebuah meja kecil dengan lampu tidur dengan simbol Capricorn membuatnya tertarik. Terdapat simbol Capricorn kecil di sebelah lampu itu yang membuat dia langsung mengambilnya.

"Lambang Capricorn, ah.. pasti untuk seragam tadi" ucap Leon menaruhnya kembali.

Karena lelah Leon menidurkan tubuhnya pada tempat tidur lalu menutup mata untuk tenggelam dalam mimpinya. Baru saja dia bisa tidur sebuah suara ketukan pintu yang dia tahu pasti Aber membuat Leon menatap pintu itu kesal.

"Apa lagi aku mengantuk!" teriak Leon menatap tajam pintu kamarnya.

"Hei..! Kau bodoh ya! Lihat jam sana! Aku tidak mau terlambat makan siang" sahut Aber mendengus kesal saat mendengar jawaban dari Leon.

"Kenapa waktu begitu cepat" ucap Leon masuk ke kamar mandi.

Setelah selesai dia langsung membenarkan rambut miliknya. Entah kenapa perasaannya begitu aneh saat dia melihat jendela sebelah tempat tidurnya. Penutup jendela itu terbang padahal jendelanya hanya terbuka sedikit. Aroma madu dan bunga tulip yang begitu pekat membuat Leon menatap tajam jendela itu.

"Siapa di sana!?"