Dia menjawab pertanyaan gadis-gadis itu dengan santai sambil sesekali memuji mereka. Meskipun aku lebih banyak diam saat jam klub berlangsung, tapi aku juga sesekali mengajukan pertanyaan saya sendiri kepada William seperti, "Apa hobimu?" atau, "Sudah berapa lama kamu bermain piano?" Pertanyaan seperti itu akan membantuku untuk mengenal William lebih jauh; selain itu, aku ingin mencari teman sebanyak mungkin di sekolah ini, apa pun jenis kelaminnya.
Setelah kegiatan klub selesai, para gadis itupun berterima kasih kepada para host mereka, dan mulai keluar dari ruangan. Seperti biasa, aku adalah orang yang terakhir keluar; namun, langkahku dihentikan sebelum aku menarik gagang pintu.
Suara William datang dari belakangku, "Ariel?"
Aku berbalik dan menjawab, "Iya, Senior William?"
"Aku hanya ingin mengatakan kalau aku menikmati waktu yang kita habiskan di klub," ujarnya, dia berjalan ke arahku.
"Oh, well ...." Aku tidak yakin harus berkata apa. "Aku juga senang menghabiskan waktu bersamamu, Senior."
Aku mulai tersipu tanpa alasan yang jelas, dan aku yakin William memperhatikanku; namun dia tidak mengatakan apa-apa tentang itu, dan hanya tersenyum manis. "Ngomong-ngomong, terima kasih sudah mampir," katanya, "Dan aku berharap bisa bertemu denganmu besok."
Aku mengangguk mengiyakan, dan kemudian aku mengucapkan selamat tinggal kepada para host lainnya sebelum berbalik dan keluar dari ruangan.
Aku berjalan menyusuri koridor, lalu berjalan keluar dari gedung, dan menuju trotoar yang mengarah ke apartemen. Setelah memasuki kamar, aku merebahkan diriku ke atas tempat tidur. Rasanya benar-benar melelahkan. Hari ketiga berakhir, tetapi aku masih harus menyelesaikan seluruh hari di semester pertama serta kedua dan ketiga. Sekolah pastinya berat.
Meskipun kelelahan, aku tetap menyelesaikan semua tugas-tugasku. Aku mandi dengan cepat, lalu langsung melompat ke tempat tidur dan menarik selimut hingga ke dagu. Aku menghela napas dan diam-diam tersenyum saat mengingat rangkaian kejadian hari ini.
Selain pembelajaran di kelas, aku diundang makan siang oleh ketua Tea Party Club bersama anggota klub lainnya, dan aku bahkan mendapat kesempatan untuk menjadikannya tuan rumahku, saat aku memiliki pilihan lain; Axel dan Oliver. Tentu saja, Oliver sibuk; selain itu, aku juga berhutang kebaikan kepada William. Dia benar-benar perhatian, terutama ketika dia menyentuhku dengan sangat lembut seperti yang dia lakukan, dan itu mengingatkanku pada saat-saat ketika Kakakku mengusap wajahku.
Aku tidak sabar menunggu hari esok, lebih tepatnya besok sore, karena aku ingin segera menghadiri Tea Party Club. Oliver akan menjadi pilihanku berikutnya, tetapi jika dia terlalu sibuk, aku akan memilih Axel.
***
Keesokan harinya, kelas berjalan lancar seperti biasanya. Lalu, aku dan Axel duduk bersama saat makan siang, sementara si kembar mampir untuk mengobrol dengan kami selama beberapa menit. Meskipun aku hanya bisa melihat Axel saat jam makan siang dan saat menjadi Host, namun aku ingin dia yang menjadi host ku sore ini.
Tentu saja, aku tidak yakin apakah
Axel punya klien lain untuk hari ini; tetapi meskipun demikian, kami mungkin bisa mengobrol beberapa saat setelah jam klub.
Sorenya, aku mendapati para gadis yang sudah berkerumun di depan pintu klub. Namun tak lama kemudian, pintu tersebut terbuka, dan aku pun juga mengikuti langkah para kaum hawa yang memakai seragam biru itu.
