Sudah hampir lima menit Alisa menatap layar ponselnya sambil sesekali memejamkan mata dan nampak berfikir. Dibukanya aplikasi chat di HPnya dan mengetikkan nama "kak David". Seketika itu munculah foto profil pria tampan blesteran Indonesia-Belanda itu di layar ponsel pintarnya.
Alisa mulai mengetikkan sesuatu, tapi tak lama kemudian dia menghapusnya. Berulang ulang dia melakukannya sampai ponselnya tiba-tiba berbunyi dan tertera nama Ibu Ambar di sana.
Dengan cepat dia mengangkat panggilan dari sahabat papanya.
Tampak Alisa tersenyum dan anggukan tercipta dari kepalanya sebelum akhirnya ia menutup telpon.
Segera dihapus pesan yang sudah diketikkan untuk David dan bergegas keluar dari kelasnya.
***
Saat sudah menemukan Mobil bi Ambar berada di parkiran kampusnya, Alisa bergegas mengahmpiri mobil mewah itu dan masuk kedalamnya. Tak lupa dia meraih tangan bu Ambar dan menciumnya sambil mengucap salam.
Tak lama kemudian mobil mewah tersebit melesat meninggalkan kampus.
"Gimana kabar hari ini Alisa?" Tanya ibu Ambar.
"Baik Tante. Tante bagaimana?" Tanya Alisa balik
"Tante segar bugar, sehat walafiat hari ini karna akan bertemu denganmua." Jawab bu Ambar sengan gaya lebainya yang menimpulkan tawa di bibir Alisa.
"Tante sudah mendengar semua apa yang terjadi pada keluargamu. Tante ikut prihatin. Maafkan tante karena telah merepotkanmu tempo hari dengan membayar semua belanjaan tante waktu itu. Padahal kamu sendiri sedang dirundung banyak masalah." Ucap Ambar.
Alisa tersenyum mendengarnya. "Tante, sudah jangan diungkit-ungkit lagi hal yang tidak seberap itu. Alisa iklas melakukannya." Ucap Alisa lembut. "Papa pernah bilang ke Alisa. Seburuk apapun masalahmu, apapun kondisimu, kalo ada yang butuh bantuan maka bantulah semampumu. Dengan itulah kamu akan menemukan sensasi senang saat bisa berbagi kebahagiaan dan merasa bermanfaat untuk orang lain. Dan Tuhan akan melakukan bagianNya untuk menciptakan keajaiban."
Ambar terharu mendengar penuturan Alisa. Betapa kuatnya gadis yang ada dihadapannya ini, dan tanpa terasa iapun menitikkan air mata.
Alisa mulai panik melihat air mata turun membsahi pipi Bu Ambar. Dengan cepat, dia mengambil tissue yang ada di balik kantong jok mobil dan memberikannya kepda Ambar.
"Tante baik-baik saja? Maafkan Alisa jika kata-kata Alisa membuat tante sedih." Ucapnya sambil menggenggam tangan ibu Ambar.
Bu Ambar mengisyaratkan supirnya untuk berhenti di restoran terdekat. Setelah itu dia mengajak Alisa makan sambil melanjutkan obrolam mereka sebelum melanjutkan perjalanan ke rumah sakit.
***
"Tante tidak Apa-apa? Maafkan Alisa ya jika salah dalam berkata-kata. Alisa tidak bermaksud…" Ucap Alisa dengan wajah sendunya setelah mereka memesan makanan pada seorang pelayan restoran.
Ambar tersenyum manis "Tidak sayang, Alisa tidak salah. Tante cuma tersentuh dengan apa yang dikatakan Alisa tadi. Benar, Saati ini Tuhan sedang menciptakan keajaiban. Sebuah keajaiban bagi tante bertemu denganmu." Ucapnya sambil menahan air mata yang akan lolos di pipinya lagi.
"Sayang, jika kamu butuh bantuan jangan sungkan-sungkan untuk bilang pada tante. Kamu tahu, tante sangat berhutang nyawa pada papamu dulu. Dia menyelamatkan tante sebelum jatuh ke jurang yang dalam saat camping sekolah."
Bagaikan menemukan Oase di tengah gurun pasir. Alisa, menatap lekat pada bu Ambar.
Pikirannya berkecamuk, apakah sopan jika menceritakan tentang masalah rumahnya yang akan di sita pada bu Ambar. Apakah sopan jika ia meminta bantuan bu Ambar untuk meminjamkan uang padanya.
"Alisa sayang, apapun masalahmu, berbagilah dengan tante, tante siap membantu apapun itu." Ucap bu Ambar meyakinkan Alisa Seolah dia tau apa yang ada didalam pikiran gadis itu.
Alisa menarik nafas dalam. Dan tiba-tiba semua yang dipendamnya selama ini ditumpahkan dalam bentuk cerita pada bu Ambar.
Setelah menceritakan itu semua, Alisa merasa sedikit bebannya terangkat.
"Alisa, tante bersedia membantumu untuk menebur rumah itu.
Bahkan tante juga akan membangkitkan perusahaan ayahmu kembali." Ucap bu Ambar
"Terimakasih tante. Saya tidak tidak tau bagaimana cara membalas semua kebaikan tante. Dan Alisa janji akan melunasi semua itu suatu saat nanti." Ucap Alisa sambil menangis.
"No, kamu tidak perlu melunasinya. Cukup dengan satu syarat" ucap Ambar sambil tersenyum lebar. Ia tahu Alisa akan menolak bantuannya jika tidak ada syarat apapun. Bahkan gadis itu saja sudah bersikeras ingin melunasi, padahal bantuannya diterimapun belum.
"Syarat? Syarat apa itu tante? Alisa janji akan bekerja keras untuk memenuhi syaratnya" Alisa berbinar antusias. Yang ada dalam pikirannya adalah bu Ambar mengijinkan dia bekerja di perusahaan raksasa miliknya dan gajinya akan sipotong untuk membayar hutangnya pada bu Ambar."
Bu Ambar tesenyum misterius sebelum melanjutkan syaratnya. Sedangkan Alisa terlihat sudah tidak sabar mendengar syarat dari bu Ambar.
"Jadilah anakku Alisa. menikahlah dengan putraku. Aku akan membebaskan semua aset Papamu." Ucap Ambar sambil tersenyum senang.
Bagai tersambar petir. Alisa membelakkan matanya dan menutup mulutnya dengan telapak tangannya.
"