Chereads / 了兩個... / Chapter 6 - Perkelahian

Chapter 6 - Perkelahian

"Aku tidak mau tahu, temukan Telur itu sekarang juga atau kalian akan mati" Ucap Lucius dengan nada keras kepada ke tiga prajurit inti.

Mereka bertiga langsung bergegas meninggalkan kerajaan Silex. Dimana Lucius lah yang memimpin di Kerajaan yang dia bangun dan dia beri nama sendiri.

Seperti namanya Silex dalam bahasa Latin adalah Batu Api dimana kerajaan yang di bangun oleh Lucius itu memiliki sebuah tempat khusus yang tidak pernah dia buka untuk siapapun. Kecuali dia menghukum bawahannya yang tidak bisa di atur.

Tempat yang di maksud adalah sebuah ruangan seukuran bola basket yang berada di tengah-tengah kastil, dan di tutupi oleh dinding tebal, karena tempat tersebut memiliki sebuah Batu Api atau lava abadi yang tidak bisa padam. Tepat di depan dari pintu ruangan itu adalah kursi tahta Lucius.

Jadi bagi siapapun yang tidak sependapat dengannya maka dia akan dilemparkan ke ruangan yang dia sebut dengan jurang kematian.

———

Malam itu Dash memutuskan untuk berjalan-jalan menuju ke Bar yang sebelumnya dia datangi. Meskipun dia agak jengkel dengan perkataan dari orang-orang yang merundung nya pagi tadi, namun penasaran nya akan Penunggang Naga itu terus menghantuinya.

Apalagi setelah dia bermimpi bertemu dengan sosok perempuan yang belum pernah dia kenal sebelum nya.

Sebelum berangkat tadi Dash menaruh Benda antik miliknya itu di bawah meja, karena kesal malah mengira bahwa benda tersebut adalah sebuah benda pembawa sial.

Dia menggunakan jubah coklat milik kakeknya untuk menyamar agar tidak terlalu mencolok perhatian, bahwa sebenarnya dirinya masih sangat muda.

Dia masuk ke bar yang begitu ramai pada malam hari, perempuan bayaran pun selalu menawarkan diri ke siapapun yang baru masuk ke dalam Bar.

"Hai tampan, maukah malam ini bersama denganku? 100 Keping koin perak saja" Ucap perempuan yang memakai baju serba terbuka dengan belahan dada yang terbuka juga.

Dash hanya tidak menanggapinya malah membuang wajah langsung darinya.

Matanya melihat ke seluruh sudut ruangan, mencari apakah laki-laki yang di liuk-liukkan sebagai penunggang Naga itu berada di bar itu malam ini.

Setelah mencari di beberapa sudut, akhirnya Dash menemukan nya, dia sedang duduk sendirian sambil menghisap rokok berukuran besar di tangan kanannya.

Dash memutuskan untuk duduk di belakang pas laki-laki itu. Dash memberanikan diri untuk berbisik kepadanya.

"Ceritakan padaku, apakah yang mereka katakan itu benar?" bisik Dash kepada Cendric.

Dengan cepat dia langsung menolehkan pandangannya ke arah anak lelaki tampan, memakai jubah coklat, yang barusan bertanya padanya.

"Hah, kamu.. Ayolah aku sedang tidak ingin bermain-main denganmu, jadi pergilah saja!" Ujarnya membuang muka dari Dash, setelah tahu bahwa yang mengajaknya berbicara adalah bocah laki-laki yang tadi pagi membuat nafsu makannya hilang.

"Ahhh jadi benar ternyata bahwa semua itu hanyalah bualan semata, aku kira kamu adalah seorang yang ahli dalam bertarung juga haha!" Ucap Dash dengan nada yang mengejek kepada Cendric.

Tak lama kemudian Dash bangkit berdiri dan hendak meninggalkan bar.

Baru saja dia berdiri, Tiba-tiba ada beberapa orang yang datang ke meja dimana Cendric duduk. Dash yang hendak pergi langsung memutuskan untuk duduk kembali setelah melihat ada beberapa orang berbadan besar yang datang ke arahnya.

