(Di waktu yang sama di tempat yang berbeda)
Lettice, matanya berbinar dan tersenyum lebar pada saat setelah men—teleportasikan kan benda pusaka tersebut dan dia mengetahui bahwa Telur Naga Keturunan terakhir sebagai benda pusaka yang dia harus jaga itu telah di temukan di tangan orang yang tepat.
"Katakan Dimana, dimana Telur itu!!!" Teriak Lucius dengan keras.
Namun Lettice yang telah merapalkan mantranya itu tidak bisa berkata apa-apa. Tubuhnya mulai melemas dan dia pun tidak sadarkan diri di bawah kaki Lucius.
"Tidakkkkkk!!!!"
———
Dash berlari dengan kencang untuk langsung pulang ke rumahnya, dengan meng-gembol benda antik yang dia kira adalah sebuah benda langit yang jatuh.
"Aku akan kaya!!!" Ujar nya di sepanjang perjalanan pulang.
'Krak'
Dia terdiam seketika pada saat di perjalanan pulangnya itu tiba-tiba dia mendengar sebuah ranting yang patah di sekitar semak-semak belukar yang berada di samping kanannya.
Dia diam tidak bergerak sama sekali sambil menolehkan kepalanya secara perlahan ke arah dimana suara itu berasal. Pada saat Dash menoleh kearah kanannya, dia melihat sebuah bayangan hitam besar bersembunyi di balik semak belukar itu. Cahaya rembulan malam itu membantunya mengetahui bahwa di balik semak belukar itu ada sesuatu yang telah mengintainya.
Dia menyipitkan matanya pada saat melihat bahwa seperti ada yang bersinar dari balik semak belukar itu.
Dash membelalakkan matanya pada saat menyadari bahwa yang sedang mengintainya saat ini adalah sang penguasa bukit.
"Cheetah!"
Dengan cepat tanpa pikir panjang lagi Dash berlari dengan sekuat tenaga untuk menjauh dari cheetah yang telah mengintainya.
Namun cheetah tersebut malah tertarik dengan sesuatu hal yang bergerak di malam hari, apalagi dengan benda yang dia bawa itu sedikit memancarkan cahaya. Membuat hewan itu dengan senang hati mengejarnya sekarang.
Dash melompat dengan tinggi saat melewati beberapa sungai kecil di perbatasan dan sebentar lagi harusnya dia sampai di ujung perbatasan.
Dia menoleh kebelakang untuk memastikan bahwa apakah hewan buas tersebut masih mengejarnya, dia melambatkan larinya saat dia merasa bahwa hewan buas tersebut tidak mengikutinya.
"Ahhhh!"
Namun perkiraan nya salah, karena ternyata bahwa hewan tersebut masih mengejarnya. Dengan cepat Dash kembali lagi berlari dengan sekuat tenaganya untuk bisa melarikan diri dari hewan tersebut.
Jalan pintas yang dia lalui tidak mungkin dia lewati kembali karena akan sangat bahaya dan mengulur waktunya jikalau harus menuruni turunan yang terjal itu.
Dash langsung mengubah jalur pulangnya menuju ke sebuah tebing yang tidak terlalu jauh darinya.
"Sumpah, aku tidak mau mati terlebih dahulu! Ini bisa buat aku kaya!" Ujar nya sambil memegangi benda yang dia gembol di tas kain nya sekarang.
Cheetah yang mengejarnya itu semakin lama semakin dekat dan rasanya kurang sedikit hewan buas tersebut bisa meraih kaki Dash Hale.
"Baiklah aku akan pertaruhkan ini!"
Dia melompat dari tebing yang begitu tinggi untuk menghindari serangan dari Hewan Buas yang baru saja mengejarnya, dan hampir merenggut nyawanya.
Dan kali ini ternyata dia berani melompat dari sisi tebing yang agak jauh dengan jalan pintas itu, ternyata Dash memberanikan dirinya untuk melompat ke arah sungai yang lumayan dalam di pemberhentian tebing bukit itu.
"Baiklah semoga aku tidak mati!"
Ucapnya dan setelah itu dia tercebur di sebuah aliran sungai yang begitu tenang namun begitu dalam.
'Byurrr!'
