Alisa dan Diana berjalan menuju salah satu Cafe di dekat kampus yang nampak sepi setelah jam makan siang berakhir. Mereka memang sengaja memutuskan untuk menunda makan siang demi menghindari banyaknya sorot mata yang menatap dan bisik-bisik kejam dari orang yang mengenal mereka.
Saat akan mendekati pintu cafe, Mata Diana menangkap sosok dua orang Dosen muda yang berhasil menggemparkan hampir seluruh Mahasiswi di kampus ini karena ketampanannya. Terlihat mereka sedang duduk didepan meja salah satu cafe yang sibuk dengan laptop masing-masing sambil sesekali meminum kopinya.
Diana langsung memutar arah dan beralasan untuk mengajak Alisa ke cafe lain agar ia tidak bertemu dengan salah satu dosen muda itu yang sudah sejak lama menjadi Haters sahabatnya ini.
Alisa yang sudah lapar pun menurut saja keinginan Diana.
***
Dari dalam cafe ternyata mata Reygan, Dosen muda sekaligus haters Alisa menangkap sosok yang dibencinya itu dan menatapnya lekat.
"Dia yah orangnya yang lo bilang kapan hari mohon-mohon biar bisa ikut kelas lo lagi? Tanya Angga, teman seangkatan Reygan saat kuliah, yang sekarang menjadi teman seprofesi sebagai Dosen.
Reygan hanya tersenyum sinis "Kata-katanya gak bisa dipercaya emang. Baru Kemaren mohon-mohon ke gue pakai bawa-bawa orang tuanya. Ternyata malemnya bukannya ngerjain tugas yg keteteran malah main ama bule."
"Namanya juga anak muda." Kata Angga yang sambil tertawa.
Saat bersamaan ponsel Reygan berdering. Tampak dia mengiyakan semua perintah dari si penelfon itu. Lo pergi dulu aja ke reuni, nanti gue nyusul. Gue mau jemput nyokap dulu yang ada disekitaran sini, maag sopirnya kambuh, jadi gak bisa lanjut jalan." Ucap Reygan sambil bersiap mematikan laptopnya.
***
Karena cafe lain jaraknya cukup jauh dan mereka sudah kelaparan, akhirnya Alisa dan Diana memutuskan untuk mampir ke salah satu minimarket terlebih dahulu untuk mengganjal perut mereka dengan roti.
"Abis ini rencana lo apa Lis?" Tanya Diana saat mereka mengatre di kasir sambil membawa roti dan air mineral.
"Ke rumah sakit dulu mungkin." Abis gitu gue mau menemui seseorang buat nyelesein masalah ini, mumpung ini jatah gue Libur kerja." Jawab Alisa.
Antrian di depan mereka tiba-tiba terhenti cukup lama. Terlihat perempuan cantik paruh baya yang akan membayar belanjaan yang dilihat Alisa adalah obat maag, roti, dan air mineral. Ibu cantik tersebut kebingungan karena kasir tidak bisa menerima transaksi kartu kredit pada pembelanjaan di bawah Rp. 100.000, sedangkan ibu tersebut sedang tidak membawa uang tunai dan kartu debit untuk tarik ATM.
"Mbak, tolong usahakan donk, saya terburu-buru karena tiba-tiba supir saya maagnya kambuh saat perjalanan, dan saya tidak ada uang tunai." ibu tersebut mencoba menyakinkan kasir.
"Maaf ibu, tidak bisa. Sahut kasir tersebut.
"Maaf, kalau boleh tahu berapa mbak totalnya?" Tiba-tiba Alisa mendekati ibu itu dan bertanya pada kasir.
"Total semuanya Rp 45.000 mbak." Jawab kasir tersebut
"Ini" ucap Alisa sambil menyerahkan uang Rp 50.000 terakhirnya di dompet. Kemudian dia menyerahkan roti miliknya dan diana ke keasir untuk dihitung, dan menambahkan lagi selembar uang terakhirnya di dompet untuk membayar semuanya.
"Lo gila Lis! Itu duit terakhir lo!" Bisik Diana yang tidak sengaja didengar oleh ibu yang ditolong oleh Alisa.
Alisa cuma tersenyum sambil menyikut pinggang Diana agar tidak berbicara lagi.
"Nak, terimakasih banyak ya sudah meminjamkan uang, tunggu sebentar di sini ya, saya akan ke mobil untuk menyerahkan obat ini dulu ke supir saya. Nanti tolong catatkan nomor HP kamu di sini ya, nanti akan saya ganti uang kamu." Ucap ibu itu sambil menyerahkan selembar kertas memo kecil dan pena dari dalam tasnya.
"Tidak usah bu, sebaiknya ibu segera memberikan ini kepada sopir Ibu agar dapat segera sembuh." Ucap Alisa sopan.
"Tolong catatkan saja ya nomor HP kamu di sini, saya akan segera kembali" Ucap ibu itu lagi dengan memaksa Alisa menerima kertas dan pena miliknya.
Sepeninggal ibu itu, Alisa menitipkan kertas dan pena tersebut di kasir tanpa menorehkan garis setitikpun di atasnya untuk diserahkan kepada ibu tersebut saat kembali. "Padahal kan dia bisa beli apa kek gitu biar belanjanya lebih dari seratus ribu, jadi bisa gesek. Lo gak liat apa gayanya uda bisa dipastiin ibu-ibu sosialita, belom lagi nih penanya pena mahal" Ucap Diana kesal.
Alisa tertawa melihat temannya yang kesal. "Ibu itu panik mungkin Di, makanya gak kepikiran buat ngelakuin itu. Udah ah, gue laper nih, dan uda jam segini juga" ucap Alisa
Diana melihat jam tangannya , setelah itu mereka langsung bergegas keluar dari minimarket menuju Mobil Diana.
Ibu cantik paruh baya tersebut kembali masuk ke dalam dan tidak menemukan Alisa, saat bertanya ke kasir, ibu tersebut sangat kecewa karena Alisa tidak menuliskan Nomor ponselnya di sana.