Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Kuhidup Dengan Siapa?

🇮🇩DeeRahma
--
chs / week
--
NOT RATINGS
32.3k
Views
Synopsis
Prahara itu datang tanpa peringatan menghampiri Alisa Kehidupannya berbalik 180 derajat dalam sekejap mata di usianya yang baru menginjak 21 tahun. Segala fasilitas mewah dan segala privilege kandas begitu saja. Ayahnya mengidap penyakit jantung kronis yang membutuhkan biaya besar. Sedangkan perusahaan ayahnya bangkrut. Hutang menumpuk dimana-mana, sehingga rumah tinggal satu-satunya yang terisa harus disita! Ibu dan adiknya belum bisa menerima keadaan masih terjebak dengan gaya hidup mewahnya dan terus berfoya-foya tanpa peduli dengannya maupun sang Ayah yang tergeletak lemah. Dan,, seorang Dosen yang entah karena apa sangat membencinya dan selalu mencari masalah. Namun, ada seorang lelaki yang diam-diam menaruh hati padanya, sahabatnya dari kecil yang selalu ada di saat susah dan senang. Dan seorang wanita cantik yang baru dikenalnya bagaikan Ibu Peri yang turun dari surga, siap membantu semua masalahnya tanpa terkecuali dengan sebuah syarat yang tidak masuk akal bagi Alisa. “Menihkahlah dengan anakku Alisa. Dan aku akan melunasi semuanya dan memberikan kehidupan yang baik untukmu.”
VIEW MORE

Chapter 1 - Mahasiswi ‘Nakal’

Prahara itu datang secara tiba-tiba.

Semua terasa begitu melelahkan.

Kehidupan dibuatnya sangat meresahkan.

Segala daya dan upaya seperti sia-sia.

Tak ada yang berbekas, semua hilang tak bersisa.

Kehidupan ini begitu menyesakkan.

Kadang, memaksakan tersenyum membuatnya rasa lelahnya semakin terasa nyata.

It's Okay, not to be Okay, tanpa perlu memaksakan ini seolah ini baik-baik saja.

***

"ALISA MAHARANI!!! Lagi-lagi kamu tidak mempresentasikan gambar yang kuminta pekan lalu! Lagi-lagi Kamu meremekanku?!" Geram seorang dosen muda dengan mata hitamnya yang berkilat.

Alisa, gadis itu hanya menunduk sambil menghela nafas dan mengatakan maaf.

Baginya percuma menjelaskan panjang lebar alasan dibalik ia tidak menyelesaikan tugas perancangan sesuai dengan permintaan dosen muda yang telah mencuri banyak perhatian para mahasiswi di kampus karena ketampanannya.

Toh apa urusannya si Dosen harus sampai tau permasalahan yang dihadapinya sehingga tidak maksimal dalam mengerjakan tugas kuliahnya.

"Ini kesempatan terakhirmu! Seharusnya kau fokus menyelesaikan project ini daripada harus setiap malam pergi ke diskotik bersama pacarmu!" Dosen muda itupun menutup sesi asistensi bersama Alisa dengan aura dingin. "Jika kau seperti ini lagi, lebih baik segera mengundurkan diri dari kelasku. Aku tidak mau ada mahasiswa yang tidak serius mengikuti perkuliahan." Tandas Dosen itu lagi.

Disaat bersamaan, semua mahasiswi yang mengantre untuk bimbingan ke dosen merekapun mendengar sayup-sayup ucapan terakhir sang dosen yang terbilang setengah berbisik tersebut.

Tak lama kemudian mereka menatap Alisa sambil berbisik-bisik satu sama lain dengan senyum meremehkan karena telah menemukan bahan gosip.

Sebentat lagi sudah bisa dipastikan kalau nama Alisa akan segera melambung tinggi, dari Rektor sampe abang penjual siomay di depan pos kampus akan mengenal Alisa, seorang Mahasiswi dengan tampang polos dari jurusan Arsitektur ternyata suka mengunjungi diskotik dengan pacarnya.

Alisa bangkit dari kursinya setelah mengucapkan terima kasih pada Dosen yang tentu saja diacuhkan dan tidak mendapat sambutan baik karena sang Dosen tidak menatapnya sedikitpun dan malah sibuk dengan laptopnya.

***

"Cih, keliatannya aja sok polos, ternyata mainnya ke Diskotik tiap malam, hahaha."

