Chereads / 了兩個... / Chapter 2 - Berburu Tengah Malam

Chapter 2 - Berburu Tengah Malam

"Kakek aku berangkat dulu yah!"

Ucap Bocah tampan, berbadan tegap dan tidak terlalu kurus, rambut pendek berwarna coklat, dan warna biru muda yang menghiasi matanya, berumur tujuh belas tahun yang bernama Dash Hale. Banyak teman perempuannya yang naksir padanya, namun dia tidak pernah menghiraukan perasaan mereka. Karena dia berjanji pada dirinya sendiri agar menjadi petani yang sukses terlebih dahulu, baru memikirkan tentang perasaan kepada lawan jenisnya.

Kegemarannya adalah berburu di hutan tengah malam, dia tidak memiliki rasa takut sedikitpun pada saat melakukan kegemarannya itu.

Dia hidup hanya bersama dengan kakeknya dan kakak laki-laki nya, karena kedua orang tuanya yang meninggalkan dia sejak dari lahir tidak pernah kembali sampai sekarang. Namun dia tidak pernah bersedih akan hal itu karena Dash Hale adalah salah satu anak yang paling periang.

Kakak laki-lakinya bernama Thomas Hale, dia masih beruntung karena pada waktu di masa kecilnya dia masih bisa merasakan kasih sayang dari kedua orangtuanya. Namun sekarang dia sangat membenci mereka berdua karena telah meninggalkannya bersama dengan adiknya.

Kehidupan sederhana mereka membuat Rasa Bahagia itu tidak pernah pudar dari raut wajah Dash Hale, dengan melihat kakeknya bisa tersenyum di pagi hari itu membuatnya sangat bahagia.

Kakeknya adalah petani kecil yang bercocok ubi dan juga jagung yang berada di halaman depan rumah mereka. Demi mencukupi kebutuhan sehari-hari kakeknya itu dibantu oleh Thomas untuk menjual hasil panen yang setiap hari bisa mereka hasilkan.

Mereka berdua tidak sekolah karena keterbatasan ekonomi, hanya Thomas lah yang pernah merasakan bersekolah selama 5 tahun, namun sekarang dia berhenti untuk membantu kakeknya mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Sayangnya adiknya itu tidak pernah mau membantu untuk menjual hasil panen yang telah mereka panen. Karena menurutnya lebih baik berburu dan mendapatkan daging rusa ataupun kelinci liar daripada ke pasar menjual hasil panen dan membeli beras.

Karena baginya itu adalah sesuatu hal yang sangat membosankan.

Dia selalu berangkat berburu seorang diri tanpa ada yang menemani. Pernah suatu hari dia berburu bersama dengan kakaknya namun tidak mendapatkan satupun hasil buruan sama sekali. Karena di setiap dia hendak memanah, kakaknya selalu mengganggunya sehingga hewan yang hendak dia panah itu kabur.

Dan dari situlah Dash tidak pernah mengajak kakaknya kembali untuk berburu, dan sebenarnya kakaknya memang tidak mau untuk pergi berburu karena itu bukanlah sebuah kegemaran baginya.

Sekarang tujuannya adalah menuju ke sebuah bukit yang berada di balik dari rumahnya. Bukit tersebut lumayan tinggi jadi pendakian yang dilakukan oleh dia sedikit menguras tenaga pada awal perjalanan menuju ke puncak bukit.

Karena setelah hujan jadi cahaya rembulan itu begitu terang menyinari malam hari itu.

"Baiklah Ayo Dash! Kamu pasti bisa sedikit lagi akan mencapai puncak bukit!" Ucapnya menyemangati dirinya sendiri sambil dengan tatapan penuh semangat dia mendaki di jalan pintas yang akan curam.

Bukit yang berada di belakang rumahnya itu termasuk sebuah bukit yang memiliki jalan pintas untuk menuju ke sebuah hutan yang lumayan besar. Di mana di hutan tersebut banyak sekali hewan liar yang masih sangat bisa untuk diburu.

Dan populasi yang paling banyak adalah Rusa dan juga kelinci liar.

Namun ia juga harus berhati-hati karena pada waktu malam hari yang berburu Bukan hanya dia melainkan ada banyak juga seekor cheetah yang berburu di malam hari.

