Aku belum meminta Oliver untuk menjadi host ku, mungkin aku akan menunggu beberapa minggu lagi sampai dia benar-benar tidak sibuk. Namun, pasti akan sulit untuk menentukan tipe idealku. Sebenarnya, aku tidak peduli tentang wajah atau penampilan; yang aku pedulikan hanyalah apa mereka pria dengan kepribadian baik atau tidak. Para host memiliki kepribadian yang berbeda, namun mereka juga mengingatkanku pada Kakakku. Rasanya seperti Max yang dibagi menjadi enam orang. Ini akan menjadi pilihan yang sulit.
***
Bulan April berlalu dengan cepat, begitu juga bulan Mei yang menyisakan seminggu lagi sebelum bulan Juni datang.
Sekarang, aku sedang duduk di seberang si kembar. Meskipun Axel dan aku menjadi teman dekat, tetapi aku jarang bisa melihat si kembar. Yah ... aku berada di Tea Party Club sekarang.
Setalah jam klub selesai, aku berterima kasih kepada si kembar. Waktu bersama mereka terasa menyenangkan, dan kemudian aku kembali ke apartemenku.
Axel masih berada di klub. Dia harus membantu membereskan klub terlebih dahulu sebelum pulang; ditambah, mereka harus berkumpul dan membahas tentang liburan.
Tentu saja, aku juga harus melakukan beberapa persiapan, seperti memilih outfit dan memasukkannya ke dalam koper.
Aku memilih beberapa pakaian yang bisa ku gunakan di sana, lalu melipatnya rapi agar muat di dalam koper; sandal, sepatu, t-shirt, hotpants, piyama, perlengkapan mandi, dan juga buku sketsa yang tidak boleh tertinggal. Sebelum benar-benar menutup koper, aku memeriksanya sekali lagi, memastikan bahwa semua yang ku butuhkan sudah lengkap.
Kalian pasti bertanya-tanya, kenapa aku tidak membawa baju renang? Yah ... jujur saja, aku tidak tahu cara berenang. Dan karena itu juga, aku tidak punya baju renang. Apa gunanya baju renang jika kamu tidak bisa berenang?
Suara ketukan di pintu mengalihkan perhatianku. Aku melirik jam yang menunjukkan pukul tujuh malam, sepertinya itu Axel yang baru pulang dari klub.
Aku menyeret koperku, kemudian aku membuka pintu apartemen dan senyum manis Axel langsung menyambutku.
"Ready to go?" tanyanya.
"Iyaa," jawabku.
Setelah itu, aku melangkah keluar, dan mengunci pintu apartemen dari luar. Lalu, aku mengikuti Axel saat dia menuntunku menyusuri trotoar. Kami berbicara sebentar tentang bagaimana kelas hari ini, dan aku mengajukan pertanyaan kepadanya tentang bagaimana hari-harinya di Tea Party Club tahun lalu.
Dia mengatakan, para host awalnya terlihat aneh. Tiba-tiba saja, mereka mengelilingi Axel, terutama William yang menganggap Axel sebagai 'putrinya' atau lebih tepatnya sebagai 'anak perempuannya' dan memanggil dirinya sendiri sebagai 'Daddy'. Dia juga mengatakan bahwa William akan marah dengan si kembar setiap kali mereka berada di dekat nya atau menggoda Axel.
***