Suara dan percikan air yang tercipta dari terjun bebas yang dia lakukan itu berhasil membuat gaduh dan ramai seketika di area perairan tenang pada tengah malam itu.
Dash menahan nafasnya sekuat mungkin dan menggerakkan kakinya untuk berenang menuju ke atas permukaan air.
"Ahhhh huaahhh!"
Deru nafas yang begitu pendek itu, membuat nya kesulitan untuk menghirup nafas kembali setelah ia sampai di permukaan air.
Dengan cepat dia berenang ke tepi sungai.
Dash langsung merentangkan kedua tangannya dan merebahkan dirinya dengan terlentang di tepi sungai.
"Huahhhhh! Yes!" Teriakannya itu bergema pada tebing yang sekarang berada tepat di depannya.
Matanya tidak berhenti dalam melihat tebing menjulang tinggi yang berada di depannya.
Tidak dia sangka bahwa dia benar-benar melompat dari tebing yang sekarang di ukur menggunakan tangannya. Matanya di tutup sebelah dan kemudian mengukur ketinggian tebing dengan jemari tangannya.
"Huh yeah, kamu hebat Dash!" Teriaknya sekali lagi puas akan pencapaian nya malam ini. Dan dia tersadar bahwa di lompat tadi membawa sebuah benda yang sangat berharga itu. Namun pada waktu sudah berada di tepi sungai benda itu sudah tidak bersama lagi dengannya.
"Hah dimana itu!" Ujar Dash sambil melihat ke sekeliling untuk mencari benda yang ia temukan.
"Itu dia!" Dia langsung berlari ke arah dimana dia melihat bahwa benda yang dia bawa tadi mengapung di permukaan air, dan sekarang hampir hanyut oleh aliran air. Dengan cepat Dash langsung menceburkan dirinya untuk berenang mengambil benda yang dia temukan tadi.
Setelah bersusah payah, benda yang dia temukan tadi di hutan telah berhasil kembali pada dirinya.
"Syukurlah! Bentar lagi aku kaya!" Ucapnya sekali lagi sambil memeluk dan mencium benda yang dia temukan, di hutan tadi.
Tanpa dia ketahui bahwa benda yang dia bawa sekarang adalah Telur Naga Keturunan terakhir.
Dash langsung memutuskan untuk segera pulang karena sudah larut malam, dan mungkin jikalau dia pulang langsung ke rumahnya kakeknya akan sangat marah padanya, karena terlalu larut dalam berburu.
Dan di tambah lagi bahwa dia tidak membawa daging untuk di bawa pulang.
Jadi dia memutuskan untuk tidak pulang ke rumahnya, melainkan dia langsung menuju ke lumbung tempat penyimpanan hasil panen jagung dan umbi-umbian milik kakeknya.
Lumbung tersebut tidak terlalu jauh dari rumahnya, namun di sana juga sudah ada tempat yang biasa Dash gunakan untuk beristirahat. Karena jarang tidur dirumah kalau harus bertemu dengan kakak laki-laki nya karena dia sangat malas kalau harus di goda terus dengan kakaknya.
Dash masuk ke dalam lumbung dan kemudian melepaskan pakaian basah yang masih menempel di tubuhnya.
Dia menjemur baju basahnya di dekat perapian dari tungku yang berada di dalam lumbung tersebut.
Untungnya tempat menjemur pakaian biasanya juga di dalam lumbung yang lumayan luas itu, jadi dia dengan sangat mudah mendapatkan baju ganti untuk dia pakai malam itu.
Setelah selesai berganti, Dash langsung menuju ke benda dari langit yang masih berada di dalam tas kain miliknya.
Dia mengambil nya dan mengeluarkan nya, melihatnya dengan teliti dan kemudian mengocoknya, namun tidak ada bunyi apapun dari dalam benda itu.
"Tadi kok bisa mengapung sih?" Ucap Dash sambil memperhatikan dengan jeli benda yang dia pegang.
"Berat juga kok, harusnya tenggelam! Tapi biar, aku harus istirahat malam ini, dan besok aku akan menjualmu!" Ucapnya sambil mengecup beberapa kali benda berwarna merah lonjong yang sekarang dia gendong itu.
"Besok kita kaya!" Ujar nya sambil memeluk benda yang dia bawa berbaring bersamanya.