"Mending gue donk apa adanya, gak sok suci. Hahaha."

Diana salah sahabat dekat Alisa mengepalkan tangannya geram saat mencuri dengar percakapan segerombolan mahasiswi di kantin. Apa-apaan ini? Bahkan belum 24 jam gosip itu sudah menyebar dengan cepat, ckckck.

Dengan muka yang ditekuk. Diana segera mengambil ponsel dan menelpon seseorang, lalu dengan cepat dia berjalan meninggalkan kantin menuju tempat yang baru saja disebutkan oleh lawan bicaranya di telfon.

"Lo baik-baik aja kan?" Ucap Diana setelah bertemu dengan orang yang baru saja ditelponnya

"Baik, kenapa emang?" Jawab Alisa santai

"Lo denger atau tau sesuatu gak sih yang bikin

heboh kampus hari ini?" Tanya Diana.

Alisa mengernyitkan dahi, kemudian tawa lepas keluar dari bibir gadis cantik itu, tak lama kemuadian ekspresi wajahnya berubah masam. "Maksud lo gosip tentang gue? Udahlah biarin, entaran juga redup."

Diana melotot tidak percaya dengan ucapan sahabatnya. "Gue gak ngerti lagi deh sama Lo, kenapa sih Lo bisa santai kayak gini? Ini pencemaran nama baik tau! Ucap Diana setengah berteriak.

"Sssstt." Dengan cepat Alisa menempelkan telunjuk ke bibir sahabatnya agar tidak mengundang perhatian orang disekitar denga suara cempreng Diana.

Diana yang merasa jengkel langsung menepis telunjuk Alisa sebelum menempel sempurna di bibirnya. "Apaan sih, kemaren Lo dipanggil ke kantor KaJur dengan tuduhan kurang ajar sama tuh Dosen muda, terus lo uda dicap mahasiswi gak tau diri sama semua dosen di sini gara-gara lo dikira udah ngeremehin tuh dosen, sekarang lo….." Diana menghentikan kalimatnya, dan tiba-tiba ia memasang ekspresi syok sambil menutup mulutnya. "Jangan bilang kalo gosip ini juga gara-gara dia nuduh Lo yang enggak-enggak lagi? Astaga! Dia Dosen apa anak SMP labil sih?"

Alisa cuma nyengir kuda merespon kata-kata Diana sambil mengangkat kedua bahunya.

"Lo punya dosa apa sih ama dia? Lo pernah nolak dia? Lo pernah permalukan dia?? Doyan banget dia cari masalah ama lo…"

Alisa hanya mengangkat bahu sambil tersenyum, kemudian berdiri meninggalkan Diana yang nyerocos tanpa titik koma sendirian di bangku taman.

"Alisaaaaaaa!!!" Teriaknya, Diana gak habis fikir kenapa sahabatnya dari bangku sekolah menengab itu selalu dapat masalah karna dosen muda di kampus mereka.

Entah mengapa firasat Diana merasa dari awal dosen muda itu sangat membenci Alisa.

Setiap kali dia mereka bertemu pasti ada saja yang dilakukan dosen muda itu untuk menjatuhkan Alisa, dan sampai sekarangpun Alisa dicap sebagai Mahasiswi Nakal juga atas kelakuan dosen tersebut, entah bagaimana awal mulanya hingga terbitlah gosip yang ia tahu samgat tidak mungkin dilakukan oleh Alisa.

"Kenapa sih lo gak ngelawan Lis, kemana Alisa yang kuat, ceria, dan jadi sumber kebahagiaan orang disekitarnya? Gue gak menemukan itu lagi sejak masuk kampus ini Lis" Lirih Diana.

***

Satu lagi hari yang berat bagi Alisa, gadis berumur 21 tahun itu melamun di sebuah restoran cepat saji yang terlihat sepi karena waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam.

Kegiatan melamunnya yang syahdu dibuyarkan oleh seorang pria berperawakan kurus yang menghampirinya dengan membawa tas kertas restoran cepat saji tersebut dan menyerahkannya ke Alisa. Tampak mereka mengobrol sebentar, dan tak lama kemudian Alisa bangkit dari duduknya.

Keluar dari restoran cepat saji itu dan berjalan menuju Diskotik yang berada di dekat restoran tersebut.