"Wah wah wah, pahlawan kita ternyata sedang berada disini! Bisa keluar sebentar? Karena malam ini kami sewa tempat ini wkwkw!" Ucap Gacius salah satu petarung yang hebat, dan mengakui dirinya adalah keturunan dari bangsa Viking. Dan dari dulu memang hubungan Cendric dan Gacius tidaklah begitu bersahabat sampai sekarang.

"Atau kami akan mengeluarkan mu dengan paksa! Haha!" Ujar teman Gacius yang berada di sebelah kanannya dengan sombong.

Tak lama kemudian Cendric berdiri dan memutuskan untuk pergi dan tidak mau meladeni mereka bertiga. Cendric melewati ketiga orang yang memiliki badan kekar itu dengan tanpa mengucapkan sepatah kata pun keluar dari bibirnya.

"Hei berhenti!" Ucap Gacius dengan nada tinggi.

Cendric berhenti namun tidak menoleh ke arahnya.

"Kurang ajar ya kamu, tidak punya sopan santun, pergi tanpa membawa rokokmu!" Ujar Gacius dengan nada yang masih tinggi, sehingga berhasil menjadi pusat perhatian dari seluruh orang yang berada di dalam Bar.

Namun Cendric tetap diam dan tidak menjawab apa yang di katakan oleh Gacius, dia berjalan dengan perlahan menuju meja nya untuk mengambil rokok yang dia tinggalkan.

Namun pada saat dia melewati Gacius, anak buah Gacius langsung mendorong Cendric dengan kuat hingga dia terjatuh di sebelah meja.

Dash yang melihat kejadian itu hanya bisa diam, dan menantikan apa yang akan terjadi setelah ini.

Cendric masih terdiam pada saat anak buah Gacius mendorongnya.

"Dasar pengecut, sini kalau berani lawan!" Ucap Anak buah Gacius yang mendorong nya barusan.

Cendric tidak menjawab nya dia hanya diam, namun matanya mulai melirik tajam ke arah orang tersebut.

Dengan perlahan dia bisa melihat bahwa anak buah Gacius hendak melayangkan sebuah pukulan padanya, dan dengan cepat Cendric langsung menangkap tangannya dan membanting nya.

Gacius yang melihat hal itu menjadi emosi dan meminta satu lagi anak buahnya untuk ikut menyerang Cendric.

Dan sekarang mereka menjadi tontonan bagi semua orang yang berada di bar tersebut.

Anak buah Gacius yang masih berdiri itu melayangkan tendangan dan pukulan secara bersamaan, namun dengan santai Cendric hanya menyikut punggung laki-laki itu dengan lengannya.

Brak

Hanya satu sikutan langsung membuat laki-laki itu tidak sadarkan diri, setelah terbentur meja dan meja itu patah menjadi dua.

Dash terpukau dengan pertunjukan yang dia lihat sekarang, dia sangat asyik melihat mereka berkelahi.

Dan kali ini giliran Gacius melawan Cendric.

Baru hendak maju dan melayangkan pukulan, Cendric langsung memotong langkah Gacius dan menyikut leher bagian belakangnya. Dan Gacius pun tumbang.

Perkelahian itu selesai hanya dalam waktu tiga menit saja.

(Suara Tepuk Tangan)

"Wowwww!!!"

Dash berdiri dari tempat duduknya dan bertepuk tangan sendiri saat melihat bahwa pertarungan tersebut telah usai.

Dan dia pun menjadi pusat perhatian seluruh orang yang berada bar sekarang.

Cendric hanya melirik nya dengan tajam lalu membuang muka dari Dash.

Dash yang merasa malu untuk ke dua kalinya di dalam bar itu, dengan cepat dia langsung berlari keluar dan segera pulang ke rumah.

"Aduh kok bisa sih aku se tolol itu?" Umpatnya pada dirinya sendiri, setelah sampai rumah dia langsung masuk ke lumbung di tempat kesukaannya untuk beristirahat.

Setelah sampai di lumbung dan duduk di jerami tempat untuknya beristirahat, matanya langsung tertuju ke kotak yang terbuat dari kayu tempat dia menaruh benda miliknya.

Dia terkejut saat melihat bahwa kotak itu telah terbuka dan benda antik tersebut sudah tidak berada di dalam kotak tersebut.

"Aduh dimana benda itu?" Ujarnya panik sambil mencari kesemua sudut ruangan.