Klub kembali ke keadaan normal, jadi tidak ada cosplaying kali ini. Aku tidak terlalu peduli apakah para host sedang cosplay atau tidak; selama aku memiliki seseorang untuk diajak bicara, maka aku akan baik-baik saja.
Aku melirik sekilas dari bahuku, dan menemukan Oliver yang sedang mencatat sesuatu di notebook hitam miliknya. Kurasa dia tidak sedang menerima tamu hari ini. Yah, ini adalah minggu pertama dari semester pertama, jadi dia mungkin sedang menghitung profit dan mengatur semuanya sebelum dia menerima tamu dan menjadi host.
Aku sulit menebak kepribadian Oliver. Dia sepertinya meremehkan banyak hal, dan dia juga agak misterius, jadi kurasa itulah sebabnya dia dijuluki dengan "cool-type". Aku berani mengatakan bahwa dia sangat berintelektual, terutama dari cara dia berbicara; jadi, dengan otak jeniusnya, dia bisa dengan mudah meneruskan apa pun yang dimiliki keluarganya. Dia dengan mudah menghitung anggaran, jadi jika keluarganya memiliki bisnis yang berkaitan dengan finansial; dia akan dengan mudah mengatasinya.
Aku mengikuti Axel ke tempatnya, sekali lagi aku menjadi satu-satunya tamu. Well ... Axel adalah Natural-type; ditambah lagi, dia adalah salah anggota baru, jadi tidak mengherankan mengapa dia tidak memiliki banyak tamu hari ini. Sebagian besar gadis yang kulihat menyukai William, sementara si kembar memiliki klien terbanyak kedua. Kupikir mereka bertiga sedang ikut lomba atau semacamnya.
Setelah jam klub berlalu, Axel memintaku tinggal sebentar di sini untuk membicarakan sesuatu denganku. "Begini, Ariel ...." Dia berbicara. Kami sekarang sedang duduk di kursi dekat jendela. "Aku tahu ini baru minggu pertama, dan kamu juga masih beradaptasi dengan sekolah dan Klub ini. Tetapi, keluarga Oliver mengadakan liburan kecil ke pantai yang ada di dekat vila mereka pada bulan Mei. Lebih tepatnya Ke Hawai. Aku penasaran kamu ingin ikut atau tidak."
Aku berpikir sejenak. Aku hanya pernah ke pantai sekali seumur hidup, yang sebenarnya baru dua tahun yang lalu. Itu adalah saat terindah dalam hidupku, berjemur dengan Sheila, dan mengumpulkan gigi hiu saat kami berjalan di pasir.
Tentu saja, tidak semua pantai sama. Beberapa pantai memiliki ombak yang lebih tinggi, sehingga bisa digunakan untuk peselancar, ada juga yang tepi pantainya dipenuhi bebatuan. Setiap pantai berbeda dan memiliki ciri khasnya masing-masing.
Aku menganggukkan kepalaku sebagai jawaban. "Aku akan ikut," kataku. "Lagi pula, aku sudah lama tidak ke pantai."
"Percayalah, kamu akan menyukai pantai pribadi keluarga Oliver di Hawai," ujar Axel.
"Pantai pribadi?" ulang ku. "Wow, kamu bisa membeli apa pun jika kamu kaya!" Pantai pribadi di Hawai terdengar keren!
"Yeah. Oh, ngomong-ngomong, aku ingin tahu apa kamu mau menginap di malam sebelum kita berangkat ke pantai atau tidak!"
"Tentu saja. Hari apa kita akan berkumpul lagi sebelum pergi?"
"Hari Sabtu terakhir di bulan Mei. Senior William akan mengirimkan limusinnya untuk menjemput para host di siang hari, kecuali Oliver. Karena apartemenmu tidak jauh dariku, akan lebih mudah jika kita menginap bersama semalam; ditambah lagi, itu akan menjaga rahasiamu tetap aman."
"Terdengar masuk akal," kataku.
Setelah itu, kami mengobrol banyak hal tentang pantai, sebelum akhirnya aku harus pulang. Aku berterima kasih kepada Axel untuk waktunya sebelum meninggalkan ruang klub. Sekarang setelah aku bertemu setiap host, aku harus mencari tahu tipe mana yang lebih aku sukai.
***