"Baiklah Alisa, pikirkan baik-baik penawaran tante. Nanti hubungi tante yah jika kamu sudah memutuskan." Ucap bu Ambar sebelum beliau pergi meninggalkan rumah sakit.
"Ada apa Alisa? Dari tadi melamun" Alisa terjingkat kaget dengan ucapan Papanya.
"Ah bukan apa-apa pa. Alisa cuma pusing mikirin konsep untuk tugas." Jawabnya sambil nyengir. Oya pa, Sudah jam empat, Alisa pamit kerja dulu ya. Nanti Alisa ke sini lagi sepulang kerja.
"Istirahatlah Alisa. Biarkan papa sendiri di sini. Ada suster yang akan siap sedia jika papa butuh sesuatu." Sahut Yuhan saat melihat kantung mata anakny semakin jelas.
"Baik pa, besok Alisa akan kembali lagi."
***
Sesampainya di resto ponsel Alisa berdering, terpampang dengan jelas siapa yamg memanggil nomornya. Telpon dari pihak Bank! Tanpa berlama-lama Alisa mengangkatnya. Terbaca dengan jelas kelegaan di wajahnya setelah mengakhiri telepi. Tersebut.
Permintaan Alisa untuk keringanan disetujui. Alisa diberi waktu tambahan selama 30hari untuk membayar semua hutang. Tantu saja Alisa senang karena mendapat waktu tambahan untuk berfikir dan berusaha bagaiaman cara melunasi semua hutang-hutang ayahnya.
Tiba-tiba dia teringat kembali syarat dari bu Ambar untuk menikah dengan anaknya.
Apakah anaknya kurang menarik sehingga bu Ambar sampai menjodohkan anaknya? Atau mungkin anaknya punya kelainan? Tidak-tidak bukan itu yang mengganggu Alisa. Dia hanya memikirkan jika dia menerima tawaran bu Ambar, yang ditakutkan adalah anak bu Ambar tidak mau menerima dia. Tapi dia sudah tidak ingin lagi-lagi merepotkan David. Dan di tau Perusahaan ayah Diana juga dalam masa-masa sulit, jadi dia tidak mau menambah beban kelurga Diana lagi.
Satu-satunya harapan adalah Bu Ambar yang dapat membantunya dengan Syarat yang tidak masuk akal baginya.
Andaikan bu Ambar memintanya bekerja, pastilah langsung disanggupi oleh Alisa.
***
"Lis, biasa…" teriakan Tomi membuyarkan lamunan Alisa, dan dia bergegas mengambil bungkusan dari tangan tomi dan meninggalkan resto.
Sepanjang jalan Alisa masih disibukkan dengan pikirannya yang berkecamuk. Tanpa sadar dia sudah ada di depan diskotik. Langkah Alisa langsung memasuki pelataran diskotik dan langsung menuju pintu samping.
Tiba-tiba.. Bruuuughh!!! Alisa terjatuh dan dengan cepat dia mencari benda yg tadi menghalangi langkahnya hingga ia tersandung.
"Kamu!!! Teriaknya kaget ternyata bukan benda yang berhasil menyandungnya. Melainkan kaki seseorang yang bediri menantang di belakangnya sekarang. Shely si selebgram kampus dan teman-temannya.
"Wah bener ternyata cewek sok polos ini ke sini sesering itu. Ckckc gila, gue aja member di sini gak sanggup kalo sesering itu keluarin duit buat seneng-seneng di sini." Ucap Shely pedas yang diikuti twa riu teman-temannya.
"Jangan-jangan dia morotin tuh bule di Video Shel" sahut salah satu teman shely lantang mengundang perhatian pra pengunjug yang lain yang mulai berdatangan.
"Haha" Shely tertawa renyah bersama teman lainnya. "Jangan dia simpenan itu Bule. Ataauuu…"
Belum selesai Shely melanjutkan perkataannya, Alisa mengulurkan tangan untuk menampar Shely. Namun sayangnya dicegah oleh salah satu teman Shely dengan tang saat ini sedang mengenggam tangan Alisa dan balik menamparnya.
"Berani lo ama gue!" Teriak Shely sambil melotot, tangannya sudah hampir mendarat di Pipi Alisa, namun tiba-tiba satu tangan besar dan kekar menghalangi dan menghempaskan tangan Shely ke udara, sedangkan tangan satunya lagi ia gunakan untuk menarik pinggang Alisa yang sekarang sudah berada dalam dekapannya.
Alisa yang kaget spontan menoleh ke arah orang yang mendekapnya. David!
Sejenak Shely dan teman-temannya terpesona dengan apa yang ada di hadapan mereka sekarang. Salah satu Makhluk sempurna ciptaan Tuhan berada di depan mereka sambil memeluk dan menenangkan Alisa.
"Ada apa ini ribut-ribut?!" Ucap David memecah kesuyian yang timbul. Setelah mendapat laporan dari security kalau ada yajg mengganggu Alisa, David langsung berlari keluar ruangan kebesarannya sambil mengeraskan rahangnya.
Shely yang terhenyak kaget dengan suara David yang cenderung membentaknya itupun tersadar dari keterpesonaannya pada Pria bule itu.
"Oh ternyata ini pacar bulenya. Kok mau sih sama dia? Hahaha" ucap Shely tidak punya sopan.
"Maaf nona nona, saya tidak suka ada keributan di sini, sekarang silahkan pergi!" Usir David.
"Cih siapa Elo ngusir-ngusir kami? Kami itu member premium di diskotik ini" bukan Shely namanya kalo mudah dihadapi.
"Baiklah, mulai besok nama-nama kalian akan terhapus dari sana dan jangan pernah injakkan kaki kalian ke sini lagi." Ucap David geram
"Hahahaah. Lo pikir gue takut ama gertakan sambel macam itu? Inget ya, gue Shely Gunawan, bisa ngehancurin dalam sekejap elo elo yang bikim gue muak!" Bentak Shely.
"Oh ya? Kalo begitu perkenalkan, saya David Lewis. Dan asal kalian tau, dalam waktu kurang dari semalam, saya bisa merubah kehidupan gemerlap kalian menjadi seorang Gembel di jalanan." Ucapnya tegas.
Saat Shely hendak membalas perkataan David, salah satu temannya menepuk pundak Shely sambil menunjukkanayar ponselnya yang terdapat biodata David di salah satu situs internet.
Shely langsung tercengang dan spontan dia melangkahkan kakinya mundur dengan mulut menganga dan mata dengan sorot ketakutan.
"Sampai saya tahu kalin berbuat macam-macam dengan gadis ini dimanapun dia berada, itu akan menjadi tugas saya untuk membuat kalian menyesal seumur HIDUP! Sekarang pergi, dan jangan pernah injakkan kaki di tempat ini!" Ujar David dingin. "Pastikan wajah-wajah mereka tidak pernah kutemui lagi di sini. Pastikan juga mereka tidak akan selamat jika berani mengganggu Alisa lagi! sekarang, bawa mereka pergi!" Perintah David pada seluruh bodyguard bersegam hitam yang berjajar mengitari David dan Alisa. Setelah memberikan komando, Ia langsung membawa Alisa masuk ke dalam ruangannya tanpa memperdulikan tatapan kagum dan iri dari beberapa pengunjung diskotik yang mendapatkan tontonan gratis akibat keributan yang ditimbulkan Shely.
Tak perlu basa-basi para bodyguard itupun langsung mengusir Shely dan keenam temannya dari pelataran diskotik.
"Sial! Dia punya pacar yang berkuasa!" Runtuk Shely dalam hati "Awas saja Lo Lis. Gue akan bikin Lo menderita di kampus"