Dash berjalan mengendap-endap di belakang sebuah pohon besar saat melihat ada seekor rusa betina yang sedang berdiri di bawah sinar rembulan yang begitu terang. Dia memfokuskan diri untuk konsentrasi mengintai buruan yang begitu besar saat ini yang berada ada tidak begitu jauh darinya.

Malam ini rasanya aku akan membawa pulang rusa betina yang begitu besar. Batinnya dengan senang sambil tersenyum saat mata kanannya memicing membidik target yang sekarang berada kurang lebih 5 meter darinya.

"Kena kau!"

Panah tersebut langsung melesat ke arah dimana rusa betina itu berdiri, namun belum sampai mengenai jantung dari rusa tersebut, tiba-tiba rusa itu langsung berlari karena menyadari ada sebuah bunyi yang berada disekitarnya.

"Aishhhh meleset!" Umpatnya sambil langsung bergegas untuk berlari mengejar rusa betina tersebut.

"Malam ini aku tidak boleh kelolosan harta karun ku!" Ucapnya sambil berlari dengan kencang mencoba untuk mengejar rusa betina yang rasanya sedang hamil yang berlari agak melambat itu.

Dia berhenti seketika pada saat melihat bahwa rusa itu sekarang sedang berhenti tepat di sebuah lembah yang yang tidak begitu jauh darinya. Dash mengintainya bahwa sekarang rusa itu sedang meminum air yang berada di di lembah tersebut.

Oke baiklah Tenangkan dirimu dan coba fokus sekarang, kamu harus benar-benar bisa mengenai rusa betina itu. Batinnya kepada dirinya sendiri dia mengatur nafasnya mencoba untuk lebih rileks dan berkonsentrasi lagi untuk membidik incaran yang sudah berada di depan mata.

Pada saat dia sudah mulai fokus kembali dan memicingkan mata kanannya untuk membidik rusa betina yang sedang meminum air tersebut, udara dan juga waktu yang berada disekitarnya itu melambat seolah-olah berhenti pada saat dia mulai berkonsentrasi untuk membidik rusa tersebut.

Dia mengambil nafas dengan dalam dan kemudian melepaskan anak panah yang sudah dia bidikan kepada rusa betina tersebut.

'Splashhh'

Namun dia tiba-tiba terkejut pada saat ada sebuah kilatan cahaya berwarna merah begitu terang menyambar ke arah dimana rusa itu berdiri.

Dash terjatuh ke belakang karena ada sebuah terpaan angin yang dihasilkan saat cahaya merah tersebut Terhempas ke tanah.

"Awhh kurang ajar, apa itu!?" lagi-lagi dia mengumpat karena gagal tidak bisa mendapatkan buruannya. Angan-angannya sudah begitu tinggi untuk bisa memakan daging rusa betina itu sirna setelah terjadinya kilat dan merah yang menghantam rusa tersebut.

Dash bangkit berdiri dari jatuhnya dan kemudian memegang punggungnya yang terlihat encok karena dia jatuh ke belakang dengan agak keras.

Pandangannya terhenti ketika melihat sebuah benda yang bersinar berwarna merah terang tepat berada di mana rusa tadi berdiri. Dengan segera dia langsung berlari menuju ke tempat tersebut untuk melihat benda apakah itu yang menyilaukan matanya.

"Wow Benda apakah ini!" Gumamnya pada saat melihat sebuah benda berbentuk lonjong berwarna merah terang bercampur gelap berada tepat di bawahnya sekarang. Benda lonjong tersebut memiliki sebuah ukuran yang lumayan besar dari genggaman tangannya.

Hampir sama ukurannya dengan bola rugby pada zaman dulu. Dia mendekatinya dan kemudian menyentuh benda berwarna merah tersebut yang memiliki sebuah kilauan seperti glitter yang berada di setiap sisi dari lonjong bentuknya.

"Awhh!" Dash terkejut pada saat menyentuh benda tersebut karena ternyata kepulan asap yang berasal dari benda tersebut menandakan bahwa benda lonjong itu panas.

Tanpa basa-basi Dash yang sudah jatuh hati dengan temuannya itu langsung membungkus benda tersebut dan membawa nya pulang.